BPOM Bantah Ada Tekanan Perpanjangan Masa Simpan Vaksin Covid-19
Merdeka.com - Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM) Penny K. Lukito membantah tudingan adanya tekanan untuk memperpanjang masa simpan atau shelf life vaksin Covid-19. Tudingan tersebut disampaikan Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Anshori Siregar.
Penny menegaskan Badan POM memperpanjang shelf life vaksin berdasarkan data saintifik dan standar yang berlaku secara internasional.
"Kepada Pak Ansori kami sampaikan kembali, Badan POM bergerak berdasarkan metodologi, standar-standar yang berlaku secara internasional," tegasnya dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi IX DPR RI, Rabu (6/4).
-
Bagaimana cara meningkatkan ketahanan kesehatan melalui vaksin? Menkes Budi juga menambahkan, untuk mendukung ketahanan kesehatan, diperlukan penelitian yang berkelanjutan dan mengikuti perkembangan teknologi. Pemerintah melalui berbagai program terus mendorong pengembangan vaksin berbasis teknologi terkini.
-
Apa tujuan produksi vaksin dalam negeri? Kemandirian dalam produksi vaksin merupakan salah satu kebijakan utama Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dalam meningkatkan ketahanan kesehatan nasional.
-
Siapa yang terlibat dalam produksi vaksin dalam negeri? Salah satu proyek unggulannya adalah pengembangan Vaksin Merah Putih atau INAVAC yang bekerja sama dengan Universitas Airlangga (Unair).
-
Bagaimana vaksin polio bekerja? Vaksin polio bekerja dengan merangsang produksi antibodi dalam tubuh, yang kemudian melawan virus polio jika terjadi infeksi. Dalam proses ini, vaksin melibatkan pemberian poliovirus yang sudah dilemahkan atau tidak aktif ke dalam tubuh.
-
Bagaimana cara kerja vaksin Mpox? Vaksin ini merupakan vaksin turunan dari cacar (smallpox) generasi ketiga yang bersifat non-replicating, artinya tidak menyebabkan virus berkembang biak dalam tubuh.
-
Bagaimana vaksin kanker ini bekerja? Putin menyatakan keyakinannya bahwa vaksin tersebut, bersama dengan obat imunomodulator generasi baru, akan segera menjadi bagian integral dari terapi individual yang efektif.
Dia menjelaskan, sebelum memperpanjang shelf life, Badan POM menerima data dari peneliti dan produsen vaksin. Setelah itu, Badan POM memutuskan untuk memberikan jaminan terkait keamanan, mutu, dan khasiat vaksin.
"Jadi bila Badan POM sudah memperpanjang, berarti itu sudah ada saintifik penjelasan di balik itu," ucapnya.
"Tidak ada tekanan sama sekali dalam hal ini diberikan kepada Badan POM. Justru malahan kami yang memberikan informasi dari sejak awal mewarning memberikan masukan pada Kemenlu dikaitkan dengan indikasi yang akan terjadi hal ini," imbuh Penny.
Dia mengungkapkan, Badan POM telah menyampaikan kepada Kemenlu baik secara tertulis maupun lisan agar pilih-pilih vaksin hibah dari negara lain. Badan POM menyarankan agar vaksin yang diterima setidaknya memiliki dua per tiga dari shelf life-nya.
"Tapi mungkin saat itu situasi sangat menekan kita semua seluruh global untuk mendapatkan akses sebanyak-banyaknya vaksin. Itu mungkin yang dilakukan sehingga ada beberapa vaksin hibah dalam waktu singkat shelf lifenya," tandasnya.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Belakangan, vaksin AstraZeneca disebut-sebut memicu kejadian trombosis with thrombocytopenia syndrome (TTS) atau pembekuan darah.
Baca SelengkapnyaBeredar klaim penerima vaksin Covid-19 mRNA akan meninggal dalam 3 atau 5 tahun
Baca SelengkapnyaPemerintah berupaya mencegah penyebaran Mpox dengan melakukan vaksinasi yang sudah disetujui WHO dan BPOM.
Baca SelengkapnyaHal tersebut dia ungkapkan menyusul isu bias terkait bahaya BPA yang kembali mencuat ke publik.
Baca SelengkapnyaProduksi vaksin dalam negeri dianggap akan mampu mendorong ketahanan kesehatan nasional.
Baca SelengkapnyaPengambilan sampel anggur shine muscat meliputi beberapa wilayah, yakni Jabodetabek, Bandung, Bandar Lampung, Surabaya, Pontianak, Makassar, dan Medan.
Baca SelengkapnyaAturan baru terkait pelabelan AMDK ini bertujuan untuk melindungi konsumen dari risiko paparan BPA.
Baca SelengkapnyaPeraturan tersebut menambahkan dua pasal dari aturan BPOM terdahulu Nomor 31 Tahun 2018, khusus untuk air minum dalam kemasan (AMDK).
Baca SelengkapnyaKomnas KIPI sebelumnya mengatakan tidak ada kejadian sindrom TTS setelah pemakaian vaksin Covid-19 AstraZeneca.
Baca SelengkapnyaHinky mengatakan, vaksin AstraZeneca sudah melewati tahap uji klinis tahap 1 hingga 4.
Baca SelengkapnyaMenurutnya, galon-galon tersebut sudah memiliki standar SNI dan telah melewati serangkaian penelitian dan uji kecocokan pangan.
Baca SelengkapnyaMenkes angkat bicara mengenai efek samping vaksin Covid-19 AstraZeneca
Baca Selengkapnya