BNPB Ingatkan Tiga Potensi Bencana Besar di Lampung
Merdeka.com - Direktorat Pemetaan dan Risiko Bencana Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut wilayah Lampung setidaknya memiliki tiga potensi risiko yang dapat memicu bencana alam. Ketiga potensi itu yakni aktivitas Gunung Anak Krakatau, Sesar Sunda, dan sesar atau patahan aktif di darat.
Aktivitas erupsi Gunung Anak Krakatau masih terjadi. Statusnya berada pada Level III atau Siaga.
Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Pemetaan dan Risiko Bencana Abdul Muhari menjelaskan, aktivitas Gunung Anak Krakatau yang terakhir telah memicu tsunami Selat Sunda pada 2018. Total korban pada saat itu mencapai 430 jiwa.
-
Apa saja jenis bencana alam di Indonesia? Berikut kami rangkum apa saja macam-macam bencana alam dan penyebabnya yang umum terjadi. Daftar Macam-Macam Bencana Alam dan Penyebabnya 1. Tanah Longsor
-
Dimana saja daerah rawan bencana di Banten? Warga diminta waspada akan kondisi ini. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengatakan jika di Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Lebak, Banten masuk kategori daerah prakiraan hujan lebat.
-
Apa saja bencana yang mungkin terjadi? Adapun kejadian itu berdampak pada munculnya longsor, guguran bebatuan atau erosi tanah dalam skala menengah, lalu peningkatan volume air sungai dan timbulnya banjir.
-
Bencana apa yang diantisipasi oleh BPBD Banyumas? Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, menyiapkan langkah antisipasi bencana hidrometeorologi seperti tanah longsor dan banjir karena BMKG memprakirakan wilayah itu memasuki awal musim hujan pada dasarian ketiga bulan Oktober.
-
Kenapa Indonesia sering alami bencana alam? Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempeng dunia yaitu lempeng Eurasia, lempeng Pasifik, dan lempeng Australia yang bergerak saling menumbuk.
-
Dimana zona bahaya bencana di Sumut? Identifikasi dan penentuan zona-zona bahaya bencana seperti gempa bumi, banjir, atau letusan gunung berapi. Ini membantu dalam perencanaan perkotaan dan pengembangan yang meminimalkan risiko terhadap bencana.
Berdasarkan catatan sejarah, Krakatau pernah meletus pada 1883 dan kekuatan letusannya setara dengan empat kali lipat Tsar Bomba, yakni bom nuklir terkuat yang pernah diuji coba Rusia di Pasifik. Bom nuklir itu 3.000 kali lebih kuat dari bom atom yang pernah dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki, Jepang pada 1945.
"Krakatau empat kali Tsar Bomba ini," jelas Abdul Muhari dalam keterangan tulis, Sabtu (20/3).
Letusan Krakatau pada masa itu menyebabkan terjadinya lontaran material 41 kilometer kubik yang bisa membuat bukit buatan dengan ketinggian 300 meter.
Peristiwa tersebut juga memicu tsunami dengan ketinggian 9-36 meter. Lontaran sulfurnya mencapai lapisan stratosfer dan terbawa hingga ke wilayah Eropa sehingga menyebabkan perubahan iklim.
Potensi ancaman kedua adalah adanya Sesar Sunda yang berada di selatan Lampung dan Pulau Jawa bagian barat. Menurut hasil kajian Muhari bersama tim, segmen Sesar Sunda dapat melepaskan energi hingga 9 magnitudo.
Dalam pemodelan yang dilakukan, pelepasan maksimal energi itu juga dapat memicu terjadinya gelombang tsunami dengan ketinggian hingga 8-10 meter. "Ini estimasi yang paling besar dari kemungkinan potensi energi yang ada. Tentunya ini bukan akan bersifat menakut-nakuti, tidak. Tetapi potensi itu ada dan kejadiannya di selatan Jawa bagian barat, mengalami pengulangan dengan bukti-bukti geologi yang ada," jelas Muhari.
Kemudian untuk sesar yang dapat memicu gempa darat, Muhari menjelaskan bahwa ada beberapa sesar aktif yang dapat melepaskan energi dan memicu gempa dengan skala estimasi magnitudo 6,9 hingga 7,3. Adapun sesar tersebut terbagi menjadi beberapa bagian yakni: Sesar Enggano, Kumering Selatan, Kumering Utara, Barumun, Ujung Kulon, Semangko Timur, Semangko Barat, Semangko Graben.
Menurut catatan Muhari, Sesar Semangko Barat diduga menjadi pemicu terjadinya peristiwa gempa bumi Liwa yang menyebabkan sedikitnya 196 jiwa menjadi korban dan kurang lebih 2.000 lainnya mengalami luka-luka. "Semangko Barat itu segmen yang mungkin menjadi penggerak gempa Liwa yang terjadi pada 1994. Liwa termasuk aktif, dua kali 1993 dan 1994," jelas Muhari.
Reporter: Yopi Makdori (Liputan6.com).
(mdk/yan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
BMKG mencatat selama periode tersebut lebih dari 35 kali gempa dangkal yang berpusat di daratan Sumatera Barat dengan rata-rata berkekuatan 3 magnitudo.
Baca SelengkapnyaBPBD Provinsi Jakarta mengungkapkan tiga sumber ancaman gempa di Jakarta
Baca SelengkapnyaPimpinan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengungkapkan adanya potensi bahaya bencana banjir lahar dingin Gunung Ibu di Halmahera Barat.
Baca SelengkapnyaBRIN menyebut sesar-sesar aktif yang besar tersebut berada di kota-kota yang sangat penting.
Baca SelengkapnyaDari gempa bumi hingga banjir, bencana alam telah menjadi ancaman konstan bagi manusia sepanjang peradaban.
Baca SelengkapnyaTerdapat 15 titik di Selat Sunda yang perlu diwaspadai terkait potensi munculnya gelombang tinggi.
Baca SelengkapnyaKetahui zona wilayah megathrust di Indonesia yang berpotensi terjadinya gempa bumi serta Tsunami berskala besar.
Baca SelengkapnyaIndonesia bagian tengah dan timur mayoritas masih akan diguyur hujan dengan intensitas sedang hingga deras pada Agustus
Baca SelengkapnyaKetiga wilayah tersebut memiliki jarak paling dekat dengan pertemuan lempeng subduksi yang dapat memicu gempa berkekuatan tinggi.
Baca SelengkapnyaWarga dilarang beraktivitas dalam radius 5 km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).
Baca SelengkapnyaDaryono mengatakan, gempa besar pada dua megathrust di Indonesia tinggal menunggu waktu.
Baca SelengkapnyaPotensi gempa ini harus diwaspadai masyarakat maupun pemerintah untuk menghindari risiko besar dampak dari kejadian bencana tersebut.
Baca Selengkapnya