BPBD Semarang kerahkan ribuan personel hadapi longsor & banjir
Merdeka.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang, Jawa Tengah, bakal mengerahkan ribuan personelnya untuk mengatasi bencana banjir dan tanah longsor yang berpotensi terjadi saat memasuki akhir tahun 2014 hingga awal tahun depan.
"Perkiraan kami, setiap memasuki akhir tahun sampai awal tahun 2015 mendatang, selalu ada potensi bencana tanah longsor, angin puting beliung dan banjir yang terjadi di sini. Makanya, untuk tahun ini kami kerahkan 1000 personel," kata Mujoko Raharjo, Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kota Semarang, Rabu (22/10).
Kesiapan petugasnya, kata Mujoko, nanti dibantu sejumlah elemen lain dari personel Kodim, Polrestabes hingga relawan Ubaloka. Mereka akan didukung peralatan evakuasi korban bencana seperti truk evakuasi dan beberapa perahu karet.
-
Kapan banjir terjadi di Semarang? Ia mengatakan tiga titik tersebut tergenang air sejak Kamis dini hari.
-
Kenapa tanah di daerah perbukitan berpotensi longsor? Budi menjelaskan, tanah di daerah perbukitan atau tebing yang mengalami retak-retak akibat kemarau sangat berpotensi untuk longsor ketika terkena air hujan.
-
Kapan longsor terjadi? Peristiwa tanah longsor tersebut diperkirakan terjadi sekitar pukul 06.50 WITA.
-
Apa saja bencana yang mungkin terjadi? Adapun kejadian itu berdampak pada munculnya longsor, guguran bebatuan atau erosi tanah dalam skala menengah, lalu peningkatan volume air sungai dan timbulnya banjir.
-
Apa saja dampak banjir Semarang? Banjir yang menggenangi Stasiun Semarang Tawang membuat perjalanan kereta api terganggu
-
Kapan tanah longsor terjadi di Pemalang? Salah satu bencana longsor itu terjadi di Desa Tundagan, Kecamatan Watukumpul, Kabupaten Pemalang, pada Minggu (3/3) petang.
"Karena biasanya akhir tahun dan awal tahun itu banyak bencana. Tahun kemarin banyak tanah longsor. Potensi bencananya ada di Lempongsari, Jangli, Trangkil, Gajahmungkur sedangkan, untuk potensi banjir berada di Kecamatan Genuk, Tugu, Semarang Timur, Semarang Utara dan Pedurungan," imbuh Mujoko.
Selain itu, pihaknya juga telah membentuk 8 kelurahan siaga bencana (KSB) pada tahun ini di mana setiap titik terdapat 40 relawan dari warga setempat.
"Dengan adanya pembentukan 8 KSB ini maka kita total KSB di Semarang ada 22 titik, di antaranya Bandarharjo, Mijen, Kaligawe, Randusari, Tanjung Emas, Kedungpane, Rowosari, Muktiharjo Lor dan Muktiharjo Kidul," urainya.
KSB, awalnya dibentuk pada 2012 silam. Ketika itu, ada empat kelurahan yang siap menjadi pos siaga kebencanaan. Selanjutnya berturut-turut pada 2013 ada empat kelurahan dan tahun ini 8 kelurahan. Sementara sisanya merupakan bentukan dari LSM di bidang bencana.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
BPBD selalu siaga dan melakukan langkah antisipatif agar bencana hidrometeorologi tidak terjadi
Baca SelengkapnyaCuaca ekstrem di Semarang menyebabkan banjir, tanah longsor sampai angin kencang
Baca SelengkapnyaBanjir yang menggenangi Stasiun Semarang Tawang membuat perjalanan kereta api terganggu
Baca SelengkapnyaSelain banjir, Kota Semarang, Jawa Tengah juga dilanda tanah longsor.
Baca SelengkapnyaBMKG mencatat selama periode tersebut lebih dari 35 kali gempa dangkal yang berpusat di daratan Sumatera Barat dengan rata-rata berkekuatan 3 magnitudo.
Baca SelengkapnyaSejumlah daerah di Banyumas langganan alami kekeringan setiap tahun.
Baca SelengkapnyaBanjir yang terjadi sejak Kamis (14/3) dini hari masih merendam sejumlah titik di Ibu Kota Jawa Tengah tersebut.
Baca SelengkapnyaBanjir yang mengepung Kota Semarang, Jawa Tengah disebabkan karena cuaca ekstrem
Baca SelengkapnyaMereka beraksi bak peselancar andal yang ditonton banyak orang.
Baca SelengkapnyaPemerintah daerah diminta menyiapkan langkah menghadapi musim penghujan atau potensi bencana hidrometeorologi berpotensi di akhir tahun 2024.
Baca SelengkapnyaPada Zona Menengah dapat terjadi gerakan tanah jika curah hujan di atas normal
Baca SelengkapnyaPemerintah Kota Semarang terus berupaya untuk menanggulangi bencana tersebut.
Baca Selengkapnya