BOR di Palembang Tertinggi Selama Pandemi, Ledakan Kasus Covid-19 Mengintai
Merdeka.com - Tingkat keterisian tempat tidur atau Bad Occupancy Ratio (BOR) di Palembang mencapai angka tertinggi selama pandemi Covid-19 di angka 76 persen. Ledakan kasus virus corona terus mengintai dan diperlukan kesiapan tenaga medis.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Palembang Fauziah mengungkapkan, terdapat 18 rumah sakit rujukan yang melayani pasien Covid-19 kategori sedang dan berat. Tempat tidur yang disiapkan sebanyak 1.075 dan sudah terisi 76 persen.
"BOR sudah di atas 70 persen artinya sudah mengkhawatirkan," ungkap Fauziah, Rabu (7/7).
-
Kenapa Covid Pirola dikhawatirkan? Varian baru virus corona bernama Pirola tengah menimbulkan kekhawatiran di seluruh dunia. Varian BA.2.86, yang dijuluki 'Pirola', adalah varian baru Omicron yang bermutasi dan memicu lonjakan kasus baru. Pirola memiliki lebih dari 30 mutasi penting, menurut Scott Roberts, spesialis penyakit menular Yale Medicine dikutip dari Al-Jazeera.
-
Kenapa kasus Covid-19 naik? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Apa dampak pandemi Covid-19? Pandemi Covid-19 mengubah tatanan kesehatan dan ekonomi di Indonesia dan dunia. Penanganan khusus untuk menjaga keseimbangan dampak kesehatan akibat Covid-19 serta memulihkan ekonomi harus dijalankan.
-
Kapan Covid-19 pertama kali terkonfirmasi di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Kapan kasus Covid-19 meningkat? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Bagaimana penanganan Covid-19 di Indonesia? Jokowi memilih menggunakan strategi gas dan rem sejak awal untuk menangani pandemi Covid-19. Gas dan rem yang dimaksudkan Jokowi diimplementasikan dalam tiga strategi yakni penanganan kedaruratan kesehatan, jaring pengaman sosial, dan pemulihan ekonomi. Inilah yang kemudian menjadi ujung tombak dalam penanganan Covid-19 di Indonesia.
Jika BOR terus meningkat, kata dia, tidak menutup kemungkinan setiap rumah sakit menambah tempat tidur bagi pasien corona. Apalagi saat ini kasus harian Covid-19 di Sumsel semakin tinggi, di atas 200 kasus per hari bahkan kemarin mencapai rekor tertinggi di angka 255 kasus.
"Perlu segera ditangani agar tidak terjadi lonjakan kasus yang signifikan," kata dia.
Sementara itu, epidemiolog Universitas Sriwijaya Palembang Iche Andriyani Liberty mengaku sangat mengkhawatirkan penyebaran virus corona di Palembang dan Sumsel pada umumnya. Kekhawatiran tidak hanya mengenai kekurangan tempat tidur, melainkan kemungkinan tenaga kesehatan kewalahan menghadapi banyaknya pasien yang dirawat.
"Menambah BOR atau tempat tidur sangat mudah dilakukan. Tapi bagaimana jika lonjakan kasus meningkat, apakah tenaga dokter, perawat, dan tempat tidur ICU di Sumsel siap. Ini yang harus menjadi perhatian," ujarnya.
Menurut dia, ketersediaan tempat tidur dan kesiapan tenaga medis harus seimbang. Hal ini untuk mencegah terjadinya penolakan pasien Covid-19 oleh rumah sakit yang berdampak semakin buruk.
"Secara kuantitas tempat tidur ICU kita akan kewalahan, di atas 70 persen saja sudah berbahaya. Takutnya saat pasien datang dalam keadaan berat, rumah sakit tidak siap dan pasien datang mengantre seperti di Jawa," kata dia.
Dia menilai kasus Covid-19 di Sumsel bakal terus meningkat dengan berbagai indikasi yang mulai terlihat. Seperti bertambahnya dua daerah zona merah, Lahat dan Musi Banyuasin, yang menambah daftar status zona merah menjadi empat daerah.
Ledakan kasus Covid-19 di Sumsel perlu diantisipasi sejak dini terutama di kabupaten dan kota di luar Palembang. Sebab, banyak kasus konfirmasi positif di daerah tidak dilanjutkan dengan proses tracing sehingga menyebabkan penularan yang tak terkendali.
"Palembang banyak kasus karena dekat dengan faskes, tracing dilakukan. Daerah lain jangan sampai diam, ini bisa menjadi fenomena gunung es," kata dia.
Bagi masyarakat yang menjalani isolasi mandiri, dia meminta untuk disiplin protokol kesehatan dan menjaga masyarakat sekitar. Mereka harus tinggal di rumah atau tempat isolasi mandiri sampai sembuh agar virus tidak menular ke orang lain.
"Isoman jangan kemana-mana, lonjakan kasus ini karena mobilitas masyarakat yang tinggi," pungkasnya.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hal ini dampak asap dari kebakaran hutan dan lahan di sejumlah wilayah di Sumatera Selatan.
Baca SelengkapnyaPeningkatan kasus Covid-19 terlihat di Depok, Jawa Barat, dan sejumlah wilayah lainnya.
Baca SelengkapnyaKemenkes RI sudah mengirimkan vaksin Inavac ke Dinkes Sumsel.
Baca SelengkapnyaDinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor mencatat 750 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) sejak awal 2024. Dari ratusan kasus itu, empat orang meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaKementerian Kesehatan mencatat, hingga minggu ke-15 tahun 2024, terdapat 475 orang meninggal karena DBD.
Baca SelengkapnyaTemuan kasus Covid-19 kembali memantik kekhawatiran. Di Bali, ditemukan 43 kasus sejak awal Desember 2024.
Baca SelengkapnyaSebaran kabut asap akibat karhutla ini membuat kualitas udara di Palembang memburuk dan lebih parah dari polusi di Jakarta.
Baca SelengkapnyaKegiatan fogging ini dilakukan untuk memberikan rasa aman dan nyaman bagi pengunjung museum di tengah tingginya kasus DBD.
Baca SelengkapnyaPemkot Depok sudah melakukan antisipasi agar kasus ISPA tak terus menanjak naik.
Baca SelengkapnyaBadan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi masa pancaroba di tahun 2024 terjadi pada Maret sampai April.
Baca SelengkapnyaJumlah korban meninggal dunia itu berasal dari 62.001 kasus DBD yang teridentifikasi.
Baca Selengkapnyamengonfirmasi tren kasus mingguan Covid-19 di Indonesia kembali mengalami peningkatan.
Baca Selengkapnya