BNPB Imbau Warga Sumut Tetap Waspada Usai Gempa Magnitudo 6,7
Merdeka.com - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Suharyanto mengimbau masyarakat yang berada di Sumatera Utara tetap waspada terhadap potensi gempa bumi. Namun, dia mengingatkan untuk tidak panik dan takut.
Hal ini disampaikannya usai gempa bumi dengan magnitudo 6,7 mengguncang wilayah pantai Nias Selatan, Sumatera Utara pada pukul 04.09 WIB.
"Dengan terjadinya gempa ini tetap harus waspada tapi tidak panik dan takut," katanya dalam konferensi pers, Senin (14/3).
-
Siapa yang menyerahkan bantuan untuk korban di Sumatera Selatan? Usai pelaksanaan upacara, Pj Gubernur Bahtiar bersama Pangdam XIV Hasanuddin Mayjen TNI Totok Imam Santosa, menyerahkan bantuan untuk korban bencana sosial.
-
Bagaimana mitigasi bencana di Sumut? Salah satu aspek utama dari mitigasi bencana adalah identifikasi risiko dan kerentanannya. Ini melibatkan pemahaman mendalam tentang potensi bencana yang mungkin terjadi di suatu wilayah, seperti gempa bumi, banjir atau badai.Dengan memahami risiko ini, pihak terkait dapat merancang langkah-langkah konkret untuk mengurangi dampak potensial dan meminimalkan kerugian yang mungkin terjadi.
-
Bagaimana cara warga mengantisipasi bencana? Warga diminta update informasi Untuk mengantisipasi dampak besar, BMKG kemudian meminta masyarakat agar sering-sering mengupdate informasi, untuk patokan beraktivitas di luar rumah.
-
Siapa yang minta bantuan dana untuk bencana Sumbar? Gubernur Sumatera Barat (Sumbar) Mahyeldi meminta bantuan dana Rp1,5 triliun untuk penanganan bencana alam banjir bandang di daerahnya.
-
Apa saja yang harus ada di dalam tas siaga bencana? Tas ini harus mencakup barang-barang yang mendukung kelangsungan hidup Anda dan keluarga, seperti makanan, air, dan peralatan medis dasar.
-
Bagaimana cara memohon perlindungan dari bencana? Bacaan doa selamat dari bencana dan ujian hidup berikut ini bisa kita lantunkan;اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ سَلَامَةً فِي الدِّينِ وَعَافِيَةً فِي الْجَسَدِ وَزِيَادَةً فِي الْعِلْمِ وَبَرَكَةً فِي الرِّزْقِ وَتَوْبَةً قَبْلَ الْمَوْتِ وَرَحْمَةً عِنْدَ الْمَوْتِ وَمَغْفِرَةً بَعْدَ الْمَوْتِ
Dia meminta masyarakat yang sedang melakukan aktivitas di dalam ruangan untuk memperhatikan dan mencari jalur-jalur evakuasi mudah saat gempa terjadi. Berdasarkan pengalaman, korban jiwa terjadi bukan karena gempa, melainkan akibat bangunan ambruk menimpa masyarakat atau orang yang beraktivitas di dalamnya.
Selain itu, Suharyanto berpesan agar kelompok masyarakat menunjuk pemimpin yang dapat membantu mencari tempat pengungsian aman. Tak kalah penting, masyarakat harus menyiapkan kebutuhan pribadi seperti makanan, obat-obatan, hingga senter untuk digunakan paling sedikit tiga hari.
"Ingat, berdasarkan pengalaman gempa sebelumnya tentu saja terjadinya gempa bagi masyarakat terdampak membutuhkan tempat pengungsian," ujarnya.
Dia juga berpesan kepada pemerintah daerah maupun TNI-Polri. Dia meminta aparat TNI-Polri segera turun untuk membantu masyarakat yang terdampak gempa tersebut.
"Kemudian, kami mohon juga para pimpinan daerah segera turun langsung memimpin aksi-aksi penanganan gempa dan menerapkan rencana kontinjensi yang telah dibuat," ucapnya.
