Bom panci sering digunakan karena praktis tapi berdaya teror besar
Merdeka.com - Yayat Cahdiyat (41) alias Abu Salam, mengguncang ketenangan warga kota kembang setelah bom panci yang dibawanya meledak di di Lapangan Pendawa, Cicendo, Bandung, Senin (27/2). Meski daya ledaknya rendah, bom panci dinilai cukup ampuh menjadi alat teror.
Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Boy Rafli Amar menuturkan, bom jenis ini dianggap para terduga teroris sebagai alat teror yang praktis namun memiliki efek yang dahsyat.
"Mereka menganggap bahwa ini lebih simpel, praktis, tetapi tujuan untuk melakukan teror itu tercapai," ucap Boy, Selasa (28/2).
-
Bagaimana pelaku bom bunuh diri menyerang? Pelaku menggunakan rompi berisi bahan peledak. Mengutip Al Jazeera, setidaknya 70 orang tewas dan lebih dari 300 orang lainnya terluka. Korban tewas didmoinasi oleh wanita dan anak-anak.
-
Siapa yang bercanda membawa bom? 'Kami sampaikan bahwa pesawat Pelita Air dengan no penerbangan IP 205 tujuan Jakarta mengalami keterlambatan penerbangan dikarenakan terdapat penumpang yang bercanda membawa bom,' katanya.
-
Bagaimana cara membuat bahan peledak pada bejana tersebut? Pecahan 737 berisi sisa-sisa sulfur, merkuri, magnesium, dan nitrat. Magnesium diduga didatangkan dari Laut Mati, di mana bahan tersebut diekstraksi pada masa itu.
-
Dimana bom itu diyakini berada? Hal ini diduga karena nuklir ini berada di sebuah pantai lepas di pulau Tybee, Georgia, sebab selama beberapa waktu di daerah ini tercatat memiliki tingkat radioaktif yang tinggi.
-
Bagaimana cara pelaku melancarkan aksinya? Untuk memuluskan aksinya, NUG, HS, dan DK melakukan panggilan darurat ke Mako Damkar Induk Sleman.
-
Senjata apa yang digunakan pelaku? Terkait dengan senjata api yang dibawa pengemudi mobil tersebut, Kompol Margono mengatakan bahwa senjata yang digunakan pelaku diduga hanya senjata mainan.
Mantan Kapolda Banten itu juga menyebutkan perakitan bom panci disebarluaskan melalui jaringan internet. Umumnya, para perakit bom sama sekali tidak mengenal satu sama lain. Namun mereka punya tujuan sama, menebar teror.
"Inilah message yang disampaikan ke sejumlah negara ke jaringan-jaringan mereka untuk melakukan aktivitas itu," tukasnya.
Seperti diketahui, bom panci beberapa kali digunakan oleh terduga teroris. Seperti penggerebekan terduga pelaku teroris di Bekasi 2016 lalu, petugas dan Detasemen Khusus 88 mengamankan 5 orang di dua lokasi. Saat itu polisi menyita barang bukti berupa bom rakitan yang terbuat dari panci serta alat penanak nasi.
Kini, polisi kembali melumpuhkan Yayat Cahdiyat, terduga pelaku teror di Bandung dengan barang bukti bom panci. Bom tersebut diledakkan di lapangan Pendawa, namun hal itu masih diselidiki lebih lanjut termasuk memburu adanya kemungkinan pihak lain dalam aksi teror tersebut.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Polisi masih mendalami dari mana tersangka belajar merakit bom.
Baca SelengkapnyaPrajurit TNI banjir pujian usai pecahkan keramik pakai bohlam lampu pijar.
Baca SelengkapnyaDensus menangkap HOK saat hendak membuang bahan peledak yang telah dibelinya.
Baca SelengkapnyaInformasi itu membuat penyidik mendalami keahlian dari karyawan KAI itu dalam merakit senjata.
Baca SelengkapnyaDensus 88 pastikan dua tersangka terduga teroris di Jakbar tidak ada kaitannya dengan teroris HOK yang ditangkap di Batu, Malang
Baca SelengkapnyaWarga Wisma Asri Bekasi curiga benda berkabel itu bom rakitan
Baca SelengkapnyaPelaksanaan uji coba ini terlihat amat menegangkan. Terlebih, proses uji coba dilakukan langsung kepada seorang prajurit.
Baca SelengkapnyaTiga pelempar bom ke rumah Ketua KPPS di Pamekasan, Jatim, diringkus polisi.
Baca SelengkapnyaTerduga teroris ini berencana melakukan bom bunuh diri di rumah ibadah.
Baca SelengkapnyaPolisi menembak mati seorang maling spesialis pencurian kendaraan bermotor (curanmor) yang biasa membekali diri dengan bom ikan.
Baca SelengkapnyaDensus 88 mendalami peran dari HOK seorang pelajar yang ditangkap karena diduga terlibat jaringan teroris di Batu, Malang.
Baca SelengkapnyaTim Densus 88 Polri sedang mengusut proses rekrutmen jaringan terorisme melalui media sosial.
Baca Selengkapnya