Bocah dan remaja nahas kena peluru nyasar polisi-TNI
Merdeka.com - Kasus salah tembak, peluru nyasar anggota Polisi dan TNI bukan kejadian baru di tanah air. Kebanyakan terjadi saat polisi mengejar pelaku kejahatan atau ketika tengah melakukan latihan menembak.
Meskipun berdalih tidak sengaja, anggota polisi maupun TNI yang teledor tetap dikenakan sanksi tegas. Setidaknya itu janji Kapolri Jenderal Badrodin Haiti.
Korban peluru nyasar tidak hanya orang dewasa, tapi juga anak-anak dan remaja. Yang terbaru kasus yang menimpa Rendi Anggara atau akrab disapa Angga. Kejadian ini menambah panjang daftar kasus peluru nyasar anggota polisi yang mengenai warga tak bersalah. Lagi-lagi, saat itu polisi mengumbar peluru di ruang publik, di pemukiman warga.
-
Apa yang dilakukan TNI-Polri di Pemalang? 'Patroli ini kami lakukan agar personel TNI-Polri dapat menyampaikan woro-woro terkait kamtibmas secara door to door dengan menyambangi rumah warga, sekaligus membagikan sedikit bantuan sembako,'
-
Bagaimana hukuman diberikan pada anggota TNI? 'Kalau dia melanggar kita hukum. Ada aturannya,' imbuh Agus.
-
Bagaimana TNI-Polri menyampaikan pesan di Pemalang? Dengan dipandu seorang tokoh warga, mereka berpatroli berbekal toa untuk memberikan woro-woro pada warga.
-
Hukuman apa yang diberikan pada anggota TNI? 'Kalau dia ada salah, ada punishment ada hukumnya. Hukum disiplin militer.
-
Kenapa TNI-Polri patroli di Pemalang? 'Patroli ini kami lakukan agar personel TNI-Polri dapat menyampaikan woro-woro terkait kamtibmas secara door to door dengan menyambangi rumah warga, sekaligus membagikan sedikit bantuan sembako,'
-
Kenapa TNI AD membantah klaim pelaku? Narasi dalam video yang diunggah pelaku dalam video bahwa pelaku memiliki hubungan kerabat dengan Mayjen TNI Rifky Nawawi adalah tidak benar,' kata Kristomei saat dihubungi, Minggu (28/4).
Merdeka.com mencatat sejumlah kasus peluru nyasar anggota polisi dan TNI yang mengenai anak-anak dan remaja. Berikut paparannya.
Peluru nyasar polisi saat kejar bandar narkoba
Asik bermain di teras rumah, Rendi Anggara (10) terkena tembakan peluru nyasar. Bocah kelas 5 Sekolah Dasar (SD) itu tewas di tempat dengan luka tembak di kepalanya bagian kiri.
Peristiwa itu terjadi saat korban sedang bermain di teras rumahnya di Jalan Segaran, Gang Aida, RT 11, RW 04, Kelurahan 13 Ilir, Palembang, Sabtu (5/12) sekitar pukul 13.00 WIB. Tiba-tiba terdengar suara letusan senjata api dan mengarah ke korban. Korban langsung tewas di tempat dengan bersimbah darah.
Keluarga yang mendengar tembakan itu langsung berhamburan keluar rumah dan mendapati korban sudah tak bernyawa. Korban dilarikan ke rumah sakit namun nyawanya tak bisa diselamatkan.
Paman korban, Yanto (34) mengaku, kejadiannya begitu cepat. Keponakannya itu langsung terkapar setelah kepalanya tertembus peluru nyasar. "Sudah meninggal waktu saya angkat tadi. Pelurunya kena kepala," ungkap Yanto.
Bibi korban, Rika (37) menuturkan, setiap hari sepulang sekolah, keponakannya itu selalu mampir ke rumahnya untuk bermain dengan sepupu-sepupunya. Rika sangat terpukul atas kematian bocah pendiam ini.
"Tiap hari main ke sini. Main sama anak-anak saya. Dia itu sedikit pendiam tapi rajin ngaji," ungkap Rika kepada merdeka.com, Minggu (6/12).
Angga lahir dari keluarga tidak mampu. Dia anak ke empat dari lima saudara. Ayahnya, Ramlan (41) sehari-hari mencari nafkah dengan menjadi tukang becak. Sementara ibunya Yani (40) membantu mencari nafkah dengan menjadi buruh cuci.
"Dia masih ngontrak di sini, saya juga. Kalau punya uang banyak tidak mungkin kami tinggal di sini," kata Rika menahan sedih.
