BPOM Keluarkan Anjuran Merek Booster Bagi Penerima Vaksin Sinovac dan AstraZeneca
Merdeka.com - Pemerintah telah memulai pemberian vaksin booster Covid-19 pada 12 Januari 2022. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menerbitkan anjuran dosis vaksin booster jika merek vaksin berbeda dengan vaksin primer (dosis satu dan dua).
Dalam keterangan yang dipublikasi melalui situs BPOM, berikut dosis vaksin booster yang akan diterima;
1. Penerima vaksin primer AstraZeneca dianjurkan mendapatkan setengah dosis vaksin Moderna.2. Penerima vaksin primer Sinovac dan AstraZeneca dianjurkan mendapatkan setengah dosis vaksin Pfizer.3. Penerima vaksin primer Sinovac dianjurkan mendapatkan setengah dosis vaksin AstraZeneca.4. Penerima vaksin primer Pfizer dianjurkan mendapatkan satu dosis penuh vaksin AstraZeneca.5. Penerima vaksin primer Sinovac atau Sinopharm dianjurkan mendapatkan satu dosis penuh vaksin Janssen, Zifivax, dan Pfizer.
-
Bagaimana cara meningkatkan ketahanan kesehatan melalui vaksin? Menkes Budi juga menambahkan, untuk mendukung ketahanan kesehatan, diperlukan penelitian yang berkelanjutan dan mengikuti perkembangan teknologi. Pemerintah melalui berbagai program terus mendorong pengembangan vaksin berbasis teknologi terkini.
-
Bagaimana vaksin polio bekerja? Vaksin polio bekerja dengan merangsang produksi antibodi dalam tubuh, yang kemudian melawan virus polio jika terjadi infeksi. Dalam proses ini, vaksin melibatkan pemberian poliovirus yang sudah dilemahkan atau tidak aktif ke dalam tubuh.
-
Bagaimana vaksin kanker ini bekerja? Putin menyatakan keyakinannya bahwa vaksin tersebut, bersama dengan obat imunomodulator generasi baru, akan segera menjadi bagian integral dari terapi individual yang efektif.
-
Kapan Bio Farma mulai meneliti vaksin? Pada 1902 lembaga tersebut mulai meneliti berbagai vaksin yang diperuntukkan bagi kesehatan masyarakat.
-
Bagaimana vaksin melindungi anak? Pemberian vaksinasi ini merupakan langkah penting untuk mencegah munculnya sejumlah masalah kesehatan.
-
Bagaimana cara kerja vaksin Herpes Zoster? Dengan memberikan vaksin Herpes Zoster, akan membantu mencegah munculnya penyakit tersebut maupun komplikasi yang dapat diderita.
Pengaturan batas dosis tersebut setelah BPOM melakukan uji terhadap peningkatan antibodi. Dalam uji pada vaksin Pfizer sebagai booster heterolog dengan setengah dosis bagi penerima vaksin primer Sinovac atau AstraZeneca, menunjukan hasil imunogenisitas berupa peningkatan antibodi yang tinggi pada 6-9 bulan (31-38 kali) setelah pemberian dosis primer lengkap.
Di sisi lain, peningkatan antibodi setelah 6 bulan vaksinasi primer lengkap vaksin Sinovac menghasilkan peningkatan antibodi IgG terhadap S-RBD yang tinggi (105,7 kali) dibandingkan sebelum diberikan dosis booster.
Untuk vaksin Pfizer sebagai booster dengan vaksin primer AstraZeneca, hasil imunogenisitas menunjukkan pada pemberian booster vaksin Pfizer dosis setengah dosis setelah 6 bulan vaksinasi primer lengkap dengan vaksin Astra Zeneca menghasilkan peningkatan antibodi IgG terhadap S-RBD yang tinggi (21,8 kali) dibandingkan sebelum diberikan dosis booster.
Terakhir, vaksin AstraZeneca sebagai booster heterolog dosis setengah dosis dengan vaksin primer Sinovac menunjukan hasil imunogenisitas berupa peningkatan antibodi IgG terhadap S-RBD yang tinggi (35 – 38 kali), baik pada interval booster 3-6 bulan (34-35 kali) maupun 6-9 bulan (35 – 41 kali).
Kenaikan IgG pada dosis setengah/half dose tidak berbeda jauh dengan full dose. Untuk booster dengan Vaksin Primer Pfizer (dosis penuh/full dose), hasil imunogenisitas menunjukkan peningkatan antibodi IgG yang baik (dari 3350 menjadi 13.242).
Kepala BPOM, Penny Lukito menyampaikan bahwa penetapan vaksin yang digunakan program tersebut telah merujuk vaksin Covid-19 yang telah disetujui oleh Badan POM untuk penggunaan booster.
"Penggunaan jenis vaksin di lapangan, dapat menyesuaikan berdasarkan pertimbangan ketersediaan, sepanjang masuk dalam persetujuan penggunaan yang telah diterbitkan oleh Badan POM," ujar Penny.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Total jenis vaksin yang diberikan pada anak saat ini adalah 14.
Baca SelengkapnyaBeberapa waktu terakhir terjadi lonjakan kasus Covid-19 yang cukup signifikan di Indonesia.
Baca SelengkapnyaBelakangan, vaksin AstraZeneca disebut-sebut memicu kejadian trombosis with thrombocytopenia syndrome (TTS) atau pembekuan darah.
Baca SelengkapnyaUntuk mencegah terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB), pemerintah terus mendorong program imunisasi polio dengan menggelar PIN.
Baca SelengkapnyaCakupan imunisasi PCV pada bayi tahun 2023, yakni sebanyak 139.887 atau 84,48 persen.
Baca SelengkapnyaVaksin cacar api dirancang untuk merangsang sistem kekebalan tubuh agar dapat mengenali dan melawan virus varicella-zoster sebelum virus tersebut aktif kembali.
Baca SelengkapnyaRencana pemberian booster ketiga ini buntut kembali meningkatnya kasus Covid-19.
Baca SelengkapnyaVaksin booster masih gratis dan dapat ditemukan di puskesmas atau faskes terdekat.
Baca SelengkapnyaHerpes Zoster merupakan penyakit yang ditandai dengan munculnya bintil, ruam dan disertai dengan cairan bening.
Baca SelengkapnyaMenkes angkat bicara mengenai efek samping vaksin Covid-19 AstraZeneca
Baca SelengkapnyaTerdapat dua jenis vaksin polio yaitu berupa suntik dan tetes yang bisa diberikan pada anak. Apa perbedaannya?
Baca SelengkapnyaProduksi vaksin dalam negeri dianggap akan mampu mendorong ketahanan kesehatan nasional.
Baca Selengkapnya