Bocah Angga yang tewas akibat peluru nyasar polisi dimakamkan
Merdeka.com - Rendi Anggara (10), bocah tewas akibat terkena peluru nyasar anggota Sat Res Narkoba Polresta Palembang pada Sabtu (5/12) siang, dimakamkan di tempat pemakaman umum (TPU) Kandang Kawat, Lemabang, Palembang, Minggu (6/12). Ratusan warga mengantar korban ke tempat peristirahatan terakhirnya.
Jenazah Angga dibawa menggunakan keranda jenazah dan digotong secara bergantian oleh warga dari rumahnya, di Kelurahan 13 Ilir, Kecamatan Ilir Timur I, Palembang. Ayah korban, Ramlan (41), tak sanggup menahan sedih.
Ramlan berharap kasus menimpa anak keempat dari lima bersaudara itu diusut tuntas. Dia meminta pelakunya juga dihukum setimpal.
-
Siapa yang ditikam mantan ayah tiri? Seorang remaja putri M (19) tewas setelah ditikam mantan ayah tirinya, SE (53). Sang ibu SR (53) juga terluka parah ditusuk mantan suaminya itu.
-
Kenapa keluarga korban minta pelaku dipenjara? 'Kalau misal ada undang-undangnya saya minta untuk dipenjarakan saja. Biar ada efek jera. Karena itu anak telah melakukan kejadian yang sangat brutal,'
-
Bagaimana pria itu membunuh anak tirinya? 'Mereka cekcok sehingga tersangka SE ini menusuk SR dan anaknya menggunakan pisau sehingga anak tidak tertolong lagi,' kata Kapolres Merangin AKBP Ruri Roberto.
-
Siapa pelaku pembunuhan mutilasi di Sleman? Pelaku adalah W, warga Magelang, dan RD, warga Jakarta. Berdasarkan hasil penyelidikan, pelaku dan korban sudah saling mengenal. Hingga kini polisi masih mendalami motif pelaku.
-
Kenapa pelaku membunuh korban? Aksi nekat tersebut terjadi lantaran korban meminta uang tambahan sebesar Rp100.000.
-
Kenapa korban dibunuh? 'Oleh karena pelaku menolak untuk membayar 100 ribu selanjutnya korban memaki-maki dan mengancam pelaku dengan kata-kata yang kasar dan mengancam untuk memanggil abang-abang (keluarga) yang daripada korban,' kata Dirreskrimum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Wira Satya Triputra, Kamis (25/4).
"Pelaku yang menembak anak saya itu dihukum mati," kata Ramlan.
Ramlan menuturkan, tidak ada firasat terbesit di benaknya atas kejadian itu. Namun, Ramlan tak sanggup menahan air mata ketika teringat kebiasaan korban yang meminta uang sebelum berangkat sekolah.
"Dia anak yang rajin, ngaji pintar. Pagi-pagi minta duit buat ongkos sekolah. Saya tak tahan ingat cerita itu," ujar Ramlan sembari menahan sedih.
"Ini pasti karena kesalahan polisi. Harusnya penangkapan orang itu ada aturannya, jangan asal tembak. Kasihan anak saya, dia tidak bersalah," tutup Ramlan.
(mdk/ary)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ada dugaan, pelaku mengidap gangguan jiwa. Tetapi kebenarannya masih didalami
Baca SelengkapnyaKorban meninggal dunia setelah dianiaya pelaku. Diduga, penganiayaan dipicu pelaku merasa tersinggung.
Baca SelengkapnyaPolda Sumbar Tegaskan Tak Akan Bongkar Makam Afif Maulana: Kita Ikuti Hasil Autopsi
Baca Selengkapnyapolisi langsung lakukan penangkapan. Hasil pemeriksaan tubuh korban mengalami kekerasan fisik.
Baca SelengkapnyaSadisnya Ayah di Tangerang Aniaya Anak Sambung hingga Tewas
Baca SelengkapnyaKeluarga korban menemukan banyaknya kejanggalan dalam kasus tersebut, mulai dari luka lebam serta keterangan dari para saksi.
Baca SelengkapnyaDiduga orangtuanya melakukan penganiayaan hingga tewas terhadap anaknya inisial AF (3)
Baca SelengkapnyaPeristiwa tersebut terjadi saat korban dan ibunya tidur di kamar rumahnya, Selasa (19/11) dini hari
Baca SelengkapnyaSebelum terjadi pemukulan, korban dan pelaku diketahui sempat terlibat cekcok mulut
Baca SelengkapnyaAyah di Muara Baru Banting Anaknya di Tengah Keramaian hingga Meninggal
Baca SelengkapnyaSeorang pelajar di Ambon tewas setelah dianiaya. Pelakunya diduga anak Ketua DPRD Ambon.
Baca SelengkapnyaHasil Autopsi Korban Penganiayaan Anak Ketua DPRD Ambon Keluar, Ini Temuannya
Baca Selengkapnya