Tembakan tersebut berasal dari senjata api milik polisi yang sedang mengejar pelaku narkoba. Sebelum kejadian, datang rombongan polisi sekitar delapan orang yang berpakaian preman sekitar 15 meter dari lokasi. Lalu, dua orang polisi terlibat perkelahian dengan pelaku narkoba.
Pelaku narkoba yang belum diketahui identitasnya tersebut lari ke arah rumah korban. Korban saat itu bermain bersama tiga sepupunya di teras rumahnya. Saat pelaku narkoba tersebut kabur, kedua polisi tersebut melepaskan empat kali tembakan. Satu tembakan mengenai etalase warung warga, dan satu tembakan lagi mengenai korban yang berada di balik seng pagar rumahnya.
Kapolresta Palembang Kombes Pol Tjahyono Prawoto mengakui tertembaknya Rendi Anggara (10) tewas terkena peluru nyasar dari pistol milik anak buahnya. Saat itu anak buahnya tengah melakukan upaya penangkapan pengedar narkoba.
Korban terkena peluru rekoset yang mengakibatkan nyawanya tak tertolong. Dijelaskannya, dalam proses penangkapan terduga pengedar narkoba sempat terjadi pergumulan antara pengedar dan polisi. Pelaku mengeluarkan pisau dan anggota mengeluarkan tembakan. Namun tembakan yang dikeluarkan polisi justru meleset dan mengenai Angga. "Korban terkena peluru rekoset dari anggota kita," ungkap Tjahyono.
Remaja SMA kena peluru nyasar saat polisi kejar pemakai narkoba
Rendi, seorang pelajar SMA di Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, terkena peluru saat polisi menembak tersangka kasus narkoba yang berusaha kabur.
Kapolres Bondowoso AKBP Djadjuli kepada wartawan di Bondowoso, Selasa, membantah dugaan bahwa kasus itu karena polisi salah tembak, melainkan karena korban terkena tembusan peluru.
"Waktu kejadian (Senin, 17/8 malam), polisi mengejar dan menembak tersangka yang hendak kabur, namun pelurunya tembus kemudian mengenai korban," kata Kapolres seperti dikutip dari Antara, Selasa (18/8).
Dia menjelaskan bahwa malam itu anggotanya mengejar AR, pemakai narkoba, yang berusaha kabur saat hendak diperiksa. Peluru itu mengenai bagian perut tersangka dan tembus hingga mengenai Rendi, pelajar kelas III SMAN 1 Bondowoso.
Rendi malam itu sedang membeli nasi goreng di depan markas Polres Bondowoso. Akibat terkena peluru itu, Rendi mengalami luka di kaki dan sempat dirawat di Rumah Sakit Bhayangkara Bondowoso, namun langsung diperbolehkan pulang ke rumahnya.
"Sementara tersangka AR yang sudah lama menjadi target operasi polisi masih dirawat Rumah Sakit Umum Daerah Soebandi di Jember," kata Kapolres.
Bocah 4 tahun kena peluru saat polisi kejar pencuri sawit
Rendi (4) terkena peluru nyasar yang ditembakkan polisi di Kabupaten Bengkalis, Riau. Saat itu enam anggota kepolisian bersama petugas sekuriti perusahaan mengejar pencuri buah sawit dan karet PT Ade Plantation. Polisi melepaskan tembakan. Namun bukan mengenai pencuri malah kena bocah malang tersebut.
Menurut seorang kerabat korban, Rendi terkena tembakan pada Minggu (14/4/2013) lalu. Dia sedang ikut bersama bapaknya bekerja di perusahaan perkebunan PT Ade Plantation, sebagai buruh pengambil karet.
"Tiba-tiba saja anak itu (Rendi) menjerit, setelah itu diketahui badannya kena peluru nyasar," kata seorang paman korban yang tidak mau namanya dituliskan, Senin (15/4).
Kabid Humas Polda Riau AKBP Hermansyah yang dikonfirmasi wartawan membenarkan adanya insiden salah tembak itu. dia berjanji akan segera memberikan keterangan yang lebih rinci kepada publik.
"Itu bukan personel Brimob Polda Riau, melainkan dari unit Sabhara," kata Hermansyah singkat.
Bocah 7 tahun kena tembak peluiru TNI
Kasus peluru nyasar terjadi di Kota Parepare, Sulawesi Selatan yang menembus paha seorang bocah berusia 7 tahun bernama Harlan pada Kamis dini hari. "Sekitar pukul 00.00 Wita tadi, Harlan ditemukan oleh bapaknya sudah bersimbah darah," kata ibu korban, Enceng menanggapi musibah yang menimpa anaknya pada Kamis (5/12/2013).
