Bomber gereja di Surabaya anak juragan jamu di Banyuwangi, hidupnya dibiayai orangtua
Merdeka.com - Puji Kuswati, wanita pelaku bom bunuh diri di salah satu gereja di Kota Surabaya, ternyata hidup berkecukupan karena ternyata ibunya seorang juragan jamu sukses di desa. Puji berasal dari Desa Tembokrejo, Kecamatan MuncarBanyuwangi, namun semasa kecil dia sudah tinggal bersama kerabatnya di Magetan.
Koesni, ibunda Puji, masih tak percaya putrinya nekat melakukan aksi bom bunuh diri. Apalagi, dua cucunya juga turut serta dalam aksi mengerikan itu.
"Orangtuanya masih syok berat, tidak menyangka," ujar Kepala Desa Tembokrejo, Sumarto kepada merdeka.com, Senin (18/5).
-
Kenapa Annisa Bahar jual mobilnya? Aku pakai uang pribadi dan jual dua mobil mewah aku. Sekarang udah gak ada mobil mewah aku, jalan sekarang pakai mobil biasa aja, karena sudah aku jual,' katanya.
-
Mobil apa yang dibeli? Kejadian itu berawal ketika Ahmad Paisal melihat iklan penjualan mobil Toyota Rush 2018 di lokapasar Facebook.
-
Kenapa keluarga ini mengubur mobil mereka? Keluarga Polara yang tinggal di Desa Padarshinga, Gujarat, menguburkan mobil berusia 18 tahun tersebut. Mereka percaya bahwa mobil itu membawa keberuntungan bagi mereka, sehingga mereka ingin mengucapkan terima kasih sekaligus perpisahan dengan cara yang layak.
-
Bagaimana keluarga itu mengubur mobil mereka? Untuk pemakaman, mereka menggali lubang kuburan sedalam 15 kaki atau sekitar 4,5 meter di tanah mereka, lalu dengan hati-hati menurunkan mobil tersebut ke dalamnya.
-
Kenapa rumah dinas bupati terbengkalai? Dilansir dari kanal YouTube Bucin TV, istana putih itu dari awal direncanakan akan menjadi rumah dinas bupati. Namun setelah selesai dibangun pada tahun 2013, rumah itu tidak pernah digunakan sama sekali.
-
Kenapa mobil nabrak tembok? Seorang anak bermain di jok pengemudi mobil yang sedang pameran, tidak sengaja menginjak gas sehingga mobil tersebut menabrak tembok,' tulis akun tersebut.
Sumarto membenarkan bahwa orangtua Puji merupakan warga desanya. Hanya saja saat usia 22 bulan, Puji sudah tidak tinggal bersama ibunya.
"Orangtuanya, Haji Kusni memang orang Tembokrejo. Dalam usia 22 bulan, dia diambil Bude-nya yang ada di Magetan karena dia tidak punya anak. Jadi kependudukannya bukan warga Banyuwangi," jelasnya.
Hingga besar dan menikah dengan suaminya Dita Upriyanto, Puji memang tinggal di Surabaya. Meski sudah menikah, ternyata rumah dan kendaraan miliknya dibelikan orangtuanya.
"Rumah yang di Surabaya yang membelikan keluarga dari Muncar. Bahkan dibelikan mobil sampai tiga kali dijual. Terakhir dibelikan mobil, supaya tidak dijual BPKB-nya ditaruh di Muncar, itu baru tidak dijual,” lanjutnya.
Diduga mobil ketiga yang dibelikan, jenis Toyota Avanza. Mobil itulah yang dipakai untuk melakukan bom bunuh diri di Gereja Pantekosta Pusat Surabaya.
Rusiono, perwakilan keluarga pelaku di Desa Tembokrejo menyampaikan, dua mobil yang dibelikan keluarga sebelumnya dijual dengan alasan tidak jelas. Sementara rumah yang ditempati di Surabaya, dibelikan dengan harga Rp 600 juta.
"Mobil itu yang diduga digunakan pelaku. Kami tahu kabar boom dari media. Soal mobil keluarga hanya ingin membelikan untuk kepentingan keluarga," kata Rusiono.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Simak potret rumah Gunawan Dwi Cahyo mantan suami Okie Agustina yang sempat disorot karena diam-diam gadaikan mobil.
Baca SelengkapnyaKesabaran BH (69) habis karena putranya RN (26) kerap menggadaikan sepeda motor diam-diam. Dia melapor ke polisi dan anak kandungnya itu pun ditangkap.
Baca SelengkapnyaSimak potret rumah Gunawan Dwi Cahyo mantan suami Okie Agustina yang sempat disorot karena diam-diam gadaikan mobil.
Baca SelengkapnyaRafael Alun mengajak keluarga mulai dari istri hingga tiga anak melakukan pencucian uang hasil korupsi.
Baca SelengkapnyaSebagai menantu Haji Isam, Putra bukan dari keluarga sederhana. Kekayaannya tak berbeda jauh dengan sang mertua.
Baca SelengkapnyaMobil Toyota Innova Venturer anak SYL saat ini berada dalam penyitaan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Baca SelengkapnyaNdun bersama Enggar dan teman-temannya pada sore itu sedang mengoprek-oprek sepeda motor matic sejak siang hingga dini hari.
Baca Selengkapnya