BPOM Segera Menerbitkan Izin Darurat Penggunaan Vaksin Astrazeneca
Merdeka.com - Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Penny K Lukito menunggu data lengkap dari otoritas terkait soal Astrazeneca, vaksin Covid-19 produksi Inggris, sehingga bisa digunakan di Indonesia.
"Karena BPOM sebagai otoritas obat membutuhkan data-data terkait 'dozier', mutu, kualitas, khasiat," kata Penny dalam jumpa pers daring yang dipantau dari Jakarta, Selasa (16/2).
Ia mengatakan BPOM akan mendapat informasi soal daftar penggunaan darurat farmasi dari Badan Kesehatan Dunia WHO. Selanjutnya dari daftar tersebut, kata dia, otoritas obat dan makanan negara terkait akan mengkaji untuk bisa mengeluarkan izin penggunaan darurat EUA.
-
Siapa yang mendesak BPOM untuk sosialisasi? Ia mendesak BPOM segera meningkatkan sosialisasi masif atas kebijakan anyar tersebut.
-
Apa tujuan produksi vaksin dalam negeri? Kemandirian dalam produksi vaksin merupakan salah satu kebijakan utama Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dalam meningkatkan ketahanan kesehatan nasional.
-
Kenapa vaksin dalam negeri penting? Hal ini disampaikannya saat meresmikan fasilitas produksi vaksin PT Biotis Pharmaceuticals Indonesia di Kabupaten Bogor, pada Rabu (11/9). Menkes Budi menekankan bahwa pengalaman sukses dalam mengembangkan Vaksin Merah Putih menunjukkan betapa krusialnya memiliki berbagai jenis vaksin untuk memastikan keamanan kesehatan masyarakat.
-
Siapa yang terlibat dalam produksi vaksin dalam negeri? Salah satu proyek unggulannya adalah pengembangan Vaksin Merah Putih atau INAVAC yang bekerja sama dengan Universitas Airlangga (Unair).
-
Bagaimana cara BPOM mengantisipasi bahaya BPA? “Rencana regulasi tersebut menunjukkan negara hadir dalam melindungi kesehatan masyarakat. Pelaku usaha pastinya memahami rencana pelabelan ini dan kami berharap dukungan semua pemangku kepentingan“
-
Apa yang dihapus WHO dari daftar obat terlarang? Pada 2 Desember 2020, UN Commission on Narcotic Drugs (CND) menyetujui rekomendasi dari Organisasi Kesehatan Dunia pada hari Rabu untuk menghapus ganja dan resin ganja dari klasifikasi Golongan IV berdasarkan Konvensi Tunggal Narkotika tahun 1961.
"Kami mendapat informasi bahwa 'mergency use listing'dari WHO untuk vaksin AstraZeneca yang akan didistribusikan melalui kerja sama multilateral sudah dikeluarkan dan tugas BPOM menerbitkan EUA," kata dia.
Menurut dia, BPOM dapat memproses izin EUA jika data lengkap dari WHO soal AstraZeneca. "Kami memberikan janji kinerja 5-10 hari akan terbit EUA secepatnya setelah kami menerima dozier WHO," kata dia. Dikutip Antara.
Dengan lengkapnya kebutuhan data, kata dia, maka dalam waktu dekat bisa memberikan izin EUA untuk vaksin AstraZeneca melalui distribusi multilateral ke Indonesia.
Di tempat yang sama, Direktur Utama PT Bio Farma (Persero) Honesti Basyir mengatakan pihaknya masih fokus untuk produksi Vaksin Covid-19 secara mandiri dengan mengimpor bulk (bahan baku setengah jadi) dari perusahaan Sinovac asal China.
"Kementerian Kesehatan menyebut tujuh vaksin yang akan digunakan untuk vaksinasi masyarakat. Sementara kami produksi satu vaksin bahan baku dari Sinovac. Moderna, Pfizer, Sinopharm, AstraZeneca kita akan impor jadi dulu karena fasilitas produksi masih dipakai untuk produksi vaksin Sinovac," kata dia.
