BNPB Pastikan Tidak Ada Gunung Api dalam Keadaan Awas Selama Mudik 2019
Merdeka.com - Deputi Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Wisnu Widjaja, memastikan kondisi gunung api tidak ada dalam posisi awas. Hal itu terkait ancaman bencana geologi selama Mudik 2019.
"Untuk ancaman bencana geologi untuk gunung api sudah tidak ada yang posisi awas," ujarnya di Graha BNPB, Jakarta Timur, Jumat (31/5).
Wisnu hanya mengimbau, supaya masyarakat tidak berada dalam radius bahaya yang telah ditetapkan. Misalnya, di Gunung Agung telah ditetapkan tidak ada yang masuk dalam radius 4 Km.
-
Kenapa pantangan di Gunung Guntur harus dipatuhi? Konon jika ini dilanggar, pendaki akan langsung linglung dan tersesat. Pendakian dipastikan gagal untuk sampai ke puncak.
-
Bagaimana agar pendaki tidak mendekati pohon bonsai? Agar aman, pohon saat ini telah diberi pembatas mulai dari police line sampai tali agar pendaki tidak mengunjunginya karena sangat berbahaya.
-
Bagaimana cara menghindari tersesat di Gunung Lawu? Saat mendengar suara-suara aneh, para pendaki wajib waspada dan tidak boleh terpencar supaya tidak tersesat.
-
Gimana cara orang menghindari musibah di Rebo Wekasan? Dalam pelaksanaannya, setiap daerah memiliki cara atau tradisi yang berbeda-beda.
-
Kenapa beduk di Masjid Kampung Naga tidak boleh ditabuh sembarangan? Berdasarkan keterangan masyarakat setempat, beduk ini tak bisa dipukul sembarangan atau serupa dengan beduk-beduk di masjid lain.Ketika salat maghrib dan isya akan dibunyikan bergantian antara kentongan dan beduk. Lalu untuk salat subuh, zuhur, dan ashar, hanya beduknya saja. Sementara saat salat Jumat, penabuhan dilakukan antara kentongan dan beduk, dengan jarak yang cukup jauh.
-
Kenapa pendaki dilarang memakai baju merah atau hijau di Gunung Merbabu? Kerajaan itu diyakini punya dua kelompok pasukan, yaitu pasukan berseragam merah dan pasukan berseragam hijau. Oleh karena itu, para pendaki dilarang memakai pasukan merah ataupun pasukan hijau. Jika larangan ini dilanggar sangat dikhawatirkan akan mengalami hal-hal yang tidak diinginkan.
"Walaupun ada yang nekat masuk ke sana, itu sangat berbahaya. Kita bisa selamat beberapa kali di situ puluhan kali, ribuan kali, tapi petaka hanya sekali terjadi. Kita tidak tahu kapan terjadi. Makanya ikuti saja apa yang sudah kita buat dari tim kebencanaan ini," imbaunya.
Kendati demikian, Wisnu bilang, imbauan itu tak harus membuat masyarakat khawatir berwisata. Selama wisatawan berada dalam radius yang aman.
Dia menyarankan masyarakat dan wisatawan mengenali resiko di daerah yang disambangi.
"Saya sekali lagi mengimbau kepada masyarakat kenali ancaman di wilayah tersebut kalau anda masuk di suatu daerah yang asing," kata Wisnu.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Saat ini letusan eksplosif masih tetap berlangsung dengan jangkauan lontaran lava dominan masih di sekitar area kawah.
Baca SelengkapnyaDi Kabupaten Banyumas terdapat beberapa desa yang berjarak cukup dekat dengan puncak Gunung Slamet.
Baca SelengkapnyaGunung Ibu dalam level IV atau awas, dengan rekomendasi wilayah radius 4 kilometer harus dikosongkan dari seluruh aktivitas warga.
Baca SelengkapnyaJarak luncuran awan panas tidak diketahui dikarenakan visual Gunung Semeru tertutup kabut.
Baca SelengkapnyaJarak pantai Anyer ke Gunung Anak Krakatau 45-50 Km, dan radius tidak aman akibat erupsi berada di 5 Km
Baca SelengkapnyaGunung Raung erupsi, kolom abu setinggi 2.000 meter, warga diimbau tidak beraktivitas dalam radius 3 km.
Baca SelengkapnyaMasyarakat sekitar atau wisatawan diminta tidak mendekati kawasan Gunung Rokatenda.
Baca Selengkapnya