BNPB: Seluruh Elemen Masyarakat Dilibatkan Tanggulangi Bencana
Merdeka.com - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Ganip Warsito mengatakan seluruh elemen masyarakat perlu dilibatkan dalam penanggulangan bencana.
“Seluruh elemen masyarakat perlu diberdayakan dan dilibatkan dalam penanggulangan bencana,” ujarnya dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Selasa (28/9).
Ke depan, kata dia, tantangan menghadapi berkaitan dengan manajemen bencana akan terus berguna, mengingat Indonesia masuk kawasan rawan bencana dengan dilalui dua lempeng aktif dan masuk zona cincin api.
-
Apa saja jenis bencana alam di Indonesia? Berikut kami rangkum apa saja macam-macam bencana alam dan penyebabnya yang umum terjadi. Daftar Macam-Macam Bencana Alam dan Penyebabnya 1. Tanah Longsor
-
Kenapa Indonesia sering alami bencana alam? Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempeng dunia yaitu lempeng Eurasia, lempeng Pasifik, dan lempeng Australia yang bergerak saling menumbuk.
-
Dimana saja daerah rawan bencana di Banten? Warga diminta waspada akan kondisi ini. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengatakan jika di Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Lebak, Banten masuk kategori daerah prakiraan hujan lebat.
-
Kenapa Indonesia rawan gempa? Indonesia berada dalam batas 3 lempeng tektonik besar, yaitu: lempeng India-Australia, Eurasia, dan Pasifik.
-
Apa saja bencana yang mungkin terjadi? Adapun kejadian itu berdampak pada munculnya longsor, guguran bebatuan atau erosi tanah dalam skala menengah, lalu peningkatan volume air sungai dan timbulnya banjir.
-
Kenapa mitigasi bencana penting? Pentingnya mitigasi terletak pada upaya membangun ketahanan masyarakat dan infrastruktur terhadap ancaman bencana. Melalui konsep ini, mitigasi berfungsi sebagai investasi jangka panjang untuk melindungi investasi dan sumber daya manusia.
Melalui Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat), BNPB memberikan pelatihan dasar manajemen bencana dan pengendalian operasi pencarian dan pertolongan bagi para relawan Badan Penanggulangan Bencana (Baguna) tingkat provinsi, kabupaten/kota di seluruh Indonesia melalui metode "hybrid learning".
Penyelenggaraan pelatihan itu juga melibatkan peran serta dan sinergi antara BNPB dan Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (BNPP) serta Baguna PDIP.
Pelatihan diikuti para relawan selama empat hari tersebut, mulai Selasa (28/9) hingga Jumat (1/10). Acara pembukaan pelatihan dihadiri Ketua Umum PDIP Megawati Sukarnoputri secara daring.
Menurut dia, selain dapat memupuk persatuan dan kesatuan, pelatihan dasar manajemen bencana tersebut juga penting karena meningkatkan kompetensi, pengetahuan, dan keterampilan dalam penanggulangan bencana.
“Pelatihan ini sangat penting, karena bertujuan untuk meningkatkan kompetensi, baik dalam bidang pengetahuan, keterampilan dan sikap Baguna dalam penanggulangan bencana pada masa pandemi COVID-19,” katanya.
Ia mengatakan kondisi geografis diikuti dengan pertumbuhan penduduk mendorong perlunya seluruh komponen masyarakat dilibatkan dalam penanggulangan bencana.
"Tantangan penanggulangan bencana yang dihadapi bangsa Indonesia akan terus terjadi di masa depan. Indonesia berada di wilayah kawasan rawan bencana dan kondisi ini akan terus berulang di tengah pertumbuhan jumlah penduduk,” katanya.
Hingga saat ini, katanya, keberadaan relawan Baguna dirasakan oleh masyarakat, khususnya dalam kaitan penanggulangan bencana yang meliputi aspek sosialisasi, mitigasi, dan kesiapsiagaan.
Ia mengatakan penanggulangan bencana tidak dapat dilakukan oleh pemerintah saja melainkan perlu ada kolaborasi antarlintas komponen pentaheliks.
Ia berharap, pelatihan tersebut meningkatkan pengetahuan dan kapasitas para relawan Baguna sehingga menjadi agen penanggulangan bencana untuk masyarakat di seluruh Indonesia.
"Saya sangat berharap seluruh peserta pelatihan dapat mengikuti seluruh agenda pelatihan agar dapat meningkatkan kemampuan dalam pengelolaan bencana pengendalian operasi dan mengurangi kerentanan sekaligus meningkatkan kapasitas masyarakat dan pemerintah dalam penanggulangan bencana,” katanya.
Pada kesempatan itu, Ganip juga mengucapkan terima kasih kepada Presiden Ke-5 RI Megawati yang telah menginisiasi lahirnya BNPB dengan tiga fungsi, yakni komando, koordinator, dan pelaksana, sebagaimana tertuang dalam UU Nomor 24 Tahun 2007.
“Kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya atas kepedulian, peran dan inisiasi Ibu (Megawati Soekarnoputri, red.) dalam pembentukan undang-undang penanggulangan bencana sekaligus dalam pembentukan BNPB pada 2008,” ujarnya.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dari gempa bumi hingga banjir, bencana alam telah menjadi ancaman konstan bagi manusia sepanjang peradaban.
Baca SelengkapnyaBRI mengintensifkan upaya mitigasi dan respons cepat terhadap dampak bencana.
Baca SelengkapnyaBMKG mencatat bahwa di Indonesia terdapat banyak potensi gempa akibat pergerakan lempeng di zona megathrust.
Baca SelengkapnyaBNPB mencatat empat titik di Riau terjadi kebakaran hutan dan lahan.
Baca SelengkapnyaSuharyanto menerangkan, kesiapsiagaan tersebut dilatarbelakangi prediksi oleh para ilmuan dan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
Baca SelengkapnyaPenting untuk mewaspadai risiko gempa megathrust yang terjadi di Indonesia.
Baca SelengkapnyaPenting untuk membuat mitigasi bencana gunung meletus yang efektif.
Baca SelengkapnyaMuhadjir meminta Pemko, Pemkab, Pemrov, TNI, Polri serta masyarakat jangan asal mengartikan bencana tersebut sembarangan
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi mengakui adanya tekanan dari sektor energi khususnya tambang
Baca SelengkapnyaTerdapat 15 segmen megathrus di Indonesia. Masing-masing segmen punya sejarah kegempaannya masing-masing
Baca SelengkapnyaPenjelasan Menteri Risma terkait penanganan bencana di Indonesia mendapatkan pujian di Forum OECD Perancis.
Baca SelengkapnyaIndonesia bagian tengah dan timur mayoritas masih akan diguyur hujan dengan intensitas sedang hingga deras pada Agustus
Baca Selengkapnya