Buaya Mendekat ke Permukiman, Warga Tanjung Pura Diingatkan Waspada
Merdeka.com - Sejumlah buaya muncul di sekitar permukiman Desa Pulau Banyak, Kecamatan Tanjung Pura, Langkat, Sumatera Utara (Sumut). Warga yang tinggal dan bekerja di sana diingatkan untuk lebih waspada.
Kepala Resort Suaka Marga Satwa (SM) Karang Gading Langkat Timur Laut (LTL) II, Esra Barus, memaparkan pihaknya sudah menindaklanjuti informasi mengenai kemunculan beberapa buaya itu. Mereka menurunkan tim untuk melakukan monitoring ke lokasi.
Tim penanganan dari Resort SM Karang Gading LTL tiba di lokasi kemarin malam sekitar pukul 20.30 Wib. Mereka berkoordinasi dengan Kepala Desa Pulau Banyak dan mendengarkan informasi dari saksi-saksi. "Kami juga sudah berkoordinasi dengan Camat Tanjung Pura dan beliau membenarkan informasi tersebut sekaligus memohon agar BBKSDA melakukan penanganan," ucap Esra, Kamis (3/12).
-
Dimana buaya menyerang korban? 'Korban ini meninggal dunia setelah kakinya digigit buaya, lalu satwa tersebut menghempaskan tubuh korban berkali-kali di Sungai Selagan,' katanya seperti dilansir dari Antara, Senin (15/4).
-
Dimana buaya itu ditemukan? Saat menyusuri pinggir sungai yang mengering akibat musim kemarau, mereka justru melihat sorot mata yang mencurigakan mengambang di permukaan air.
-
Siapa korban serangan buaya? Korban ini bernama Ide Suprianto (27) asal Desa Sari Bulan, Kecamatan Air Dikit yang menikah dengan warga Desa Tanah Harapan.
-
Mengapa buaya menyerang korban? 'Korban ini meninggal dunia setelah kakinya digigit buaya, lalu satwa tersebut menghempaskan tubuh korban berkali-kali di Sungai Selagan,' katanya seperti dilansir dari Antara, Senin (15/4).
-
Dimana buaya paling berbahaya? Spesies yang paling mematikan adalah buaya Nil yang mendiami sekitar sungai Nil.
Para saksi mengaku melihat 3 ekor buaya yang didasarkan pada ukuran tubuh satwa. Penampakan itu terjadi sejak Sabtu (31/10). Pada Rabu (2/12) pagi, warga melihat seekor buaya berukuran sekitar 3 meter. Hingga saat ini masyarakat khawatir beraktivitas di sekitar lokasi yang sering menjadi tempat menangkap udang dan kepiting. "Berdasarkan informasi satwa bergerak ke arah pemukiman," jelas Esra.
Pukul 20.15 Wib, tim bersama 10 orang saksi dan Kades Pulau Banyak melakukan peninjauan ke lokasi. Titik penampakan buaya itu berada di sungai selebar 50 meter dengan pengaruh pasang surut air laut. Di sekitarnya merupakan areal penggunaan lain (APL) dan hutan produksi terbatas (HPT). Sepuluh meter di kiri dan kanan sungai terdapat tegakan nipah dan perkebunan sawit. Akses menuju dermaga adalah aspal bisa dilalui mobil.
Dari pemantauan itu, tim membuat rencana penanganan. Mereka juga berkoordinasi dengan Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) 1 Stabat sebagai pemangku kawasan dan perusahaan perkebunan sawit untuk penanganan bersama.
"Mengingat keberadaan satwa liar memang berada di sekitar habitatnya, rencana penanganan yang akan kita lakukan di antaranya pemasangan plang peringatan, mengimbau warga untuk tidak beraktivitas di sekitar lokasi, apabila harus beraktivitas, tidak boleh sendiri. Rescue adalah pilihan terakhir, apalagi keberadaan buaya memang sekitar habitatnya," tutup Esra.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Saat ini, buaya tersebut telah diserahkan ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA).
Baca SelengkapnyaSeorang nelayan bernama Samaun, asal Pangkah Wetan saat dikonfirmasi membenarkan keberadaan buaya muara di perairan Ujungpangkah Kabupaten Gresik.
Baca SelengkapnyaMusim hujan yang identik dengan musim kawin buaya.
Baca SelengkapnyaMenurut dia, buaya merupakan hewan yang berpotensi membunuh manusia sebab termasuk ke dalam hewan buas.
Baca SelengkapnyaTiga buaya ukuran besar yang sempat berkeliaran di sawah warga berhasil ditangkap.
Baca SelengkapnyaKeberadaan buaya itu terlihat cukup lama. Kemunculannya diketahui terjadi saat air Sungai Musi dalam keadaan pasang.
Baca SelengkapnyaWisata Laguna Kalondes berlokasi di daerah Selomartani, Kalasan, Sleman, Yogyakarta.
Baca SelengkapnyaPemerintah desa setempat sebelumnya pernah mengusulkan pembuatan penangkaran buaya ke pihak BKSDA Bengkulu.
Baca SelengkapnyaTanpa diduga, sebanyak tiga ekor buaya yang nampak buas muncul dari gorong-gorong. Peristiwa ini membuat satu kampung geger.
Baca SelengkapnyaBeberapa jam kemudian, mayat korban ditemukan tak jauh dari TKP.
Baca SelengkapnyaBaru buaya titipan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) yang berukuran 3 sampai 5 meter setelah lepas dari penangkaran ditangkap.
Baca SelengkapnyaAkibat peristiwa tersebut Daeng Sattuang mendapatkan 25 jahitan di kaki.
Baca Selengkapnya