Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

BNPT Deteksi Jaringan Teroris Terus Bergerak di Indonesia

BNPT Deteksi Jaringan Teroris Terus Bergerak di Indonesia Kepala BNPT Boy Rafli Amar. ©istimewa

Merdeka.com - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mendeteksi sejumlah kelompok teroris terus melakukan pergerakan di Indonesia. Mereka terindikasi masih menyebarkan paham radikal di Tanah Air.

"Masih ada beberapa kelompok jaringan terorisme yang terus terindikasi melakukan upaya-upaya penyebarluasan radikalisasi," kata Kepala BNPT Komjen Pol Boy Rafli Amar saat saat jumpa pers di Kantor BNPT Jakarta, Selasa (28/12).

Sekurangnya ada enam kelompok yang masih aktif melakukan pergerakannya, yakni: Jamaah Islamiyah (JI), Jamaah Ansharut Daulah (JAD), Jamaah Ansharut Khilafah (JAK), Jamaah Ansharusy Syariah (JAS), Negara Islam Indonesia (NII), Mujahidin Indonesia Timur (MIT).

Orang lain juga bertanya?

"Jadi tentunya kita terus melakukan kontraradikalisasi sekaligus memperluas jaringan edukasi kepada masyarakat," tuturnya.

Ini Aktivitas Tiap Kelompok Teroris

Dalam presentasinya, Boy turut memperlihatkan perkembangan jaringan teror nasional, seperti Jamaah Islamiyah (JI) yang hingga kini belum menentukan pimpinan kelompok. Mereka masih menunjuk para koordinator wilayah untuk mengembangkan struktur di wilayah masing-masing. Selain itu, beberapa bidang struktur markaziah juga telah dinonaktifkan.

Kemudian kelompok Jamaah Ansharul Khilafah (JAK) saat ini terpecah menjadi dua kelompok, yaitu JAK pimpinan Arham alias Abu Hilya yang fokus pada pengembangan Rumah Quran Imam Ahmad dan badan amal.

Kemudian, kelompok kedua adalah JAK pimpinan Suherman yang fokus pada pengelolaan Baitul Mal Watanwil dalam memberikan santunan terhadap janda -janda yang ditinggalkan anggota JAK yang berjihad.

Selanjutnya, kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD) terpantau saat ini pergerakan mereka bersifat ke daerah dan aktif di media sosial untuk melakukan propaganda. Selanjutnya mereka juga melakukan pengembangan jamaah melalui pembangunan pondok pesantren yang terafiliasi dengan jaringan JAD.

Lalu, Jamaah Ansharusy Syariah (JAS) yang diestimasikan kegiatannya terpusat di Jawa Barat dan Jawa Tengah. Pergerakan kelompok ini terfokus kepada kegiatan politik dan bergabung dengan kelompok kelompok intoleran, seperti FPI.

Sedangkan Negara Islam Indonesia (NII) pergerakannya fokus dalam bidang dakwah, penguatan wilayah ekonomi, dan penegakan syariat Islam. Proses rekrutmen yang dilakukan saat ini dilakukan melalui tiga tahapan yaitu: (1) perekrutan awal (2) pembinaan anggota baru, (3) pengkaderan anggota NII.

Sementara untuk kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) sendiri merupakan organisasi teroris yang dipimpin Ali Kalora yang telah tewas ketika kerap melancarkan serangannya di Poso, Sulawesi Tengah

Saat ini hanya tersisa empat anggota MIT Poso yang masuk dalam DPO, yaitu Askar alias Jaid alias Pak Guru, Nae alias Galuh alias Muklas, Suhardin alias Hasan Pranata, dan Ahmad Gazali alias Ahmad Panjang.

Densus 88 Amankan 364 Terduga Teroris

Lebih lanjut untuk data penindakan BNPT mencatat, sepanjang Januari hingga Desember 2021, Densus 88 Antiteror Polri telah melakukan penindakan terhadap 364 orang yang diduga kuat terlibat jaringan terorisme.

Rinciannya, pemeriksaan dan penyidikan sebanyak 332 orang, dilimpahkan pada pidana umum sebanyak 3 orang, meninggal dunia 13 orang, dan dipulangkan 16 orang.

"Berdasarkan afiliasi kelompok teror, 178 orang di antaranya terafiliasi dengan kelompok JT, 154 orang terafiliasi JAD, 16 orang terafiliasi MIT, dan 16 lainnya terafiliasi FPI," jelas Boy.

Bantahan Jamaah Ansharu Syariah

Terpisah, melalui keterangan tertulis, Amir Jamaah Ansharu Syariah (JAS) Ustaz Mochammad Achwan mengatakan, hingga saat ini pihaknya belum pernah menerima BNPT untuk dialog atau melakukan penelitian tentang pemikiran atau gerakan yang dilakukan JAS. Menurutnya, pernyataan tersebut berdasarkan stigmatisasi.

Dia menyayangkan tuduhan yang dilayangkan kepada JAS sebagai kelompok teroris. "JAS bukan organisasi teroris dan menolak dikategorikan organisasi teroris karena JAS juga menolak segala bentuk terorisme," tegas Mochammad Achwan.