Menurut dia, anaknya yang masih duduk di kelas 3 di SDN 47 Parepare, Sulsel sempat membuat gempar keluarga karena tiba-tiba sebuah proyektil telah membus paha anak bungsunya tanpa diketahui asal-usul tembakan itu, karena semua anggota keluarga termasuk anaknya sedang tertidur.
Dia mengatakan, pihak keluarga sempat tidak yakin jika yang mengenai paha anaknya tersebut peluru. Pasalnya, rumahnya terletak di Jalan Ambo Matti, Kelurahan Lapadde, Kecamatan Ujung tersebut, jauh dari markas kepolisian maupun TNI.
"Saya juga heran dan sempat tidak percaya kalau yang mengenai anak kami itu, peluru," katanya.
Namun sesaat sebelum kejadian, lanjut dia, sempat mendengar suara letusan sebelum akhirnya sang anak mengeluh kesakitan. Saat itulah, dia bersama suaminya menemukan peluru yang masih panas, tepat di bawah paha korban. Tanpa berpikir panjang, korban segera dilarikan ke puskesmas untuk menyelamatkan korban.
Kepolisian Resort Kota Parepare, Sulawesi Selatan melansir hasil pemeriksaan terhadap selongsong peluru yang nyasar dan menembus paha Harlan, bocah usia tujuh tahun asal Jalan Ambo Matti, Kelurahan Lapadde, Kecamatan Ujung, Parepare. Dari hasil pemeriksaan, diketahui selongsong tersebut milik TNI.
"Dari hasil pemeriksaan, polisi memastikan jika peluru tersebut bukan jenis proyektil yang selama ini digunakan kesatuan kami, melainkan diduga kuat milik TNI," kata Kapolresta Parepare AKBP Himawan Sugeha saat dikonfirmasi, seperti dilansir dari Antara, Jumat (20/12).
Kasat Reskrim Polresta Parepare, AKP Wahyudi Rahman mengemukakan, hasil uji Labfor yang telah diterima pihaknya menunjukkan jika selongsong yang ditemukan berkaliber 9 mm dengan berat sekitar 7.4965 gram. "Peluru itu mirip jenis peluru standar yang biasa digunakan TNI. Itu sesuai hasil Labfor," katanya.
Berdasarkan hasil uji forensik Polda Sulselbar tersebut, tambah Wahyudi, pihaknya akan segera berkoordinasi dengan Polisi Militer (POM) setempat. Pasalnya, pada malam dan waktu yang hampir bersamaan saat kejadian, seorang anggota TNI melepaskan tembakan peringatan saat berusaha melerai perkelahian yang terjadi di salah satu cafe yang jaraknya sekitar satu kilometer dari lokasi kejadian. (mdk/noe)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Para pelajar tersebut terlibat tawuran setelah sebelumnya janjian di media sosial.
Baca SelengkapnyaDalam video, kedua begal tersungkur setelah sepeda motornya terpental.
Baca SelengkapnyaSekelompok remaja melakukan aksi perundungan sambil live TikTok
Baca SelengkapnyaAkibat peristiwa itu, anggota Polres Jakpus mengalami luka robek pada bagian kepala.
Baca SelengkapnyaAksi penganiayaan prajurit TNI terhadap sejumlah orang relawan Ganjar-Mahfud MD di Jalan Perintis Kemerdekaan, Boyolali, Jawa Tengah berbuntut panjang.
Baca SelengkapnyaDalam insiden itu diketahui telah membuat satu orang warga sipil bernama Raden Barus (61) meninggal dunia dan delapan warga lainnya mengalami luka-luka.
Baca SelengkapnyaDua polisi dilempari cairan diduga air keras saat membubarkan tawuran di Jalan Joglo Raya Kembangan Jakarta Barat pada Sabtu (21/9) pukul 04.30 WIB.
Baca SelengkapnyaKorban yang tersinggung melaporkan aksi dua TNI tersebut ke polisi.
Baca SelengkapnyaDenpom IV/Surakarta menetapkan enam prajurit TNI sebagai tersangka penganiayaan relawan Ganjar-Mahfud di Boyolali
Baca SelengkapnyaBeruntungnya luka diderita Iptu Rano tidak terlalu parah dan sudah kembali membaik.
Baca SelengkapnyaPolisi meringkus dua remaja putri yang viral duel menggunakan senjata tajam di salah satu tempat pemakaman umum (TPU) di Palembang.
Baca SelengkapnyaDua anggota yang mengalami luka atas nama Bripda Muhammad Zulfan Satria Wicaksana dan Gerald D' Hargado.
Baca Selengkapnya