Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

BNPT: Masalah kebangsaan dan radikalisme punya korelasi sangat kuat

BNPT: Masalah kebangsaan dan radikalisme punya korelasi sangat kuat Kepala BNPT Komjen Suhardi. ©2016 Merdeka.com

Merdeka.com - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komjen Suhardi Alius mengatakan tidak ada tempat yang steril dari penyebaran paham radikal. Termasuk kampus. Situasi ini tidak terlepas dari semakin pesatnya perkembangan teknologi.

Untuk itu alumni Akpol tahun 1985 ini meminta peran serta dosen, sesama teman di lingkungan pendidikan untuk sama-sama bisa mencegah agar tidak terjadi di lingkungan kampus. Menurutnya, dengan kemampuan teknologi informasi digital yang sangat cepat sehingga sulit dimonitor.

"Kalau dulu kita gampang melihat secara fisik, tapi sekarang kalau orang diam dan yang dibukanya konten-konten semacam itu (radikal) gimana? Kita juga mesti aktif," ujar Suhardi dalam keterangannya, Senin (12/2).

"Tadi saya kasih penjelasan mengenai tahapan-tahapan untuk menjadi radikal agar mereka bisa mengidentifikasi 'oh teman saya ini (terpapar paham radikal' lalu menginformasikan, jangan salah jalan dan saling mengingatkan. Mereka masa depan Indonesia," ujar Indonesia.

Suhardi memberikan kuliah umum mengenai 'Resonansi Kebangsaan dan Bahaya Serta Pencegahan Radikalisme' di Gedung Sabuga ITB, Bandung, beberapa waktu lalu. Hadir dalam acara itu sekitar 3.000 mahasiswa ITB.

Dia menjelaskan tujuannya memberikan kuliah umum agar para mahasiswa mempunyai wawasan, mengenal, mengidentifikasi khususnya masalah radikalisme di lingkungan pendidikan. Untuk itu dalam kuliah umum tersebut dirinya menambahkan mengenai masalah kebangsaan.

"Kenapa saya bahas masalah kebangsaan? Lalu saya bahas radikalisme. Karena itu mempunyai korelasi yang sangat kuat. Kita harus dapat mempertanggungjawabkan dan harus tetap ada NKRI yang lahir sebelum kemerdekaan. Karena mahasiswa ini adalah masa depan bangsa Indonesia. Mari kita selamatkan dengan kita cekoki dengan hal-hal yang betul-betul membangkitkan nasionalisme," ujar mantan Kabareskrim Polri ini

Dikatakannya, di tengah era globalisasi yang sangat luar biasa ini di tengah perubahan nilai-nilai yang sangat luar biasa, bangsa ini masih bertumpu kepada generasi muda Indonesia. Karena dari para mahasiswa inilah yang akan memimpin, memiliki dan membangun negeri pada 10-20 tahun mendatang.

"Satu yang saya pesan, ketika kalian punya idealisme, saya lihat debat-debat itu. Ketua BEM itu, dari sisi saya melihatnya senang, luar biasa idealisme itu. Bangun terus idealisme itu. Tapi satu pesan saya, ketika nanti kalian diberikan amanah, jangan ubah idealisme itu. Sanggup enggak?" tanyanya. "Sanggup," jawab para mahasiswa.

Mantan Kadiv Humas Polri ini juga sangat menyayangkan ketika orang-orang yang masih muda dulunya memiliki idealisme tinggi, namun katika sudah diberikan amanah ternyata mulai tidak komitmen dengan idealismenya.

"Idealismenya sudah surut. Artinya kita tantang itu, pertahankan idealisme itu. Bangsa ini dibangun karena idealisme. Dan salah satu pendiri bangsa ini lulusan ITB, namanya Ir Soekarno," tuturnya.

Menurutnya, di tengah era globalisasi yang terjadi di kalangan mahasiswa sekarang ini adalah menurunnya nasionalismenya. "Kita identifikasi generasi milenial itu melihat pendekatan secara fungsional, tidak secara historikal, kalau bermanfaat buat saya saya ambil, kalau tidak bermanfaat buat saya, saya tinggal," ujarnya menyayangkan.

Para generasi muda, menurutnya, adalah sumber inspirasi bagi bangsa Indonesia. Usia para mahasiswa adalah masa yang penuh dinamika sehingga harus dinikmati dengan sebaik-baiknya. Namun harus mampu berakselerasi dengan kehidupan di masa depan.

Dirinya menggambarkan, tahun 2017 lalu BNPT mendapatkan jatah dari Menpan RB sebanyak 60 CPNS. Lalu yang mendaftar sebanyak 15.000 orang yang semua berpendidikan sarjana.

"Di satu sisi saya bangga dan senang. Tapi di sisi lain ada kesedihan di hati saya, yang 14 ribu sekian orang ini mau kemana? Itu baru BNPT, belum kementeraian lainnya," ujar mantan Kapolres Metro Jakarta Barat ini.

Untuk itu dirinya meminta kepada generasi muda untuk mempersiapkan dirinya dengan baik serta berhati-hati dengan bonus demografi. Karena kalau sampai sekian banyak jumlah intelektual di negeri ini yang tidak terserap tentunya juga sangat rawan diinfiltrasi paham radikalisme.

"Kalau zaman penjajahan dulu sangat jelas kontak fisiknya melawan tentara Belanda, tentara Jepang dan pakai senjata bambu runcing . Kalau sekarang yang ada saling menjelekkan, hate speeach di antara kita semuanya. Sejarah itu yang dilupakan. Maka saya berkepentingan untuk menyampaikan pesan moral ini karena berkorelasi dengan masalah radikalisme yang terjadi di negeri ini," ujarnya.

