Brigadir Susanto tembak komandannya karena merasa tak dihargai
Merdeka.com - Motif penembakan yang dilakukan Brigadir Susanto terhadap Kayanma Polda Metro Jaya AKBP Pamudji akhirnya terkuak. Susanto mengaku sakit hati lantaran kerjanya tidak pernah dihargai oleh korban.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Heru Pranoto menjelaskan sebelum peristiwa penembakan, Selasa (18/3) sekitar pukul 21.15 WIB korban mengecek kelengkapan anggota Yanma yang tengah berjaga malam atau piket. Saat itu, korban mendapati Susanto yang berasa di ruang piket namun tak mengenakan pakaian dinas lengkap.
"Pada saat itu tersangka S akhirnya keluar karena melihat korban datang dan sapa 'selamat malam komandan'," ujar Heru di Mapolda Metro Jaya, Senin (24/3).
-
Siapa yang mengacungkan senjata api? Menurut dia kondisi seketika mencekam, karena dua dari gerombolan itu mengacungkan senjata api.
-
Apa yang ditembak? Tiga pemuda yang menjadi korban penembakan yakni RS, DS dan YL.
-
Siapa yang melakukan penusukan? Informasi yang dihimpun menyebutkan, korban yang berusia 8 tahun itu mengalami kebutaan pernanen pada mata sebelah kanannya. Kejadian itu sendiri, terjadi pada 7 Agustus lalu.
-
Senjata apa yang digunakan pelaku? Terkait dengan senjata api yang dibawa pengemudi mobil tersebut, Kompol Margono mengatakan bahwa senjata yang digunakan pelaku diduga hanya senjata mainan.
-
Siapa yang terlibat dalam baku tembak tersebut? Anggota Brimob dan TNI yang dikerahkan untuk menjaga keamanan Papua dan menumpas KKB juga mengalami masalah yang cukup pelik. Anggota Brimob dan TNI pun kerap terlibat baku tembak dengan para teroris di Papua yang semakin lama mulai berani menyerang TNI dan Polri yang berjaga di sana.
-
Siapa yang mengeluarkan pistol? Saat pelaku mengeluarkan senjata api, warga yang berkerumun di sekitar lokasi kejadian langsung berlarian karena ketakutan.
Susanto pun ditegur oleh Pamudji. Lantas, senjata api yang dipegang Susanto langsung disita oleh Pamudji. Sesaat setelah ditegur, Susanto langsung melengkapi pakaian dinasnya.
Kemudian, Pamudji meminta Susanto untuk mengecek ke bagian belakang ruangan, apakah ada orang. Susanto pun menjalani perintah Pamudji.
"Pada saat melaporkan inilah terjadi sedikit perselisihan, artinya laporan tersangka tidak dipedulikan," jelasnya.
Rupanya, perselisihan paham tersebut membuat Susanto sakit hati. Pasalnya, Susanto merasa pekerjaan yang dilakukan tidak mendapat apresiasi dari Pamudji. "Bahkan yang diterima adalah teguran," sambung Heru.
Beberapa teguran yang diterima Susanto mulai dari soal pakaian dinas, listrik dan AC menyala. "Korban merasa sudah piket sendiri malah mendapat teguran, dan melapor tugas yang diperintahkan tidak ditanggapi," bebernya.
Susanto pun lantas mencoba mengambil senjata api miliknya yang telah diambil korban sebelumnya. Saat hendak diambil, Pamudji mempertahankan senjata itu. Tak pelak, rebutan senjata terjadi.
Heru mengatakan saat rebutan, pelatuk senjata tertarik dan terjadi letusan pertama yang pelurunya mengenai dinding. "Pada saat meletus pertama, korban katakan 'Astagfirullah'," katanya.
Akhirnya, aksi rebutan senjata api tersebut dimenangkan oleh Susanto yang langsung menghadiahi Pamudji dengan satu tembakan lagi.
"Senjata beralih ke tangan tersangka dan terjadilah penembakan tepat mengenai kepala sebelah kiri dan tembus ke kanan," kata Heru.
Sementara ini, Susanto dijerat pasal 338 tentang Pembunuhan. Tapi, tak menutup kemungkinan ayah dua anak itu akan dijerat pasal lain. "Ada kemungkinan lain pasal lain, masih kita dalami," pungkas Heru. (mdk/hhw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Korban hendak melerai kerusuhan, namun dia justru dianiaya lima pelaku
Baca SelengkapnyaAksi prajurit Kopassus bertempur sampai titik darah penghabisan ini menimbulkan simpati dari kawan dan lawan.
Baca SelengkapnyaSeorang anggota TNI jadi korban pengeroyokan oleh sekelompok orang tidak dikenal (OTK
Baca SelengkapnyaPrada Nurrahman menegur pengemudi mobil yang lantas menghubungi Danki Brimob Polda Sumut.
Baca SelengkapnyaDalam insiden itu diketahui telah membuat satu orang warga sipil bernama Raden Barus (61) meninggal dunia dan delapan warga lainnya mengalami luka-luka.
Baca SelengkapnyaAnggota TNI AL Koptu SB diamankan Pomal Lantamal VI Makassar karena menembak dua warga, SR (19) dan FL (16).
Baca SelengkapnyaSeorang prajurit TNI asal Papua menodong pistol kepada komandan dan meminta duit, rekan-rekan TNI yang melihat kejadian tersebut pun hanya bisa tertawa.
Baca SelengkapnyaSaat ini pelaku telah ditetapkan sebagai tersangka dan telah dilakukan penahanan.
Baca Selengkapnya