BNPT: Polisi paling jahat di mata teroris
Merdeka.com - Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) belum berani memastikan apakah penembakan Bripka Sukardi di depan Gedung KPK dilakukan oleh teroris. Untuk memastikan masyarakat diminta untuk tidak berspekulasi siapa pelaku teror tersebut.
"Perbuatan teror. Tetapi apakah masuk kelompok teroris, nah itu tunggu. Tunggu saja penyelidikan," ujar Kepala BNPT Ansyaad Mbai usai menjadi pembicara di acara Seminar Nasional Penanggulangan Terorisme: Antara Menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Penegakan Hak Asasi Manusia di Hotel Shantika Premiere, Jl Pandanaran Kota Semarang, Kamis (12/9).
Soal adanya rekaman CCTV di gedung KPK dalam tragedi penembakan itu, Ansyaad tidak berani berspekulasi dan tidak berani menentukan apakah itu perbuatan teroris atau bukan. Apalagi, CCTV yang terekam dan kejadianya di waktu malam hari.
-
Apa yang dilakukan BNPT untuk tanggulangi terorisme? “Penurunan ini sangat tajam sampai dengan 89 persen lebih, indeks potensi radikalisme dan indeks risiko terorisme juga terus menurun,“ rinci Kepala BNPT.
-
Bagaimana penangkapan para pelaku TPPO? Pengungkapan kasus tersebut bermula dari laporan dari masyarakat sekitar mengenai adanya aktivitas mencurigakan oleh ketiga pelaku.
-
Siapa yang berperan penting dalam mencegah terorisme di Indonesia? Ary mengatakan tantangan tersebut semakin kompleks dengan adanya bonus demografi 2045. Hal itu, ucapnya, menjadi salah satu tugas utama BNPT.
-
Bagaimana Brimob Polri mengatasi terorisme? Intensitas perlibatan kekuatan Brimob Polri dalam penanggulangan terorisme di Indonesia meningkat usai serangan teror Bom Bali I. Selain dilibatkan dalam operasi-operasi kepolisian lain, khususnya dalam menghadapi kejahatan berintensitas tinggi seperti keberhasilan Polri mengungkap kasus terorisme di wilayah Poso Sulawesi Tengah tidak terlepas dari adanya peran Korps Brimob Polri yang tergabung dalam operasi Tinombala bersama dengan TNI.
-
Siapa saja yang ditangkap? Ratusan pelajar itu diamankan di empat lokasi di Jakarta Pusat pada Selasa (2/4) sore. 'Hari ini kita mengamankan remaja yang konvoi berdalih berbagi takjil yang selalu membuat kerusuhan dan keonaran di jalan raya, sehingga membahayakan pengguna jalan maupun warga sekitar karena sering menutup jalan sambil teriak-teriak menyalakan petasan,' kata Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro dalam keterangan tertulis.
-
Kenapa Densus 88 menangkap terduga teroris? 'Kita tidak ingin persoalan di medsos yang dipicu oleh orang-orang seperti itu memberikan kegaduhan di dunia maya yang tidak hanya didalam negeri tapi bisa di luar negeri karena tokoh sekelas atau figur sekelas seperti Paus keramaian di medsos akan mengganggu kegiatan,' ucap dia
"Itu belum jelas kalau CCTV apalagi malam hari, baru dugaan-dugaan. Yang pasti nanti kalau orangnya sudah ketemu. Siapa yang megang motor itu terakhir kemudian dia serahkan siapa kan jadi DPO. Ini saja belum tertangkap. Mungkin saja bisa itu. Mungkin saja bisa lain," ungkapnya.
Namun, Ansyaad berkeyakinan jika aksi penembakan terhadap polisi sebelum di Gedung KPK yaitu di Ciputat, Cirendue dan Pondok Aren merupakan aksi teroris. Terutama terkait kelompok Abu Roban dengan kaki tanganya Santoso. Keduanya merupakan kelompok teroris Poso sisa-sisa dari kelompok teroris Aceh.
"Bisa saja yang terakhir ini ada kaitanya dengan yang dikerjakan terakhir. Tapi yang tiga di belakang Ciputat, Cirendue dan Pondok Aren itu jelas teroris kelompok dari Abu Roban dan berkaitan dengan Santoso dan itu berkaitan semua. Termasuk yang ini merupakan sisa-sisa yang belum tertangkap. Kita kejar, kita harus waspada. Ancaman teroris masih sangat serius, masih sangat serius," katanya.
Aksi dari kelompok Santoso dan Abu Roban ini tergolong berani bahkan bisa dibilang nekat. Sebab, mereka mencari sasaranya polisi.
"Bukan saja berani, kalau teroris memang nekat. Orang mereka cari mati kok. Tetap dan tidak berubah sasarannya. Toghut yang paling jahat di mata teroris ya polisi. Lagi enak-enak buat bom ditangkap sama polisi. Lagi enak-enak bunuh orang ditangkap. Ini paling jahat polisi di mata teroris. Tapi itu bukan di Indonesia saja di Irak, di Yaman, di Mesir itu begitu semua," katanya.
Ansyaad menjelaskan, upaya pemberantasan teroris di Indonesia saat ini mengalami kendala. Selain cara kerja teroris sangat rapi, juga pihak aparat kepolisian seperti Densus 88, saat menangkap teroris dianggap menindak aktivis agama.
"Hambatan kita utama itu, setiap menangkap kelompok teroris selalu dicap kita menindak aktivis agama. Jadi kita serba hati-hati," katanya. (mdk/did)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hal tersebut disampaikan Rycko usai mengikuti peringatan tragedi kemanusiaan Bom Bali di Ground Zero atau Tugu Peringatan Bom Bali.
Baca SelengkapnyaTak disangka satuan khusus dari Pasukan elite 3 Matra TNI & Polri tergabung dalam Badan ini.
Baca SelengkapnyaGaduh Kabasarnas Tersangka Suap, Ini Aturan Hukum KPK Sebenarnya Bisa Tangani Korupsi di TNI
Baca SelengkapnyaAksi tersebut digelar di depan Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia (Mabes Polri), Jakarta, Selasa, (19/11).
Baca SelengkapnyaSementara itu, Wakil Presiden Ma’ruf Amin berpesan kepada BNPT untuk lebih memperkuat kolaborasi melalui pendekatan multipihak.
Baca SelengkapnyaAhmad Basarah PDIP mengecam penganiayaan anggota TNI terhadap relawan Ganjar-Mahfud di Boyolali.
Baca SelengkapnyaDensus 88 juga berhasil menangkap satu tersangka teroris lainnya inisial NK yang diduga terafiliasi kelompok Jaringan Anshor Daulah (JAD) di Jawa Tengah.
Baca SelengkapnyaRomo Benny menyampaikan harapannya agar Indonesia tidak mudah dipecah belah oleh perbedaan kebudayaan atau keagamaan.
Baca SelengkapnyaDewasa ini kerap terjadi 'kenakalan' yang dilakukan Prajurit TNI. Bahkan, ada yang sampai menghilangkan nyawa hingga berujung bui.
Baca SelengkapnyaPenangkapan teroris itu berjalan linier dengan menurunnya aksi terorisme di Indonesia.
Baca SelengkapnyaMarthinus dilantik Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Negara, Jakarta, Jumat (7/12).
Baca SelengkapnyaBNPT meminta gerakan Negara Islam Indonesia (NII) dimasukan ke dalam daftar terduga terorisme dan organisasi terorisme (DTTOT).
Baca Selengkapnya