Menurutnya, ada konsensus dasar yang ada di bangsa kita ini yang harus dapat menjadi pedoman dalam mempersatukan bangsa yakni Pancasila, Undang-undnaga Dasar 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI.

"Ini yang harus kita jaga dengan baik. Demikian juga dengan pembangunan nasional, itu ada di alinea 4 UUD 1945 yang menjadi tujuan kita. Siapapun yang nanti memimpin negara ini, itu tujuan kita. Jangan kanan-kiri ikut kepentingan kelompok dan golongan," tuturnya.

Jadi permasalahan apapun spektrum tantangan nanti ini bukan hanya tingkat nasional saja, tetapi sudah tingkat global. Saling mempengaruhi, kita tidak bisa tertutup Itu yang kalian hadapi nanti," tambah Suhardi.

Untuk masalah kebangsaan, dirinya juga mengingatkan harus memakai hati, karena hati itu tidak pernah bohong. "Kita tidak sependapat dengan kelompok secara lisan, tetapi dalam hati kita membenarkan sesuatu hal. Tidak bisa kita menggunakan logika saja, jadi harus pakai hati. Karena hati itu adalah unsur untuk mengendalikan diri kita," tandasnya. (mdk/did)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Waspadai Transformasi Kelompok Pecah Belah Sebarkan Paham Intoleransi di Dunia Maya
Waspadai Transformasi Kelompok Pecah Belah Sebarkan Paham Intoleransi di Dunia Maya

Pergerakan kelompok itu dicurigai dimotori pihak lama yang sudah dilarang oleh Pemerintah

Baca Selengkapnya
Jelang Pemilu 2024, BNPT Diminta Tetap Waspada Ancaman Terorisme
Jelang Pemilu 2024, BNPT Diminta Tetap Waspada Ancaman Terorisme

Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menyebut aksi teror di Indonesia terus menurun sejak tahun 2018.

Baca Selengkapnya
Respons Wapres Ma'ruf Amin Soal Wacana BNPT Kontrol Tempat Ibadah
Respons Wapres Ma'ruf Amin Soal Wacana BNPT Kontrol Tempat Ibadah

"Sebenarnya kita mengawasi semua kegiatan, mulai dari masjid lembaga pemerintah, dari upaya radikalisme," kata Wapres.

Baca Selengkapnya
Remaja 19 Tahun Diciduk Densus, Generasi Muda Dinilai Rentan Terpapar Radikalisme
Remaja 19 Tahun Diciduk Densus, Generasi Muda Dinilai Rentan Terpapar Radikalisme

Menjaga generasi muda dari radikalisasi memerlukan pendekatan komprehensif dan sinergi berbagai pihak. Termasuk keluarga, masyarakat, dan negara.

Baca Selengkapnya
Wapres Ingatkan BNPT: Gerakan Radikal Terorisme Tumbuh Subur Jelang Pemilu
Wapres Ingatkan BNPT: Gerakan Radikal Terorisme Tumbuh Subur Jelang Pemilu

Ma’ruf menyampaikan, media sosial dapat dimanfaatkan sejumlah pihak untuk memecah belah umat.

Baca Selengkapnya
Pentingnya Menangkal Konten Radikalisme di Media Sosial
Pentingnya Menangkal Konten Radikalisme di Media Sosial

Dia menjelaskan, kasus penipuan, radikalisme dan terorisme dilakukan dengan pendekatan persuasif dan tidak hard selling.

Baca Selengkapnya
BNPT Ungkap Hanya Teroris di Indonesia Libatkan Anak Kecil: Di Luar Negeri Tidak Ada
BNPT Ungkap Hanya Teroris di Indonesia Libatkan Anak Kecil: Di Luar Negeri Tidak Ada

Saat ini BNPT memiliki berbagai program yang fokus membentuk kekuatan rumah tangga.

Baca Selengkapnya
Kapolri Jenderal Sigit Bicara Bahaya Narkoterorisme: Begitu Ada Teman Ubah Kebiasaan, Tolong Ikuti
Kapolri Jenderal Sigit Bicara Bahaya Narkoterorisme: Begitu Ada Teman Ubah Kebiasaan, Tolong Ikuti

Jenderal Sigit mengatakan saat ini gerakan terorisme menjadi lebih berbahaya karena bergabung dengan jaringan narkoba atau narkotika.

Baca Selengkapnya
Wapres Minta Anak Muda Waspada Kelompok Radikal: Ada Indikasi Peningkatan
Wapres Minta Anak Muda Waspada Kelompok Radikal: Ada Indikasi Peningkatan

Ma'ruf menduga kelompok ini menyasar anak muda karena masa depan bangsa ada di tangan mereka.

Baca Selengkapnya
Program Duta Damai dan Sekolah Damai Dinilai Bisa Cegah Swa-Radikalisasi
Program Duta Damai dan Sekolah Damai Dinilai Bisa Cegah Swa-Radikalisasi

Berbagai program itu hadir untuk mewadahi generasi muda agar tidak terjadi kekosongan pengetahuan.

Baca Selengkapnya
BPIP: Sikap Intoleransi Akar Masalah Radikalisme dan Terorisme
BPIP: Sikap Intoleransi Akar Masalah Radikalisme dan Terorisme

Pancasila menjadi penting dibumikan khususnya bagi para generasi muda guna mencegah intoleransi

Baca Selengkapnya
3 Fakta RT dan RW Kunci Efektif Tangkal Paham Radikal dan Terorisme di Kota Madiun, Begini Penjelasan BNPT
3 Fakta RT dan RW Kunci Efektif Tangkal Paham Radikal dan Terorisme di Kota Madiun, Begini Penjelasan BNPT

Pemkot Madiun disarankan memiliki penguatan pencegahan paham radikal dan terorisme demi keamanan kota tersebut

Baca Selengkapnya