BNPB: Kapan Covid-19 Selesai, Tergantung Kita
Merdeka.com - Kepala Pusat Pengendalian Operasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Bambang Surya Putra, menegaskan selesainya Covid-19 sangat bergantung pada sikap Indonesia sendiri dalam menghadapinya. Ini menjawab pertanyaan soal kapan Indonesia bebas dari Covid-19.
"Ini semuanya tergantung dari kita, kemudian bagaimana kita bisa bersatu bersama-sama masyarakat pemerintah, kemudian dunia usaha dan sebagaimana untuk bisa bersama-sama lawan Covid-19 ini," ujar dia, Rabu (13/5).
Dia mengatakan, memang ada berbagai prediksi dan permodelan Covid-19 yang telah dibuat. Ada prediksi yang kemudian mengatakan, bahwa penyebaran Covid-19 diprediksi melandai bahkan menurun di Juni 2020.
-
Kapan kasus Covid-19 meningkat? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Kenapa kasus Covid-19 naik? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Apa dampak pandemi Covid-19? Pandemi Covid-19 mengubah tatanan kesehatan dan ekonomi di Indonesia dan dunia. Penanganan khusus untuk menjaga keseimbangan dampak kesehatan akibat Covid-19 serta memulihkan ekonomi harus dijalankan.
-
Kapan gelombang puncak Covid-19 di Indonesia? Data Satgas Penanganan Covid-19 mencatat ada dua kali gelombang puncak yang menghantam Indonesia selama kurun 3 tahun terakhir ini.Gelombang pertama pada 15 Juli 2021 akibat varian Delta dengan rata-rata laporan positif harian 16.041 kasus, dan 16 Februari 2022 oleh varian Omicron sebanyak 18.138 kasus.
-
Kenapa Covid Pirola dikhawatirkan? Varian baru virus corona bernama Pirola tengah menimbulkan kekhawatiran di seluruh dunia. Varian BA.2.86, yang dijuluki 'Pirola', adalah varian baru Omicron yang bermutasi dan memicu lonjakan kasus baru. Pirola memiliki lebih dari 30 mutasi penting, menurut Scott Roberts, spesialis penyakit menular Yale Medicine dikutip dari Al-Jazeera.
-
Siapa yang khawatir tentang kemungkinan pandemi berikutnya? Salah satu orang terkaya dunia, Bill Gates telah mengingatkan publik selama beberapa dekade terakhir mengenai sejumlah ancaman serius. Dia menyebutkan bahwa bencana iklim hingga kemungkinan serangan siber besar akan menjadi ancaman serius bagi umat manusia di bumi, tetapi itu bukan yang utama. Dia menyebut, ada dua ancaman terbesar yang mengkhawatirkan Bill Gates. Kedua ancaman terbesar tersebut adalah kemungkinan terjadinya perang besar akibat ketidakstabilan global saat ini dan kemungkinan pandemi berikutnya dalam 25 tahun ke depan.
"Kalau dari berbagai permodelan University of Singapore, WHO, atau sebagainya itu boleh jadi diprediksikan kalau kita bisa mempertahankan PSBB ini dengan baik Juni atau hampir awal Juni sudah mulai menurun ya untuk kemudian kita bisa mulai membuka keran aktivitas ekonomi supaya bisa melaksanakan menggeliat sesuai dengan protokol kesehatan," ungkapnya.
Namun yang paling penting, tegas dia, yakni kesediaan masyarakat untuk mematuhi PSBB, melaksanakan imbauan jaga jarak, dan langkah-langkah mencegah penyebaran Covid-19.
Di sisi lain, pemerintah tidak mengendorkan pengawasan. Tentu harus dipahami bahwa masyarakat tentu bosan juga terus-terusan tinggal di rumah. Bahkan tidak tertutup kemungkinan ada orang yang mulai menganggap enteng Covid-19. Juga mengabaikan anjuran pemerintah. Karena itu peran pemerintah untuk mengawasi, memberi peringatan dan edukasi sangat penting.
"Dengan posisi seperti itu kalau di daerah atau di dalam pelaksanaan PSB ini kendor tentunya bisa terjadi kontraproduktif dengan apa yang kita harapkan," tegas Bambang.
Karena itu, semua pihak, termasuk masyarakat mesti sadar betul akan perannya dalam upaya memutus mata rantai Covid-19. "Supaya protokol kesehatan akan terus kita laksanakan bersama sama sampai betul-betul dinyatakan bahwa Indonesia sudah bebas dari Covid-19 ataupun ditemukan vaksinnya," paparnya.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bahkan, muncul narasi menyatakan bahwa virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 tidak ada.
Baca SelengkapnyaInformasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca SelengkapnyaAhli epidemiologi molekuler membuat heboh dengan pernyataan muncul gelombang pandemi 2.0.
Baca SelengkapnyaMasyarakat diminta lakukan pola hidup bersih dan sehat
Baca SelengkapnyaMasyarakat juga diminta segera melengkapi vaksinasi Covid-19, khususnya pada kelompok berisiko.
Baca SelengkapnyaPeningkatan kasus Covid-19 terlihat di Depok, Jawa Barat, dan sejumlah wilayah lainnya.
Baca SelengkapnyaSaat ini hujan masuk secara gradual ke wilayah Indonesia yang terjadi karena La Nina sudah mulai aktif kembali alam kategori lemah.
Baca SelengkapnyaBudi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca SelengkapnyaTerjadi lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia menjelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
Baca SelengkapnyaUntuk mengantisipasi ini, Hadi mengatakan, pihaknya sudah menyiapkan teknologi modifikasi cuaca.
Baca SelengkapnyaAdapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
Baca SelengkapnyaImbauan ini untuk mencegah lonjakan kasus Covid-19 jelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
Baca Selengkapnya