Bocah penderita tumor ganas segera dioperasi di RS St Carolus
Merdeka.com - Kondisi Siti Masyitoh (9), bocah yang menderita tumor ganas semakin memprihatinkan. Deden ayah Siti mengungkapkan setelah menjalani operasi lima bulan lalu perut Siti semakin membesar.
"Memang sudah dioperasi, di sana bilang sudah sembuh, tapi ada cairan di pembuluh darahnya tidak bisa diangkat," ujar Deden saat di temui merdeka.com di Ruang Isolasi Yohanes kamar 207 RS St Carolus, Salemba, Jakarta Pusat, Minggu (4/11).
Deden mengatakan, kejadian yang menimpa anak bontotnya ini memang bukan semata-mata kesalahan pihak rumah sakit. Menurutnya, hal ini memang sudah takdir dari Yang Maha Kuasa.
-
Bagaimana cara meminta bantuan? Saat meminta bantuan, mintalah untuk kepentingan pribadi orang, jangan pernah untuk belas kasihan atau rasa syukur.
-
Siapa yang membantu Ibu Dewi? 'Ada bagian yang khusus mengupas bawang, ada bagian mengiris bawang pakai mesin, terus bagian menggoreng. Semua pekerja yang bantu saya tetangga sekitar rumah,' kata Dewi.
-
Siapa yang bisa berdoa untuk kesembuhan orang tua? Doa untuk kesembuhan orang tua bisa diamalkan oleh anak untuk memohon kepada Allah SWT agar memberikan kesembuhan kepada orang tua mereka yang sedang sakit.
-
Siapa yang harus berkonsultasi? Jika hasil test pack menunjukkan negatif dan Anda tidak mengalami haid, sebaiknya Anda segera berkonsultasi dengan dokter kandungan.
-
Siapa yang butuh petunjuk? Setiap individu diuji dengan berbagai macam tantangan, baik dalam bentuk kesulitan maupun kebahagiaan.
-
Siapa yang perlu berkonsultasi dengan tenaga kesehatan? Terakhir, konsultasikan dengan penyedia layanan kesehatan untuk mendapatkan penilaian kesehatan dan rencana perawatan yang profesional.
"Saya sih enggak nyalahin rumah sakitnya. Memang pas dioperasi anak saya sudah baik. Tapi tiba-tiba 5 bulan kemudian malah batuk-batuk, dan muntah-muntah, lalu makin lama perutnya makin membesar," kisahnya.
Melihat kondisi anaknya semakin parah, Deden langsung membawa anaknya
Ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusomo, Jakarta Pusat. Namun bukan mendapatkan perawatan intensif, Siti malah ditelantarakan.
"Semalaman anak saya gak dapat kamar. Akhirnya mau gak mau tidur di kursi roda, alasan rumah sakit katanya karena surat rujukanya enggak bisa diterima," katanya.
Setelah menunggu lama dan tidak ada jawaban dari RSCM, Deden pun akhirnya melampiaskan kemarahanya, demi keselamatan anaknya itu.
"Kondisi anak saya sudah parah malah didiemin, akhirnya setelah marah-marah saya baru dapat tempat di IGD. Kalau gak digituin saya rasa anak saya bisa tidur di kursi roda terus," ungkapnya.
Selama 5 hari di IGD, Siti tidak mendapatkan perawatan khusus, hanya obat penghilang rasa sakit yang diberikan dokter dan selang inpus yang menempel di tanganya.
"Saya minta kamar, katanya gak ada, terus saya minta yang VIP saja sekalian karena kan memang yang membiayai sebuah yayasan, alasannya enggak ada yang dokter yang nanganin," jelasnya.
Di RSCM akhirnya Deden bertemu dr Olin. Oleh Olin, Siti dirujuk ke RS St Carolus. Kini Siti terus mendapat perawatan intensif sebelum tim dokter melakukan operasi.
"Di Cipto sudah habis Rp 10 juta, enggak ada penanganan, cuma buang-buang duit. Akhirnya dibawa dokter Olin ke sini, dia yang bayar uang muka Rp 10 juta untuk rumah sakit," ungkapnya
Sudah sepekan Siti di RS carolus, ia pun kini memiliki kamar dan berencana akan di operasi.
"Kata dokter discan dulu, nanti kalau ketahuan baru dioperasi, biaya nanti ada sebuah yayasan yang menanggung, sekarang baru habis Rp 5 juta. Kalau sama yang dr Olin kasih jadi Rp 15 juta," tandasnya.
Bagi anda yang ingin memberikan bantuan bisa langsung menghubungi nomor telepon Deden di 085711220736, atau langsung datang ke RS St Carolus. (mdk/did)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bocah yang sakit itu sudah tampak lemas. Hidungnya terus mengeluarkan darah.
Baca SelengkapnyaSudah setahun kasus ini berjalanan, namun pihak rumah sakit tak kunjung memberikan pertanggungjawaban.
Baca SelengkapnyaPolisi bakal periksa keluarga korban bocah A (7) yang meninggal usai alami mati batang otak setelah menjalani operasi amandel
Baca SelengkapnyaPencopotan sesuai dengan janji Rahmatullah jika ditemukan pelanggaran dalam pemeriksaan yang dilakukan Inspektorat.
Baca SelengkapnyaIbu Siti mengadu ke Polres Bogor. Dia berharap masalah yang menimpa segera terselesaikan.
Baca SelengkapnyaSebelum meninggal, A didiagnosis mengalami mati batang otak.
Baca SelengkapnyaOrang tua Sultan korban kabel fiber optik lemas saat Kapolri bantu tanggung semua biaya.
Baca SelengkapnyaA divonis mengalami mati batang otak karena tidak sadarkan diri usai operasi amandel
Baca Selengkapnya