Bocah SD Tewas di Kolam Bekas Tambang Samarinda, Dinas ESDM Kaltim Salahkan Orangtua
Merdeka.com - Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Kalimantan Timur menginvestigasi kasus meninggalnya Ahmad Setiawan (10), bocah kelas IV SD yang meninggal di kolam bekas tambang Samarinda. Tim ESDM menilai meninggalnya Ahmad, dinilai sebagai kelalaian orangtua dalam mengawasi anaknya.
Investigasi dilakukan tim Dinas ESDM Kalimantan Timur bersama inspektur tambang Kementerian ESDM, mulai Minggu (23/6). Hasil sementara, kolam bekas tambang itu diketahui bekas konsesi PT IBP, di mana izin kontrak Pemegang Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B) dikeluarkan Kementerian ESDM.
"Diduga milik PT IBP. Soal PKP2B kan kewenangan Kementerian ESDM. Saya laporkan ini, karena kewenangan Kementerian ESDM memberi sanksi," kata Kadis ESDM Provinsi Kalimantan Timur, Wahyu Widhi Heranata, dalam penjelasan dia di kantornya, Jalan MT Haryono, Samarinda, Senin (24/6) sore.
-
Mengapa Anak Emas dikubur dengan jimat? Jimat tersebut termasuk Mata Horus, scarab, akhet jimat cakrawala, plasenta, Simpul Isis, dan jenis lainnya. Beberapa di antaranya terbuat dari emas, sementara ada juga yang terbuat dari batu semiprecious, tanah liat yang dibakar, atau faience.
-
Siapa yang menemukan kuburan anak-anak? Kuburan ini ditemukan saat penggalian berlangsung di kota kuno Tenedos, Bozcaada, tenggara Dardanelles.
-
Bagaimana cara anak itu meninggal? Antropologi fisik di lokasi menyatakan bocah itu berusia 10 tahun saat meninggal dengan gigi terkikis dan tanda-tanda infeksi didalam mulutnya.
-
Apa yang ditemukan di makam anak laki-laki? Situs ini berisi kerangka dua anak laki-laki berusia antara 7 dan 9 tahun, yang dikuburkan bersama berbagai macam barang kuburan dan sisa-sisa hewan.
-
Siapa yang ditemukan meninggal? Saat itu, ditemukan seorang pria atas nama W (55) dalam keadaan tak bernyawa.
-
Dimana pemuda itu meninggal? Pemuda itu meninggal dunia usai dipatuk ular kobra pada bagian hidungnya.
Di sisi lain, dari hasil investigasi sementara tim Dinas ESDM Kalimantan Timur, Wahyu juga telah melaporkan hasilnya kepada Gubernur Kaltim Isran Noor, pagi tadi.
"Kalau bicara siapa salah siapa benar, yang pertama salah orangtuanya, karena harus mengawasi anaknya. Misal saya, sebagai orangtua, saya harus awasi anak saya. Apalagi, anak masih di bawah umur. Yang kedua, baru lingkungan, ada pemerintah ada lingkungan dia (korban bocah Ahmad). Bisa saja (pemerintah salah). Tapi nanti dulu, itu kan (PT IBP) adalah PKP2B," sebut Wahyu.
Disinggung soal penandatanganan pakta integritas 20 Juni 2016 di Balikpapan yang diikuti tidak kurang 100 perusahaan tambang untuk berkomitmen menjaga lubang bekas tambangnya dan pemberian sanksi apabila tidak diindahkan, Wahyu punya jawaban.
"Oh iya, itu harus diikuti. Kalau perlu, tempel di jidat. Soal keseriusan (mematuhi pakta integritas), saya akan evaluasi. Kan saya di sini (menjabat sebagai Kadis ESDM) baru 1 tahun, dan saya mencoba membenahi rumah saya dulu (Dinas ESDM Kalimantan Timur)," kata Wahyu.
Diketahui, Ahmad Setiawan (10), ditemukan meninggal di kolam bekas tambang di kampung Pinang, sekitar rumahnya, Sabtu (22/6) sore. Diduga, kolam menganga tanpa plang peringatan itu milik perusahaan tambang PT IBP. Tewasnya Ahmad, menambah deretan panjang korban anak tewas di kolam bekas tambang di Kalimantan Timur, menjadi 35 anak.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bocah itu sempat dilaporkan hilang saat orang tuanya berkegiatan di Masjid Raya Al-Jabbar pada Minggu (17/12) malam.
Baca SelengkapnyaKedua orang tua bocah malang itu sama-sama bekerja di rumah sakit S.K Lerik Kota Kupang
Baca SelengkapnyaSeorang bocah berusia 5 tahun, RS ditemukan tewas tenggelam di kolam renang salah satu hotel di Pagaralam, Sumatera Selatan.
Baca SelengkapnyaSiswi berinisial AR (11), murid kelas empat SDN 10 Durian Jantung, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat (Sumbar) tewas akibat luka bakar.
Baca SelengkapnyaSeorang bocah berusia 4 tahun di Jambi yang dilaporkan hilang oleh pihak keluarga ditemukan sudah jadi mayat di bawah gardu listrik.
Baca SelengkapnyaDante meninggal setelah berenang di taman kolam renang Tirta, Pondok Kelapa, Jakarta Timur, Sabtu (27/1).
Baca SelengkapnyaBeruntung, ada sejumlah warga yang sedang memancing dan melihat anak-anak tersebut tenggelam.
Baca SelengkapnyaKorban sempat mendapatkan pertolongan pengunjung setempat, namun nyawanya tidak bisa diselamatkan.
Baca SelengkapnyaKasus tersebut bermula pada saat korban berenang di kawasan Jakarta Timur.
Baca SelengkapnyaWarga Desa Tanjung Makmur, Peninjauan, Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan, gempar dengan tewasnya bocah perempuan akibat terjatuh ke kolam ikan.
Baca SelengkapnyaSeorang saksi sempat melihat dan berusaha menyelamatkan anak itu, namun tidak berhasil.
Baca SelengkapnyaPolisi menduga ada kelalaian dari pihak guru yang menjadi pendampingi siswa selama di sekolah.
Baca Selengkapnya