Bocah Daffa juga sering marah lihat teman buang sampah sembarangan
Merdeka.com - Daffa Farros Oktoviarto (9), bocah yang berani menyetop sepeda motor di trotoar adalah siswa kelas 4A SD Negeri Kalibanteng Kidul 01, Kota Semarang. Di mata para guru, Daffa bocah istimewa meski terlahir sebagai anak berkebutuhan khusus.
"Daffa ini saya kategorikan anak istimewa karena dia anak berkebutuhan khusus. Jenisnya hiperaktif. Pandai tidak rata-rata. Anak ini semaunya sendiri. Kalau tidak mau kerjakan tidak. Kalau dia lihat tidak sukai dia marah betul. Misal, temen buang sampah sembarangan dia marah. Marah betul. Sampai sering laporan ke saya," tegas Kepala Sekolah SD Negeri Kalibanteng Kulon 01, Eny Anggorowati, di sela-sela datangnya Walikota Semarang Hendrar Prihadi memberikan penghargaan kepada Daffa Rabu (10/4).
Eny menceritakan ada satu kejadian unik di mana Daffa memperlihatkan dirinya seorang bocah kritis dan berani. Saat guru kelasnya mengajar tidak menggunakan penggaris, Daffa dengan berani dan lantang memprotes sang guru pengganti tersebut.
-
Apa ciri khas siswa berprestasi? Siswa berprestasi adalah individu yang berhasil memperoleh hasil belajar yang melebihi rata-rata dan menunjukkan keunggulan di berbagai bidang, baik dalam aspek akademis maupun non-akademis.
-
Siapa guru inspiratif di Bandung? Hendra merupakan anak pertama dari empat bersaudara. Di keluarganya, Hendra jadi satu-satunya yang penyandang disabilitas. Namun Hendra justru terpacu untuk bisa memperoleh hak pendidikannya, bahkan ia menjadi satu-satunya anak di keluarganya yang menjadi sarjana.'Alhamdulillah sekarang bisa bergabung jadi guru di SMPN 4 Bandung. Saya merupakan satu-satunya anggota keluarga yang memiliki disabilitas. Namun, saya juga satu-satunya di keluarga yang bisa sekolah sampai sarjana,' katanya
-
Apa ciri khas Anak berbakat? Anak-anak berbakat adalah individu-individu yang unik, dan memahami bakat mereka tidak selalu mudah. Meskipun memiliki ciri khas, anak-anak berbakat bisa berbeda satu sama lain.
-
Siapa yang dipuji cerdas? Video ini menarik perhatian warganet Indonesia, yang memuji kecerdasan Aira.
-
Bagaimana guru memberikan pengaruh? Guru dapat mengubah hidup hanya dengan perpaduan kapur dan tantangan yang tepat.
-
Apa itu hiperaktif ADHD? Attention Deficit Hyperactivity Disorder atau ADHD merupakan istilah medis yang digunakan untuk gangguan mental berupa perilaku hiperaktif atau impulsif. Gejala hiperaktif ADHD mampu membuat anak-anak menjadi kesulitan untuk memusatkan perhatian dalam satu waktu pada satu hal.
"Saat itu, Bu Gurunya kan kalau ngajar matematika membuat sebuah bidang memakai penggaris untuk membentuk bidangnya. Gurunya itu kan calon kepala sekolah ada penataran. Kemudian diganti guru lain mengajar membuat bidang tidak memakai penggaris. Langsung Daffa tiba-tiba memprotes! Bu guru salah! Buat gambar bangun kok tidak pakai penggaris?" ungkap Eny menirukan Daffa saat memprotes gurunya.
Sempat pula ada kejadian, saking hiperaktifnya Daffa, sang nenek, Bu Murti (72) sampai habis kesabaranya menyekolahkan cucunya. Daffa sering kali bertengkar jika ada kesalahan yang dilakukan teman-temanya dan harus diselesaikan di ruang kepala sekolah.
"Waktu kelas 2 sempat mau keluar. Dikeluarkan oleh eyangnya Bu Murti. Bu mau saya, mau sekolahkan Daffa ke SLB saja. Soalnya kalau ribut kalau nggak meja dijatuhkan dan lain-lainya. Saya bilang bawa ke dokter Ismed. Saya juga ambil psikiater sudah baik. Kalau kumat nggak mau nulis. Guru kelas Bu Diah- Diah Kusumaningrum. Neneknya tu jengkel, hatinya tobat. Setiap kali kerja. Dipanggil sekolah untuk konsultasi. Kita selalu dekat dengan ortu mengutamakan kedekatan keluarga. La kok neneknya sendiri. Bahkan Daffa kita beri guru khusus," terangnya.
