BNPT: Mahasiswa baru harus benar-benar waspada dengan paham radikalisme
Merdeka.com - Penyebaran radikalisme dan terorisme di lingkungan kampus sudah sangat memprihatinkan. Karena itu berbagai upaya pencegahan harus dilakukan untuk membersihkan kampus dari radikalisme dan terorisme. Salah satunya dengan membekali mahasiswa baru dengan wawasan kebangsaan.
"Adik-adik mahasiswa baru harus benar-benar waspada dengan paham radikalisme negatif yang bisa merusak persatuan bangsa Indonesia. Sebagai generasi muda, mahasiswa baru menjadi target yang rentan," kata Kepala BNPT Komjen Suhardi Alius dalam keterangannya, Selasa (14/8).
Suhardi memberi kuliah umum kepada 4.000 mahasiswa baru Institut Pertanian Bogor (IPB) di Gedung Graha Widya Wisuda, IPB, Bogor, Selasa (14/8). Kuliah umum itu adalah rangkaian dari kegiatan Masa Pengenalan Kampus Mahasiswa Baru angkatan 55 Tahun 2018.
-
Bagaimana cara mencegah terorisme di Indonesia? Di Hari Peringatan dan Penghargaan Korban terorisme ini, Anda bisa membagikan cara mencegah radikalisme di media sosial. Hal ini penting dilakukan agar tindakan terorisme bisa diminimalisir atau dihilangkan.
-
Apa yang membuat kampus heboh? Udinus jadi heboh karena Azizah Salsha dan Pratama Arhan mampir.
-
Apa tuntutan mahasiswa saat itu? Lahirlah apa yang dinamakan TRITURA. Tritura atau Tri Tuntutan Rakyat 1. Bubarkan PKI dan ormas-ormasnya 2. Rombak Kabinet Dwikora 3. Turunkan Harga-Harga
-
Gimana caranya anak kuliah menjaga kesehatan mental? Anak kuliahan sebaiknya memahami batasan kemampuan mereka dan belajar mengelola stres dengan baik. Olahraga, meditasi, dan mengatur waktu dengan bijak adalah cara-cara yang efektif untuk menjaga kesehatan mental.
-
Bagaimana mahasiswa berperan dalam menjaga kondusivitas Pemilu? “Saya minta mahasiswa berperan, jangan baperan. Keamanan adalah kesepakatan, bukan kebutuhan. Mari kita berfikir dan berperasaan yang positif,“ ujarnya.
-
Siapa yang mengajak mahasiswa untuk menjaga kondusivitas pemilu? Bupati Ipuk mengajak mahasiswa agar berkontribusi positif dalam menyosialisasikan informasi yang benar dan bermanfaat.
Pada kesempatan itu, Suhardi memaparkan secara gamblang tentang ancaman dan pola-pola penyebaran terorisme, terutama yang menyasar generasi muda. Juga membekali para mahasiswa baru dengan wawasan kebangsaan dan nasionalisme.
Selain para mahasiswa, lanjut mantan Kapolda Jabar ini, manajemen di masing-masing lingkungan perguruan tinggi harus memiliki pola penanganan khusus dalam pencegahan radikalisme yang berkonotasi negatif agar tidak mudah masuk dan menyebar di lingkungan kampus. Apalagi kampus adalah lembaga yang digunakan untuk mendidik para generasi muda calon-calon generasi penerus bangsa.
"Kita persiapkan mereka supaya tidak tercemar kepada paham yang tidak baik karena mereka adalah generasi muda penerus bangsa Indonesia. Kita harus jaga mereka dan kita memberikan masukan-masukan bagaimana cara menghindarinya," ungkap Suhardi
Ia juga mengimbau para mahasiswa baru agar jangan takut untuk melaporkan kegiatan atau aktivitas mencurigakan yang mengarah ke radikalisme atau intoleransi kepada pihak kampus. Ini penting karena pencegahan lebih dini bisa dilakukan bila mahasiswa ikut proaktif menangkal penyebaran radikalisme dan terorisme ini.
Rektor IPB, Arif Satria sangat menyadari bahaya radikalisme yang mengancam lingkungan kampus. Baginya, mahasiswa baru berpotensi tinggi yang menjadi market dalam penyebaran paham radikal dan terorisme.
"Oleh karena itu, kami mengundang kepala BNPT untuk memberikan kuliah kepada mahasiswa yang baru masuk bukan mahasiswa yang sudah mau lulus karena ini adalah kelompok mahasiswa yang potensial dan agak rentan," ujar Arif.
Bagi Arif, kerja sama yang dibangun antara IPB dan BNPT ini menjadi salah satu upaya menyelamatkan generasi muda dari radikalisme dan terorisme. Menurutnya, terorisme adalah kejahatan yang tidak dapat dilawan sendiri. Butuh kerja sama antara pihak pemerintah dan pihak lainnya untuk membasmi bibit terorisme di Bumi Pertiwi.
"Ini adalah tanggung jawab kita bersama karena kelompok yang terindikasi radikal itu adalah kelompok yang sangat kecil jumlahnya namun bisa punya pengaruh yang cukup besar. Oleh karena itu kita harus bersama-sama selamatkan lingkungan kampus dari paham paham tersebut," ungkap Rektor IPB periode 2017-2022 ini.
Arif berharap kerja sama yang dibangun antara IPB dan BNPT dapat menyelamatkan generasi muda khususnya mahasiswa IPB dari radikalisme dan terorisme.
Selain kuliah umum di IPB, belakangan ini BNPT terus melakukan sosialisasi pencegahan paham terorisme di universitas-universitas lainnya, di antaranya Universitas Andalas, Universitas Negeri Padang, serta di hadapan rektor-rektor Perguruan Tinggi Swasta se-Jawa Tengah.
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemkot Madiun disarankan memiliki penguatan pencegahan paham radikal dan terorisme demi keamanan kota tersebut
Baca SelengkapnyaPancasila menjadi penting dibumikan khususnya bagi para generasi muda guna mencegah intoleransi
Baca SelengkapnyaBerbagai program itu hadir untuk mewadahi generasi muda agar tidak terjadi kekosongan pengetahuan.
Baca SelengkapnyaPergerakan kelompok itu dicurigai dimotori pihak lama yang sudah dilarang oleh Pemerintah
Baca SelengkapnyaWakil BPIP Berpesan Pancasila tetap jadi pilar utama pendidikan di universitas.
Baca Selengkapnya"Bahaya penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja yang akan berdampak pada segala aspek kehidupan."
Baca SelengkapnyaMa'ruf menduga kelompok ini menyasar anak muda karena masa depan bangsa ada di tangan mereka.
Baca SelengkapnyaDensus 88 memberikan pemahaman kepada para personel Polri dalam kegiatan pencegahan bahaya paham radikal.
Baca SelengkapnyaUntuk membentuk ketahanan ideologi masyarakat, salah satunya dengan mendekati dan memberi arahan kepada para takmir masjid.
Baca SelengkapnyaAnak-anak harus dilindungi dari ancaman intoleransi, radikalisme dan terorisme
Baca SelengkapnyaMilenial dan Gen Z menyumbang 56,45%, pada peta pemilih di Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaMereka menggaungkan demokrasi berjalan dengan aman, damai dan jujur.
Baca Selengkapnya