BNPT tengah siapkan metode gelombang kepulangan WNI gabung ISIS
Merdeka.com - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Suhardi Alius mengatakan, saat ini BNPT masih mencari metode yang tepat untuk menangani warga Indonesia kembali ke tanah air setelah sebelumnya bergabung dan berperang bersama ISIS di Suriah.
Hal ini diungkap Suhardi Alius saat ditanya wartawan usai memberi kuliah umum di kampus Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin, Makassar, Sabtu, (29/10) yang juga dihadiri Rektor Unhas, Prof Dr. Dwia Aries Tina Pulubuhu. Kepala BNPT ini bawakan kuliah umumnya berjudul Resonansi Kebangsaan dan Pencegahan Radikalisme.
Menurutnya, sudah ada 53 warga Indonesia yang keluar dari perbatasan Suriah dan Irak karena terdesak oleh operasi militer pemerintah Irak untuk merebut Mosul dari kelompok ISIS. Hanya saja dia belum bersedia mengungkap apakah hingga hari ini mereka sudah masuk ke wilayah Indonesia atau belum.
-
Apa yang dilakukan BNPT untuk tanggulangi terorisme? “Penurunan ini sangat tajam sampai dengan 89 persen lebih, indeks potensi radikalisme dan indeks risiko terorisme juga terus menurun,“ rinci Kepala BNPT.
-
Apa yang dilakukan BNPT untuk penyintas? BNPT juga sering mengadakan agenda gathering yang ditujukan untuk menumbuhkan semangat hidup dan mengembalikan kepercayaan diri bagi para korban terorisme agar tetap berdaya.
-
Di mana WNI dievakuasi ke? Pagi ini, saya menerima laporan bahwa mereka telah sampai di Suriah, melalui Damaskus dengan selamat.
-
Bagaimana BNPT bantu penyintas? Pemerintah dalam hal penanganan dan pemulihan korban terorisme bersinergi dengan LPSK (Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban), berupaya optimal untuk menerapkan kebijakan sensitif korban.
-
Siapa yang diincar TNI? Satu sosok yang diincar para prajurit TNI itu adalah Kapolres Tuban, AKBP Suryono.
-
Apa yang dilakukan TNI? Peristiwa penyiksaan yang dilakukan sejumlah prajurit TNI terhadap seorang warga Papua diduga merupakan anggota Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) viral di media sosial.
Menurut Suhardi, pihaknya masih dalami dan mengecek di mana keberadaan puluhan warga Indonesia tersebut untuk kemudian dilakukan pendekatan untuk mereduksi tingkat radikalismenya. Yang jelas, tambahnya, warga Indonesia itu sudah termonitor telah keluar dari perbatasan dan dipastikan akan kembali ke negaranya olehnya harus segera diantisipasi.
"Kita perlu perhatikan bagaimana mencari metode yang pas dalam menanganinya. Kita lihat dulu biodatanya kemudian dikoordinasikan dengan 17 Kementerian untuk menangani hal seperti ini. Kita lihat tingkat kemilitansiannya, apa sih yang mesti dikedepankan di situ. Jadi masing-masing apa therapinya. Misalnya soal pemahaman agamanya jadi mungkin kita perlu utamakan ulamanya. Walaupun demikian yang lain juga mengikut misalnya faktor kesejahteraannya," jelas Suhardi Alius.
Ditanya soal ancamannya bagi Indonesia setelah kepulangan mereka nanti, Suhardi mengatakan, sementara mereka itu belum berbuat di sini tapi sudah berbuat di sana. Yang terpenting adalah pemahamannya.
Diungkap juga, masih ada sekira 460-an warga Indonesia yang bergabung dengan ISIS masih berada di Suriah dan Irak. Kemungkinannya mereka juga akan terdesak akibat operasi militer di sana. Karena mereka lebih spesifik dari segi postur sehingga mudah dikenali maka akan berusaha keluar.
Deradikalisasi, kata Suhardi Alius, adalah orang-orang yang sudah terpapar radikalisme termasuk diri sendiri maupun keluarganya. Keluarganya mungkin tidak melakukan tindakan apa-apa tapi pasti sudah punya pemahaman yang sama.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hal tersebut disampaikan Rycko usai mengikuti peringatan tragedi kemanusiaan Bom Bali di Ground Zero atau Tugu Peringatan Bom Bali.
Baca SelengkapnyaKeberlanjutan pembinaan resmi dari Pemerintah inilah yang akan memperkuat komitmen mantan anggota JI.
Baca SelengkapnyaSebanyak 18 warga Poso yang merupakan mantan simpatisan jaringan teroris mengucapkan ikrar setia kepada NKRI di Mapolres Poso, Kamis (13/6).
Baca SelengkapnyaMantan anggota Jamaah Islamih di wilayah Sumatera Selatan dan narapidana teroris mengucapkan sumpah setia ke NKRI
Baca SelengkapnyaTak disangka satuan khusus dari Pasukan elite 3 Matra TNI & Polri tergabung dalam Badan ini.
Baca SelengkapnyaTiga narapidana terorisme (napiter) mengucapkan ikrar setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Baca SelengkapnyaTenaga-tenaga yang diperlukan di eselon II dalam rangka percepatan, telah diantisipasi dan RUU ASN.
Baca SelengkapnyaSigit menyebut bahwa ada kelompok yang terafiliasi dengan teroris menumpang aksi saat terjadi perbedaan pendapa
Baca SelengkapnyaPemerintah memprioritaskan penanganan penyintas bukan hanya dari aspek fisik, melainkan juga psikis dan keberlanjutan finansial.
Baca Selengkapnya"Dampak perang Israel-Palestina tentunya juga membangkitkan sel-sel yang terafiliasi dengan teroris,
Baca SelengkapnyaBadan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menyebut aksi teror di Indonesia terus menurun sejak tahun 2018.
Baca SelengkapnyaMenlu Retno Marsudi ungkap masih ada WNI terjebak di wilayah konflik Lebanon. Pemerintah Indonesia berupaya untuk mengevakuasi untuk kembali ke Tanah Air.
Baca Selengkapnya