WHO Rekomendasikan Vaksin Oxford-AstraZeneca untuk Orang Dewasa Sampai Lansia
Sebelumnya, Ilmuwan penasihat WHO merekomendasikan penggunaan vaksin Covid-19 Oxford-AstraZeneca pada semua orang dewasa - termasuk lansia di atas 65 tahun - setelah sejumlah negara memilih tidak memberikan suntikan kepada kelompok itu.
Kelompok penasihat strategis ahli (Sage) WHO untuk imunisasi mengeluarkan rekomendasi sementara terkait vaksin tersebut, mengatakan vaksin dapat diberikan kepada orang-orang yang berusia 18 tahun ke atas "tanpa batas usia maksimal".
"Itu berarti orang yang berusia di atas 65 tahun harus diberikan vaksinasi," jelas ketua tim penasihat, Dr Alejandro Cravioto, dikutip dari The Independent, Kamis (11/2).
Pedoman tersebut dikeluarkan setelah sejumlah negara memilih untuk tidak memvaksinasi warganya yang berusia di atas 65 tahun.
Di seluruh Eropa, termasuk di Prancis, Jerman, dan Swedia, vaksin AstraZeneca hanya direkomendasikan penggunaannya untuk warga di bawah usia tersebut. Di Spanyol dan lainnya, vaksin ini direkomendasikan untuk mereka yang berusia di bawah 55 tahun.
Spanyol akan mulai memvaksinasi pekerja garda depan dengan vaksin AstraZeneca seperti polisi, pemadam kebakaran, dan militer.
Namun, pedoman yang diterbitkan pada Rabu oleh otoritas kesehatan Spanyol mengatakan vaksin tidak boleh diberikan kepada orang-orang yang berusia di atas 55 tahun atau mereka yang menderita penyakit serius, karena tidak ada data yang menunjukkan bahwa vaksin itu ampuh pada mereka.
"Kami telah lama meninjau buktinya, membahasnya dengan para ahli dan orang-orang yang terlibat langsung dalam uji coba," kata Dr Cravioto.
"Dalam kasus data yang berasal dari uji klinis, kami telah melihat ada partisipasi kecil dari orang-orang yang berusia di atas 65 tahun," lanjutnya.
"Namun, hasil perkiraan kemanjuran untuk orang yang berusia sampai 65 tahun ke atas, memiliki interval kepercayaan yang luas. Dan oleh karena itu kami merasa respons kelompok ini tidak bisa berbeda dengan kelompok yang lebih muda."
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ikrar menyataan akan menjalankan arahan yang dititipkan Presiden Jokowi dan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.
Baca SelengkapnyaSejumlah patogen dikhawatirkan bisa menjadi ancaman bagi munculnya pandemi baru sehingga jadi perhatian bagi Kemenkes.
Baca SelengkapnyaRata-rata produk obat yang dilakukan penarikan diketahui Tidak Memenuhi Syarat (TMS) keamanan maupun izin edar.
Baca SelengkapnyaPemanfaatan BMN ini digunakan untuk usaha yang lebih produktif.
Baca SelengkapnyaProduksi vaksin dalam negeri dianggap akan mampu mendorong ketahanan kesehatan nasional.
Baca SelengkapnyaIntroduksi vaksin dengue bertujuan mencegah penyebaran demam berdarah.
Baca SelengkapnyaWHO tetapkan mpox sebagai wabah internasional yang perlu untuk diwaspadai.
Baca SelengkapnyaKepala BPOM RI Taruna Ikrar menegaskan komitmennya untuk menindak tegas jaringan mafia skincare.
Baca SelengkapnyaNamun kalau untuk yang komorbid, kata Menkes, risiko tetap ada karena virusnya tidak hilang.
Baca SelengkapnyaTaruna menyebut, harga obat yang beredar di RI 400 persen lebih tinggi.
Baca SelengkapnyaIrma pun meminta BPOM bekerjasama dengan Badan Karantina untuk menyelidiki peredaran anggur muscat.
Baca SelengkapnyaPeningkatan status mpox membuatnya menjadi maslah kesehatan yang perlu mendapat perhatian lebih.
Baca Selengkapnya