Buaya 3,26 M yang Berkeliaran di Permukiman Sungai Mati Berhasil Ditangkap
Merdeka.com - Tim Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Kabupaten Kutai Timur bersama BKSDA Kalimantan Timur, berhasil menangkap buaya sepanjang 3,26 meter, Selasa (21/9). Buaya tersebut sempat meresahkan warga di Sangatta Utara. Buaya akhirnya ditangkap usai diumpan seekor ayam.
Sebelumnya, kehadiran buaya itu dilaporkan warga Senin (20/9) kemarin, setelah terlihat ada di belakang rumah warga.
"Benar. Baru tadi pagi jam 10 buaya itu masuk jebakan khusus yang kami buat untuk menangkap buaya setelah memakan umpan," kata Koordinator Tim Rescue DPKP Kutai Timur, Saudin, dikonfirmasi merdeka.com, Selasa (21/9) malam.
-
Dimana buaya menyerang korban? 'Korban ini meninggal dunia setelah kakinya digigit buaya, lalu satwa tersebut menghempaskan tubuh korban berkali-kali di Sungai Selagan,' katanya seperti dilansir dari Antara, Senin (15/4).
-
Dimana buaya itu ditemukan? Saat menyusuri pinggir sungai yang mengering akibat musim kemarau, mereka justru melihat sorot mata yang mencurigakan mengambang di permukaan air.
-
Dimana buaya paling berbahaya? Spesies yang paling mematikan adalah buaya Nil yang mendiami sekitar sungai Nil.
-
Kenapa warga khawatir tentang buaya? Kalau buaya yang masih kecil itu hidup liar, dikhawatirkan ada induknya yang masih berkeliaran di sekitar sungai Desa Kebonagung.
-
Mengapa buaya menyerang korban? 'Korban ini meninggal dunia setelah kakinya digigit buaya, lalu satwa tersebut menghempaskan tubuh korban berkali-kali di Sungai Selagan,' katanya seperti dilansir dari Antara, Senin (15/4).
Saudin menerangkan, buaya itu memang berada di permukiman padat penduduk. "Kawasan permukiman ini sebelumnya kawasan pinggir sungai dan sekarang jadi daratan. Disebut sungai mati," kata Saudin.
"Begitu berhasil ditangkap, kami evakuasi. Panjangnya 3,26 meter dan kami serahkan ke BKSDA untuk penanganan selanjutnya," ujar Saudin.
Dia menerangkan, sejak Januari 2021 lalu sampai saat ini, sudah ada 26 buaya yang berhasil ditangkap dievakuasi, menyusul laporan warga terkait keberadaan buaya yang membahayakan permukiman mereka.
"Memang, sebagian besar buaya yang kami evakuasi ada di permukiman warga. Kami juga tempatkan pelang pemberitahuan agar mengurangi aktivitas di sekitar lokasi yang pernah ditemukan buaya, maupun di pinggir sungai," tambah Saudin.
Masih disampaikan Saudin, warga juga diminta tidak memelihara hewan ternak dalam jumlah banyak di area rawan kehadiran buaya. "Karena adanya hewan ternak bisa memancing kehadiran buaya untuk memangsa," demikian Saudin.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Saat ini, buaya tersebut telah diserahkan ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA).
Baca SelengkapnyaMenurut dia, buaya merupakan hewan yang berpotensi membunuh manusia sebab termasuk ke dalam hewan buas.
Baca SelengkapnyaSeorang nelayan bernama Samaun, asal Pangkah Wetan saat dikonfirmasi membenarkan keberadaan buaya muara di perairan Ujungpangkah Kabupaten Gresik.
Baca SelengkapnyaPara awalnya sekelompok pemuda hendak mencari kucing hutan, namun yang mereka temukan justru seekor buaya.
Baca SelengkapnyaBelum diketahui berapa total buaya kabur, namun dipastikan sudah ada 3 ekor yang berhasil ditangkap
Baca SelengkapnyaProses evakuasi buaya berukuran cukup besar ini menghebohkan warga sekitar.
Baca SelengkapnyaBaru buaya titipan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) yang berukuran 3 sampai 5 meter setelah lepas dari penangkaran ditangkap.
Baca SelengkapnyaTiga buaya ukuran besar yang sempat berkeliaran di sawah warga berhasil ditangkap.
Baca SelengkapnyaUntuk menangkap buaya ini, satu regu petugas Damkarmat dari Pos Mojo diterjunkan ke lokasi.
Baca SelengkapnyaSeekor buaya sepanjang 3,5 meter berhasil ditangkap warga di Mandailing Natal pada Sabtu (23/9).
Baca SelengkapnyaMusim hujan yang identik dengan musim kawin buaya.
Baca SelengkapnyaAkibat peristiwa tersebut Daeng Sattuang mendapatkan 25 jahitan di kaki.
Baca Selengkapnya