Boraks, bahan deterjen untuk buat kenyal makanan
Merdeka.com - Aneka pengawet makanan ditemukan dalam panganan berbuka puasa di sejumlah daerah. Boraks adalah salah satu bahan pengawet yang kerap ditemukan dalam operasi Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Dua pekan lalu, BPOM menguji 70 sampel takjil (jajanan berbuka puasa), di kawasan Benhil, Jakarta Pusat. Alhasil, sejumlah panganan itu terbukti ada kandungan boraksnya.
Hasil serupa juga didapat BPOM dari operasi di sejumlah pasar tradisional di Mataram, NTB dan Makassar, Sulsel. Kebanyakan boraks dicampur dalam jajanan kenyal, seperti cendol dan cincau.
-
Kenapa penjual bakso dan tahu menambahkan formalin? Pada makanan yang dijual, salah satu masalah yang bisa muncul adalah daya tahan makanan yang kurang lama sehingga penjual kadang merugi. Salah satu cara bagi pedagang untuk mencegah hal ini adalah menambahi formalin pada makanan dagangan mereka terutama pada tahu atau pun bakso.
-
Mengapa formalin digunakan pada mi basah? Penggunaan formalin dalam mi basah bertujuan untuk memperpanjang masa simpan produk tersebut.
-
Apa efek buruk formalin bagi kesehatan? Jika dikonsumsi dalam jumlah yang tinggi, formalin dapat menyebabkan dampak negatif yang serius bagi kesehatan, seperti gangguan pernapasan, iritasi pada kulit, dan bahkan dapat meningkatkan risiko terkena kanker.
-
Mengapa formalin dan rhodamin berbahaya? 'Kita cek mengandung formalin dan pewarna berbahaya bila dikonsumsi terus menerus dalam waktu lama. Bisa memicu sel ganas, kanker,' kata Pengawasan Pemeriksaan Balai BPOM di Semarang, Woro Puji Hastuti seusai pemeriksaan sampe makanan Takjil di area sekitar MAJT Semarang, kamis (4/4).
-
Apa dampak formalin untuk kesehatan tubuh? Formalin merupakan zat yang tergolong karsinogenik, artinya dapat memicu terjadinya kanker. Jika terpapar atau dikonsumsi, formalin dapat menimbulkan efek negatif bagi kesehatan tubuh manusia.
-
Apa bahaya konsumsi tahu formalin? Dalam konsentrasi yang tinggi, formalin dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan. Formalin dapat menyebabkan iritasi, alergi, kemerahan, mata berair, mual, muntah, dan gangguan pada sistem pencernaan. Dalam jangka panjang, akumulasi formalin dalam tubuh dapat mengakibatkan efek kronik seperti gangguan pada hati, ginjal, pankreas, sistem saraf pusat, serta masalah menstruasi pada wanita. Bahkan, konsumsi makanan yang mengandung formalin diduga dapat meningkatkan risiko kanker.
Dari sejumlah kasus, modus yang digunakan yakni dengan mencampur boraks ke bahan makanan. Tujuannya tentu membuat tampilan makanan lebih menarik, tahan lama (fungsi pengawet), lebih kenyal, dan mengembang, serta enak di mulut.
Selain cendol dan cincau, makanan yang biasanya dicampur boraks, di antaranya bakso, agar-agar (jely), kue apem, mie, kue cenil, ketupat, dan lontong.
Boraks sejatinya adalah senyawa kimia yang sangat berbahaya bagi kesehatan manusia. Zat yang memiliki nama kimia natrium tetrabonat (NaB4O7 10H2O) itu bisa merusak organ tubuh seperti hati, otak, dan ginjal. Bahkan jika dikonsumsi secara berlebihan, atau dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan kematian.
Boraks dapat dijumpai dalam bentuk padat dan jika larut dalam air akan menjadi natrium hidroksida dan asam borat (H3BO3). Fungsi boraks atau asam borat yang benar, adalah digunakan sebagai bahan pembuat deterjen, karena bersifat antiseptik dan mengurangi air. Karena itu, boraks tidak diperkenankan untuk digunakan sebagai bahan makanan.
Majelis Ulama Indonesia (MUI) juga sudah berencana mengeluarkan fatwa haram penggunaan boraks dan formalin pada bahan makanan. Langkah ini diambil sebagai bentuk perlindungan untuk masyarakat terhadap dua zat berbahaya tersebut.
Pekan lalu Ketua Komisi Fatwa MUI Jawa Barat, HM Salim Umar, menuturkan, fatwa tersebut dihasilkan usai pelaksanaan Ijtima ulama yang melibatkan 33 negara dari ASEAN dan Timur Tengah di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, beberapa waktu lalu.
"Sekarang fatwa tersebut sudah dibawa ke MUI Pusat untuk diedit kembali, seperti penggunaan tata bahasa," kata Salim usai menghadiri acara Syiar Ramadan Bersama Produk Halal atau Syiram 2012 kerja sama LPPOM dan MUI Jawa Barat, seperti dikutip Antara.
*Dari berbagai sumber (mdk/ren)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Adapun bahaya yang ditimbulkan ke tubuh manusia bersifat akumulatif atau tidak langsung terasa.
Baca SelengkapnyaSelanjutya BPOM telah melakukan pembinaan kepada pedangnya untuk tidak menjual produk makanan yang mengandung zat kimia berbahaya.
Baca SelengkapnyaPerlu ketelitian yang tinggi saat akan membeli bahan makan terutama yang berbahan dasar segar seperti ayam, ikan, tahu dan beberapa bahan lain.
Baca SelengkapnyaKenali cara membedakan bakso berboraks dari yang aman dengan tips aroma, tekstur, dan rasa.
Baca SelengkapnyaPara pedagang hanya diedukasi dan diingatkan agar tak mengulangi perbuatanya.
Baca SelengkapnyaKonsumsi sejumlah makanan yang mengandung formalin terutama yang terkandung pada tahu dan bakso bisa sebabkan masalah kesehatan.
Baca SelengkapnyaRoti Okko yang mengandung natrium dehidroasetat merupakan senyawa berbahaya
Baca SelengkapnyaIni dilakukan karena ditemukan sejumlah pelanggaran regulasi perihal Jaminan Produk Halal (JPH).
Baca SelengkapnyaTerhadap temuan ini, BPOM memerintahkan produsen roti Okko untuk menarik produk dari peredaran
Baca SelengkapnyaYaqut mengatakan pihaknya akan melakukan pengecekan ulang.
Baca SelengkapnyaMengonsumsi makanan yang mengandung natrium dehidroasetat berlebihan bisa memicu kanker sampai gangguan ginjal.
Baca SelengkapnyaMPU Aceh berharap pemerintah memperketat pengawasan terhadap penggunaan bahan atau zat yang berbahaya oleh perusahaan dan industri.
Baca Selengkapnya