Dia melanjutkan, dalam AD/ART juga dijelaskan tidak ada kegiatan yang berkaitan dengan tindak pidana terorisme. Menurutnya, segala kegiatan yang dilakukan selama ini jauh dari unsur kekerasan atau ancaman kekerasan yang menimbulkan teror dan rasa takut di masyarakat.

"JAS selama ini berperan aktif memerangi paham ekstrim dan mengarah ke terorisme. Kewajiban untuk menasehati sesama muslim agar tak terjerumus dalam pemahaman yang keliru dan ekstrim yang menjurus ke terorisme," jelasnya. (mdk/yan)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
BNPT Bongkar Pola Serangan Terorisme di Indonesia, Lewat Gerakan Bawah Tanah Secara Sistematis
BNPT Bongkar Pola Serangan Terorisme di Indonesia, Lewat Gerakan Bawah Tanah Secara Sistematis

Hal tersebut disampaikan Rycko usai mengikuti peringatan tragedi kemanusiaan Bom Bali di Ground Zero atau Tugu Peringatan Bom Bali.

Baca Selengkapnya
Jelang Pemilu 2024, BNPT Diminta Tetap Waspada Ancaman Terorisme
Jelang Pemilu 2024, BNPT Diminta Tetap Waspada Ancaman Terorisme

Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menyebut aksi teror di Indonesia terus menurun sejak tahun 2018.

Baca Selengkapnya
Sepanjang 2023, Kepala BNPT: 148 Teroris Ditangkap
Sepanjang 2023, Kepala BNPT: 148 Teroris Ditangkap

Penangkapan teroris itu berjalan linier dengan menurunnya aksi terorisme di Indonesia.

Baca Selengkapnya
Polisi Tangkap 8 Terduga Teroris Jaringan NII, Ada yang Berperan Siapkan Pasukan Militer
Polisi Tangkap 8 Terduga Teroris Jaringan NII, Ada yang Berperan Siapkan Pasukan Militer

Sebagian besar dari mereka ditangkap di daerah Sumatera Barat (Sumbar).

Baca Selengkapnya
Tiga Terduga Teroris Ditangkap di Jateng Jaringan Anshor Daulah
Tiga Terduga Teroris Ditangkap di Jateng Jaringan Anshor Daulah

Ketiga terduga teroris ditangkap berinisial BI, ST dan SQ.

Baca Selengkapnya
Pemerintah Diingatkan Harus Lebih Tegas Tangani Kelompok Anti-Pancasila
Pemerintah Diingatkan Harus Lebih Tegas Tangani Kelompok Anti-Pancasila

Organisasi kelompok anti-Pancasila sudah dibubarkan, tapi sel-sel mereka masih terus bergerak di bawah tanah.

Baca Selengkapnya
Densus 88 Ungkap Peran Tangkapan Baru Teroris Jaringan Solo Raya dan Banten
Densus 88 Ungkap Peran Tangkapan Baru Teroris Jaringan Solo Raya dan Banten

Densus 88 juga berhasil menangkap satu tersangka teroris lainnya inisial NK yang diduga terafiliasi kelompok Jaringan Anshor Daulah (JAD) di Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya
Densus 88 Kembali Tangkap 2 Terduga Teroris di Lombok NTB
Densus 88 Kembali Tangkap 2 Terduga Teroris di Lombok NTB

Sampai saat ini penyidik masih memeriksa keduanya secara intensif.

Baca Selengkapnya
Waspadai Gerakan Kelompok Terlarang, Buat Kegiatan Tarik Generasi Muda
Waspadai Gerakan Kelompok Terlarang, Buat Kegiatan Tarik Generasi Muda

Masyarakat dan Pemerintah diharapkan memiliki kewaspadaan yang tinggi terhadap gerakan kelompok terlarang.

Baca Selengkapnya
Kapolri Minta Jajarannya Waspada Bangkitnya Teroris Imbas Konflik Israel-Palestina
Kapolri Minta Jajarannya Waspada Bangkitnya Teroris Imbas Konflik Israel-Palestina

"Dampak perang Israel-Palestina tentunya juga membangkitkan sel-sel yang terafiliasi dengan teroris,

Baca Selengkapnya
Momentum 14 Tahun BNPT, Gelorakan Generasi Moderat Anti-Kekerasan Menuju Indonesia Emas 2045
Momentum 14 Tahun BNPT, Gelorakan Generasi Moderat Anti-Kekerasan Menuju Indonesia Emas 2045

Perlunya pemanfaatan artificial intelligence (AI) untuk menyebarkan pesan toleransi dan moderasi beragama.

Baca Selengkapnya
Pegawai KAI Teroris Simpatisan ISIS Bergerak Sendiri Menyebarkan Propaganda di Media Sosial
Pegawai KAI Teroris Simpatisan ISIS Bergerak Sendiri Menyebarkan Propaganda di Media Sosial

Salah satu simpatisan ISIS bergerak sendiri adalah DE, karyawan BUMN yang ditangkap Densus 88 Antiteror Polri.

Baca Selengkapnya