Suharyanto mengatakan segera mengirim tim ke Sumatera Utara untuk melihat secara pasti dampak gempa bumi dengan magnitudo 6,7. Baik dampak korban jiwa, infrastruktur, maupun fasilitas umum. Menurutnya, penetapan status tanggap darurat akan ditentukan berdasarkan asesmen situasi di lapangan.
"Tim dari BNPB juga akan terus melakukan pendampingan kepada pemerintah daerah, masyarakat di sana. Kami pastikan negara, pemerintah pusat akan hadir pada kesempatan pertama dan memastikan kebutuhan dasar terdampak terpenuhi secara maksimal," tutupnya.
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melaporkan terjadi gempa bumi tektonik di wilayah Pantai Selatan, Nias Selatan, Sumatera Utara hari ini pukul 04.09 WIB. Hasil analisis menunjukkan, gempa ini memiliki parameter magnitudo 6,7.
Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 0,71 derajat lintang selatan dan 98,50 derajat bujur timur atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 6 kilometer arah selatan Hibala, Nias Selatan, Sumatera Utara. Kedalaman pusat gempa 25 kilometer dari permukaan bumi.
"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman pusat gempanya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas subduksi lempeng atau yang dikenal dengan nama megathrust," jelas Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati.
Hasil analisis sumber menunjukkan bahwa gempa yang terjadi memiliki mekanisme pergerakan naik atau thrust fault. Gempa bumi ini berdampak dan dirasakan di daerah Padang, Siberut, Nias Selatan, dan Gunung Sitoli dengan skala intensitas IV MMI yaitu dirasakan oleh banyak orang di dalam rumah.
Kemudian juga dirasakan di Padang Panjang, Bukittinggi, Pasaman Barat, Tuapejat, Pariaman dengan skala intensitas III MMI atau getaran dirasakan nyata di dalam rumah. Terasa seakan-akan ada truk yang berlalu.
Selain itu, getaran gempa dirasakan pula di Dhamasraya, Payakumbuh, Kerinci, Tapanuli Selatan, Pesisir Selatan, Batusangkar, Padang Pariaman, Solok dengan skala intensitas II MMI yang artinya getaran dirasakan beberapa orang dan benda-benda ringan yang bergantung bergoyang.
"Dari hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini meskipun lokasinya ada di dasar laut tetapi tidak berpotensi tsunami," tegasnya.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemerintah Kabupaten Gresik menetapkan status tanggap darurat bencana selama 21 hari terkait gempa di perairan Tuban atau lebih dekat dengan Kepulauan Bawean.
Baca SelengkapnyaSuharyanto juga memberikan bantuan secara simbolis kepada para warga yang terdampak gempa.
Baca SelengkapnyaKorban Gempa di Sumedang akan Ditempatkan di Tenda Darurat
Baca SelengkapnyaBupati Bandung Dadang Supriatna langsung bergerak cepat dengan turun langsung ke lapangan untuk meninjau korban gempa.
Baca SelengkapnyaRatusan pasien terpaksa dievakuasi untuk memastikan bangunan rumah sakit aman dihuni pasca gempa.
Baca Selengkapnya700 Unit rumah rusak dampak gempa tersebut dan 82 orang mengalami luka berat dan luka ringan.
Baca SelengkapnyaBNPB mencatat korban meninggal dunia akibat banjir lahar dingin dan longsor yang menerjang 6 kabupaten dan kota di Sumatera Barat bertambah menjadi 50 orang.
Baca SelengkapnyaMenurut Ganjar, diperlukan penataan kawasan rawan bencana dengan memastikan tata ruang yang kokoh.
Baca Selengkapnya248 rumah rusak dan 456 warga harus mengungsi, akibat gempa Sumedang
Baca SelengkapnyaGempa susulan masih terus terjadi di perairan Tuban Utara atau dekat Kepulauan Bawean
Baca SelengkapnyaBNPB Pastikan Relokasi Rumah Rusak Berat akibat Banjir Lahar di Sumbar
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi menyebut negara memberikan anggaran pencarian itu batasnya enam hari, setelah itu ditanggung BNPB.
Baca Selengkapnya