BPPTKG: Aktivitas Merapi saat ini sudah mereda
Merdeka.com - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Gunung Api (BPPTKG) Yogyakarta menyampaikan letusan yang terjadi di Gunung Merapi merupakan letusan minor. Letusan ini terjadi pada Jumat, (11/5) pukul 07.40 WIB.
Kepala BPPTKG, Hanik Humaida dalam keterangan tertulis mengatakan letusan minor dipicu oleh akumulasi gas vulkanik dan kemungkinan tidak akan diikuti oleh erupsi lebih lanjut. Status aktivitas Merapi, kata Hanik, saat ini dinyatakan dalam tingkat normal.
"Status aktivitas Merapi dinyatakan dalam tingkat normal. Aktivitas Merapi saat ini sudah mereda. Masyarakat diimbau untuk tetap tenang," ujar Hanik.
-
Apa yang terjadi di Gunung Merapi? Gunung Merapi yang berada di perbatasan Jawa Tengah dan Yogyakarta mengalami 71 kali gempa guguran.
-
Apa yang dikeluarkan Gunung Merapi? Pada Rabu (2/8) dini hari pukul 00.00 hingga pagi pukul 06.00, gunung api paling aktif di tanah Jawa ini mengeluarkan 8 kali guguran lava.
-
Mengapa Merapi mengalami gempa guguran? Gempa guguran biasanya terjadi setelah erupsi disebabkan guguran lava yang terjadi pada sistem pembentukan lava.
-
Bagaimana Merapi mengalami gempa guguran? 'Gempa guguran merupakan gerakan yang terekam pada alat seismogram karena fragmen lava jatuh ke bagian bawah akibat gravitasi bumi,'
-
Apa yang terjadi di puncak Merapi? Puncak Gunung Merapi dipenuhi batu-batu berapi yang suhunya diperkirakan mencapai 1.000 derajat. Jam masih menunjukkan pukul 05.30 pagi saat pemilik kanal YouTube KBS Vlog menerbangkan drone dari Pos Pengamatan Gunung Api Babadan menuju puncak Gunung Merapi pada 27 Februari 2024 lalu.
-
Apa yang di luncurkan oleh Gunung Merapi? Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) melaporkan adanya luncuran awam panas guguran sejauh 2.700 meter yang keluar dari kawah Gunung Merapi di perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Hanik menyampaikan peningkatan aktivitas mulai pada Rabu (9/5). Terjadi gempa vulkanik sebanyak 2 kali dan guguran 8 kali. Pada hari Kamis (10/5) muncul gempa vulkanik 4 kali dan guguran 3 kali.
"Hari Jumat (11/5) dari pukul 00.00 hingga 08.00 WIB, guguran 1 kali dan gempa multi fase 1 kali. Lalu, 2 jam sebelum letusan ada peningkatan suhu kawah area 3 atau di dalam kawah. Mulai naik dari 38,2 derajat Celcius menjadi 90,6," ungkap Hanik.
Hanik menjelaskan dari pengamatan visual, pada pukul 07.40 WIB diawali dengan suara gemuruh kecil. Getaran, lanjut Hanik, terasa di Pos Babadan dengan durasi 10 menit. Ketinggian kolom erupsi 5,5 kilometer di atas puncak dengan lama letusan 5 menit.
"Erupsi berlangsung sekali dan tidak diikuti susulan. Pascaerupsi, kegempaan yang terekam tidak mengalami perubahan. Serta suhu kawah mengalami penurunan."
(mdk/rzk)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Saat ini letusan eksplosif masih tetap berlangsung dengan jangkauan lontaran lava dominan masih di sekitar area kawah.
Baca SelengkapnyaStatus Gunung Marapi yang terletak di Kabupaten Agam dan Tanah Datar, Sumatera Barat (Sumbar) diturunkan dari Level III Siaga menjadi Level II Waspada.
Baca SelengkapnyaGuguran lava pijar itu meluncur ke arah barat daya atau Kali Bebeng.
Baca SelengkapnyaTeramati kolom abu setinggi 800 meter dari puncak gunung dan guguran material ke arah Besuk Kobokan.
Baca SelengkapnyaPetugas mengimbau agar masyarakat yang ada di sekitar Marapi dan seluruh pihak agar menjaga situasi agar tetap kondusif di masyarakat.
Baca SelengkapnyaRangkaian letusan dan rupsi Gunung Marapi secara tidak kontinyu telah terjadi sejak 3 Desember 2023 hingga saat ini.
Baca SelengkapnyaPendaki dan wisatawan diimbau untuk tidak memasuki kawasan Gunung Marapi yang berstatus siaga III.
Baca SelengkapnyaDentuman Terdengar saat Erupsi Gunung Marapi, Ini Penjelasan Badan Geologi
Baca SelengkapnyaGunung Merapi mengalami erupsi. Hujan abu melanda Boyolali dan Klaten
Baca SelengkapnyaWarga dan wisatawan tidak melakukan aktivitas dengan radius 3 kilometer dari puncak Gunung Marapi.
Baca SelengkapnyaMaterial-material gunung seperti abu vulkanik, air dan gas saling bertabrakan, lalu menghasilkan listrik statis.
Baca SelengkapnyaPuncak Gunung Merapi dipenuhi batu-batu berapi yang suhunya diperkirakan mencapai 1.000 derajat.
Baca Selengkapnya