BNPB pastikan foto kapal di dasar air yang beredar bukan KM Sinar Bangun
Merdeka.com - Sudah sepekan lebih, Kapal Motor Sinar Bangun tenggelam di Danau Toba. Kapal penyeberangan Parapat-Pulau Samosir itu diperkirakan membawa hampir dua ratus penumpang.
Hingga kini, baru 22 orang ditemukan. Masih ada puluhan penumpang yang belum diketahui nasibnya. Upaya pencarian terus dilakukan. Termasuk keberadaan bangkai kapal.
Di tengah usaha tim melakukan pencarian, ramai di media sosial foto kapal motor yang tenggelam di dasar air. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memastikan foto itu bukanlah KM Sinar Bangun yang tenggelam di Danau Toba. Jikapun ada yang mengaitkan, dipastikan kabar tersebut hoaks.
-
Bagaimana KM Soneta tenggelam? Namun pada 11 Juli, kapal itu mengalami kecelakaan di mana terjadi kebocoran pada tubuh kapal. Saat kejadian kondisi ombak sedang besar setinggi 2,5 meter dengan angin kencang dan arus deras.
-
Bagaimana bangkai kapal ditemukan? Para ahli telah menemukan total 10 kerajinan yang tenggelam, berasal dari Perang Dunia II hingga 3000 SM dengan menggunakan puisi tersebut.
-
Di mana bangkai kapal ditemukan? Temuan itu berlokasi di sekitar Pulau Kasos.
-
Mengapa Kota Singa tenggelam? Namun, pada tahun 1959, pemerintah Tiongkok memutuskan untuk membangun pembangkit listrik tenaga air di daerah tersebut.Pemerintah memutuskan untuk membanjiri kota tersebut untuk membangunnya.
-
Dimana kapal itu tenggelam? Kapal penangkapan ikan KM Dewi Jaya 2 yang mengangkut 37 orang dari Muara Baru, Jakarta tujuan Lombok, Nusa Tenggara Barat tenggelam di perairan Kepulauan Selayar Sulawesi Selatan (Sulsel).
-
Kenapa kapal Kanaan itu tenggelam? 'Kapal tersebut tampaknya tenggelam dalam kondisi kritis. Kemungkinan karena badai atau upaya serangan pembajakan di Akhir Zaman Perunggu.'
Foto hoax KM Sinar Bangun ©2018 Merdeka.com
"Soal foto bangkai KM Sinar Bangun yang beredar di medsos, secara logika tidak mungkin difoto karena kondisi dasar danau gelap gulita," kata Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, dalam rilis yang diterima merdeka.com, Selasa (26/6).
Menurutnya, alat yang dipakai tim SAR Gabungan dan penyelam tidak ada yang dapat menjangkau sampai dasar Danau Toba di kedalaman 500-an meter.
"Logika saja tidak mungkin. Jadi begitu terima foto pakailah logika apakah masuk akal atau tidak sehingga tidak menambah hoaks," sambungnya.
Dia menambahkan, kegelapan di perairan dalam semakin bertambah seiring kedalaman laut atau danau, hingga didominasi kegelapan pekat yang dimulai dari kedalaman lebih dari 200 meter. Pada kedalaman ini dimulai penurunan suhu yang memisahkan antara air permukaan yang hangat dan air kedalaman yang dingin. Selain itu, pada kedalaman ini terdapat gelombang dalam yang menutupi air dingin di kedalaman laut atau danau. Lalu cahaya tidak ada sama sekali pada kedalaman lebih dari 1.000 meter.
"Jadi lebih dari 200 meter sebenarnya sudah gelap dan dingin. Dasar Danau Toba sekitar 500 meter," katanya.
Untuk meneliti kegelapan di kedalaman lautan atau danau dalam, sambung Sutopo, manusia memerlukan alat modern. Pada kedalaman lebih dari 20-30 meter, manusia tidak akan mampu menyelam tanpa alat bantu. Sedangkan, pada kedalaman 200 meter, manusia tidak akan mampu bertahan hidup.
"Penyebab pertama, sinar cahaya terdiri dari tujuh warna seperti pada pelangi, yaitu ungu, nila, biru, hijau, kuning, oranye, dan merah. Cahaya akan mengalami pembiasan ketika menabrak air," jelasnya.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Beredar di media sosial TikTok sebuah video yang memberikan informasi terkait dampak erupsi Gunung Ruang.
Baca SelengkapnyaNelayan penangkap ikan, Sutrisno, menceritakan kronologi saat proses penangkapan ikan tersebut.
Baca SelengkapnyaBeredar video banjir di Aceh pada 18 November 2023 yang diklaim menyebabkan tumpukan mayat
Baca SelengkapnyaDua kapal pengangkut BBM tujuan Mentawai terdampar di Pantai Padang setelah terseret ombak dari kawasan Batang Harau.
Baca SelengkapnyaBerita tsunami terjadi di Kota Batam dan Tanjungpinang pada Selasa (17/9) hanya isu dan membohongi masyarakat
Baca SelengkapnyaBeredar sebuah video di media sosial Facebook yang menyebut Gunung Tangkuban Perahu erupsi.
Baca SelengkapnyaBenarkah foto gurita raksasa terdampar di Bali? Ini Penelusurannya
Baca SelengkapnyaKementerian PUPR belum memiliki rencana untuk membangun tol maupun jembatan bawah laut yang menghubungkan Jawa-Bali.
Baca SelengkapnyaBeredar video yang mengklaim penampakan kilat Gunung Ruang Meletus, simak penelusurannya
Baca SelengkapnyaPeristiwa itu terjadi pada Sabtu, 24 Agustus 2024 sekira pukul 22.00 WIB.
Baca SelengkapnyaBeredar video kerusakan yang diklaim akibat gempa Tuban, simak penelusurannya
Baca SelengkapnyaPolisi tidak menemukan ada tanda kekerasan di tubuh jenazah tersebut.
Baca Selengkapnya