Bra & celana dalam wanita impor dari China diduga mengandung silikon berbahaya
Merdeka.com - Sejumlah barang elektronik sampai pakaian dalam wanita tidak berstandar nasional (SNI) ditemukan beredar bebas di pasar tradisional dan modern di Palembang. Pakaian dalam wanita itu diduga mengandung silikon yang berbahaya.
Dirjen Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga Kementerian Perdagangan, Wahyu Hidayat, mengungkapkan barang-barang tersebut diketahui dari hasil sidak dengan cara berpura-pura membeli di pasaran. Barang yang mencurigakan tersebut tengah dilakukan uji laboratorium.
"Ternyata di Palembang masih ditemukan barang-barang yang tak memenuhi SNI. Barang itu mulai elektronik hingga pakaian dalam wanita," ungkap Wahyu, Jumat (9/3).
-
Apa aja produk tekstil impor yang Kemendag selidiki? Produk-produk tersebut di antaranya pakaian dan aksesori pakaian, kain, tirai, karpet, benang stapel, filamen benang (yarn), ubin keramik, evaporator kulkas dan pembeku (freezer), baja, kertas, lysine, pelapis keramik, dan plastik kemasan.
-
Siapa aja yang pernah Kemendag selidiki terkait impor? Sementara negara yang pernah indonesia selidiki dan kenakan BMAD maupun BMP antara lain India, Republik Korea, China, Jepang, Amerika Serikat, Uni Eropa, Rusia, Kazhakstan, Australia, Malaysia, Vietnam, Thailand, Hongkong, Turki, Pakistan, Persatuan Emirat Arab, Singapura, Taiwan, Bangladesh, dan Mesir.
-
Bagaimana cara mendeteksi produk berbahaya? Pemeriksaan ini dilakukan dengan mengecek daftar bahan dalam produk, yang juga bisa dilakukan oleh konsumen.
-
Mengapa Kemendag memusnahkan barang ilegal? Menteri yang akrab disapa Zulhas ini menjelaskan, pemusnahan tersebut dilakukan merupakan upaya Kemendag guna melindungi konsumen dalam negeri.
-
Dimana penggerebekan produk Apple palsu dilakukan? Penggerebekan dilakukan di beberapa lokasi, termasuk Castlebar, Westport, Ballinrobe, dan Claremorris.
-
Apa yang disita dari pedagang? Barang bukti yang sita itu 4,5 kg daging anjing dan (ada yang sudah diolah) berupa rica-rica dan rawon. Itu, katanya laris dikonsumsi oleh orang-orang terbatas,' kata Kepala Satpol PP Provinsi Bali, Dewa Nyoman Rai Dharmadi, saat dikonfirmasi Kamis (1/8).
Dijelaskannya, barang-barang elektronik yang ditemukan tak berstandar nasional di antaranya kipas angin, setrika, DVD, dispenser, printer dan sebagainya. Mayoritas barang itu diproduksi dari China.
"Secara kasat mata memang produk China," ujarnya.
Sementara dugaan kandungan silikon di pakaian dalam wanita itu, Wahyu menyebut masih dalam uji laboratorium. Sebab temuan itu sudah terjadi di beberapa daerah di Indonesia.
"Pertama kali ditemukan di Riau, konsumen mengeluh sakit di payudara ketika menggunakan BH itu. Nah, apakah pakaian dalam yang kita temukan ini berbahaya, kita uji dulu," kata dia.
Kepala Dinas Perdagangan Sumsel Yustianus mengatakan, pihaknya bersama tim dari pusat mengawasi secara berskala terhadap pelaku usaha. Pengawasan diutamakan dari sisi SNI.
"Hasilnya memang banyak yang tak memenuhi SNI. Jika benar berbahaya, barang-barang itu akan kita sita," jelas dia.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penyidikan kasus dilakukan sejak Januari 2024 hingga Juli 2024. Dengan menetapkan delapan tersangka
Baca SelengkapnyaSeluruh barang ilegal hasil penindakan Satgas Pengawasan Barang Tertentu yang Diberlakukan Tata Niaga Impor itu, diperkirakan bernilai Rp46.188.205.400.
Baca SelengkapnyaDi e-commerce ini banyak pilihan pakaian dan aksesori trendi dengan harga yang sangat rendah.
Baca SelengkapnyaMengingat biaya bea masuk pakaian impor sekitar Rp60.000 per buah.
Baca SelengkapnyaYLKI pernah menemukan banyak produk impor yang tidak memenuhi standar masuk ke Indonesia pada ritel besar.
Baca SelengkapnyaMendag Zulhas membeberkan hasil tangkapan Satgas Barang Impor Ilegal yang berpotensi merugikan negara Rp18 miliar.
Baca SelengkapnyaPerempuan asal China itu mengaku ia telah membeli pakaian dalam dari perusahaan online bernama Taobao.
Baca SelengkapnyaLangkah pemerintah memberantas barang impor ilegal makin serius dengan melakukan riset khusus.
Baca SelengkapnyaKepala BPOM Taruna Ikrar, menyebut produk kosmetik impor ilegal tersebut sebagian besar produk berasal dari China, Filipina, Thailand dan Malaysia.
Baca SelengkapnyaMendag Zulkifli menegaskan ungkap kasus dari hasil pengawasan perdagangan ini demi menyelamatkan industri dalam negeri.
Baca SelengkapnyaNamun demikian, dia belum menemukan bagaimana barang-barang impor ilegal ini bisa masuk ke Tanah Air.
Baca SelengkapnyaRatusan kosmetik ilegal ini berasal dari China, Filipina, Thailand, dan Malaysia dengan nilai mencapai Rp11,4 miliar.
Baca Selengkapnya