Buat Order Fiktif, 8 Pengemudi Online 'Tuyul' Diamankan
Merdeka.com - Kejar bonus dari order fiktif, 8 pengemudi taksi dan ojek online dibekuk Polres Kota Tangsel. Dari order fiktif yang dijalankan, para pelaku berhasil meraup untung hingga Rp3 juta perhari.
Kapolres Kota Tangsel, AKBP Ferdy Irawan mengatakan, delapan orang tersebut diamankan di tempat nongkrongnya di Rawa Mekar, Tangerang Selatan. Mereka merupakan sindikat pelaku penipuan order online fiktif demi meraup poin dari provider layanan transportasi online GO-Jek.
Delapan pelaku yang diamankan itu, Achmad Arif Febi Ruchyadi (28), Irpan (25), Bima Alan Buana Saputra (24), Dian Azhari (31), Felix Prastatama Yudian Bangsa (21), Nadi Asmad (41), Taupik Kurniawan (47) dan Siti Hodijah (35). Mereka bekerja dengan menggunakan fake GPS, guna membuat order fiktif terhadap akun-akun driver para pelaku yang telah terdaftar.
-
Apa yang dilakukan driver online tersebut? Sosoknya tak segan mengurus berkas sang penumpang hingga mendapat tindakan dari dokter.
-
Mengapa driver online tersebut membantu penumpangnya? Tiba-tiba papa mengeluh dadanya nyeri hebat dan minta kembali ke rumah. Tapi pak Nurahman menawarkan dibawa ke RS karena melihat kondisi papa yang sangat kesakitan,' sambungnya, demikian dikutip dari keterangan unggahan.
-
Siapa yang menjadi driver taksi online? 'Kami jual aset, dan suami berusaha cari kerja lagi. Karena pandemi, akhirnya dia jadi driver taksi online,' ungkap Ira.
-
Kenapa driver ojek online pakai jalan tikus? 'Jalan Tikus' atau jalan tembus. Jalan favorit bagi pengendara motor. Jalan yang biasanya hanya cukup dilewati satu motor. Saling terhimpit di gang sempit. Di tengah permukiman padat penduduk. Di antara gedung pencakar langit ibu kota. Membentang di atas lintasan sungai. Bahkan di jembatan yang hanya terbuat dari bambu.
-
Bagaimana driver online tersebut membantu penumpangnya? 'Diantarlah sampai ke RS, dibantu urus sampai ke dalam, dibantu uruskan BPJS, sampai papa bisa masuk dan segera ditangani dokter,' lanjutnya, demikian dikutip dari keterangan unggahan.
-
Apa yang dilakukan driver ojol? Driver ojol tersebut memberikan helm pribadinya kepada pengendara yang ditegur saat berhenti di lampu lalu lintas. Aksi perhatian driver ojol itupun langsung ramai mendapat beragam komentar dari warganet.
"Mereka beraksi menggunakan fake GPS, dengan mengakali aplikasi GPS yang sudah mereka setting untuk mendapatkan order fiktif," kata Ferdy di Mapolresta Tangsel, Senin (22/7).
Dari order fiktif itu, para pelaku memaksimalkan permintaan order layanan transportasi. Tujuannya agar mendapat poin dan bonus yang diberikan ke masing-masing akun aplikasi driver.
"Fake GPS ini bekerja untuk berpura-pura memesan ojol, sampai berpura-pura mengantarkan penumpang. Mereka berperan seolah ada pesanan ke aplikasi GO-Jek, padahal pesanannya tidak ada. Mereka menggunakan fake GPS atau akun GPS palsu, sehingga itu yang terdata di sistemnya GO-Jek seolah-olah menerima orderan," jelasnya.
Dari poin-poin reward yang ditembus dari fake GPS, para pelaku meraup untung hingga Rp 3 juta perhari. Uang tersebut, kemudian dibagi rata ke masing-masing pelaku.
"Untuk poin ojek online jika menembus 30 poin, mereka mendapatkan cashback Rp200 ribu, jika GO-Car 21 poin mereka mendapat cashback Rp400 ribu," jelas Kasat Reskrim Polresta Tangsel, AKP Muharam Wibisono.
Dari kejadian itu, pihak GO-Jek mengaku, mengalami kerugian hingga setengah miliar rupiah. "Kalau secara data yang diberikan pihak Go Jek kepada penyidik, kurang lebih lebih (kerugian) Rp 500 juta selama tiga bulan," ungkap Muharam.
Salah seorang pelaku, Dian Azhari mengaku, memiliki beberapa akun fiktif untuk melakukan pemesanan online ke akun driver yang dimilikinya. Untuk satu kali pemesanan, dia hanya membutuhkan waktu antar 15 sampai 30 menit.
"Sehari 15 sampai 16 kali (order fiktif)," ujarnya.
Atas perbuatan para pelaku, diancam hukuman penjara maksimal 12 tahun, sesuai Pasal 35 juncto Pasal 51 ayat (1) dan atau Pasal 33 UU RI nomor 19 Tahun 2016 tentang informasi dan transaksi elektronik (ITE) dan Pasal 378 tentang penipuan.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Viral layanan ‘ojol-intel’ untuk memata-matai. Aksi driver ini pun curi perhatian.
Baca SelengkapnyaPengemudi ojol itu menceritakan pengalamannya saat mendapat orderan sebagai mata-mata.
Baca SelengkapnyaNasib kurang beruntung dialami seorang pengemudi ojek online (ojol) di Cimanggis, Depok.
Baca SelengkapnyaSeorang driver ojol berhasil menyelamatkan penumpangnya yang diduga tengah berada di sarang penipu.
Baca SelengkapnyaAdu mulut penumpang dan driver ojol karena minta dibayar lebih dari kesepakatan ini viral bikin kesal.
Baca SelengkapnyaSeorang pengemudi ojek online (Ojol) menangis karena mendapatkan order palsu atau fiktif ratusan ribu rupiah.
Baca SelengkapnyaPria ini malah salah fokus dengan die-cast yang dimiliki sang driver. Ujungnya, die-cast tersebut menjadi miliknya.
Baca SelengkapnyaMeski banyak rintangan dilalui tapi driver ojol selalu bekerja dengan sepenuh hati. Simak yuk!
Baca SelengkapnyaPelaku sehari-hari berprofesi sebagai petugas keamanan telah diamankan kepolisian.
Baca SelengkapnyaTelah menunggu 1 jam di pingir jalan, namun pemesan tak kunjung datang.
Baca SelengkapnyaTernyata, pelaku pencuri ban mobil di ITC Cempaka Emas dan RSUD Koja adalah sopir taksi online
Baca Selengkapnya