Eny menambahkan, dirinya sempat kaget saat tahu salah satu muridnya berani melakukan aksi nekat menyetop motor di atas trotoar dan tersebar di sosial media.
"Saya tahunya ya dari media sosial, lho kok Daffa. Kaget pak, bangga! Bagus ya khawatir kalau apa-apa kan di jalan. Misalnya dipukuli di jalan. Kasihan pak," terangnya.
Paska kejadian ini, pihak sekolah tetap memperlakukan Daffa sama seperti murid-murid lainya. Hanya saja, pihak sekolah meminta kepada petugas satuan pengamanan (satpam) sekolah untuk mengawasi Daffa. Pasalnya, sehari-hari Daffa sering nekad pulang sendiri jika jemputan dari keluarganya tidak kunjung datang.
"Perlakuan paska pemberitaan, perlakuan di sekolah sama dengan teman-teman tidak diistimewakan. Untuk keluar tolong Daffa diawasi. Kalau ada antar jemput dah datang baru dipulangkan," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Bunyamin menyatakan anak berkebutuhan khusus dan hiperaktif seperti Daffa tidak boleh dikucilkan. Pasalnya, setiap warga negara berhak untuk mendapatkan pendidikan dan perlakuan yang sama di mata negara.
"Anak hiperaktif jangan dan tidak boleh dikucilkan. Maka di Semarang juga terbuka pendidikan untuk anak berkebutuhan khusus. Semua anak yang berkebutuhan khusus harus dilayani. Semua pendidikan adalah hak setiap warga negara. Hanya kita khan butuh kompromi dan komunikasi dengan keluarga. Misalnya dia punya anak berkebutuhan khusus tapi tidak mau sekolah di SLB khan bisa jadi khan. Orangtuanya kita arahkan untuk disekolahkan di sekolah reguler seperti ini," terangnya.
Bunyamin menjelaskan, untuk memenuhi kebutuhan pendidikan khusus seperti Daffa pihaknya telah menyediakan sekolah-sekolah tingkat dasar mulai dari tingkat SD, SMP dan SMA dengan fasilitas dan kelengkapan tenaga untuk anak berkebutuhan khusus tersebut.
"Kita di setiap sekolah sudah menyiapkan beberapa wilayah untuk menerima anak berkebutuhan khusus. Banyak yah jumlahnya setiap kecamatan sudah ada untuk tingkat SD. Untuk SD banyak kalau SMP terbatas. Kalau SMP nggak salah ada lebih dari 6 SMP yang menerima. Kalau untuk SMA ada di dua tempat," paparnya.
Program pendidikan yang diterapkan, tambah Bunyamin sama dengan sekolah normal atau reguler yang ada. Hanya saja, ada beberapa tenaga tambahan khusus yang memberikan bimbingan konseling atau konsultasi terkait perilaku dan perkembangan anak didik yang berkebutuhan khusus layaknya Daffa.
"Programnya sama dengan sekolah normal tapi dibutuhkan dengan pendampingan khusus. Nanti biasanya kita dengan psikolog-psikolog dari Sekolah Luar Biasa (SLB) dia didatangkan kemudian ikut membina. Sebab, guru-guru kita tidak cukup ilmu untuk itu. Lalu ada guru yang datang memberikan terapi untuk cara mengarahkannya begini, terapinnya begini," pungkasnya.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Siswa SMP marah-marah kepada guru saat ditanya gurunya tentang tugas yang seharusnya ia kerjakan.
Baca SelengkapnyaDi sela kesibukannya bekerja memulung barang bekas, bocah ini masih menyempatkan diri untuk belajar.
Baca SelengkapnyaMeskipun guru tersebut mencoba untuk tetap tenang, siswa itu justru semakin keras kepala dan terus mengajak gurunya untuk berkelahi.
Baca SelengkapnyaMomen siswa dengan 'gentle' mengejar mobil yang tak sengaja ditabraknya untuk melakukan tindakan terpuji.
Baca SelengkapnyaAksi gigih seorang anak berkebutuhan khusus yang diamanahi untuk menjadi pemimpin upacara ini curi perhatian.
Baca SelengkapnyaBerikut momen bocah SD borong emas buat hadiah guru di sekolah.
Baca SelengkapnyaBerikut aksi para siswa SD ke pedagang batagor yang bikin salut.
Baca SelengkapnyaSecara berani anak tersebut mengejar tokek ke manapun ia pergi.
Baca SelengkapnyaAnak jenius bisa menunjukkan tanda dan kebiasaan khusus yang bisa tampak mulai usia 5 tahun.
Baca Selengkapnya