Buaya muncul di Sungai Deli, warga cemas
Merdeka.com - Warga sekitar Sungai Deli, Medan, tengah dihebohkan dengan kemunculan kawanan buaya. Keberadaan satwa ini memantik kecemasan penduduk yang biasa beraktivitas di sungai itu.
Berdasarkan informasi dihimpun, tidak kurang dari 3 ekor buaya yang terlihat warga di tepi Sungai Deli, tepatnya dekat Gang Usaha II, Sukaraja, Medan Maimun. Masing-masing panjangnya sekitar 1,5 meter. Mereka berjemur di tepian sungai.
"Kami melihatnya kemarin siang. Ada 3 ekor. Kami tidak tahu jenisnya apa," kata Ferry (30), warga sekitar.
-
Dimana buaya itu ditemukan? Saat menyusuri pinggir sungai yang mengering akibat musim kemarau, mereka justru melihat sorot mata yang mencurigakan mengambang di permukaan air.
-
Siapa korban serangan buaya? Korban ini bernama Ide Suprianto (27) asal Desa Sari Bulan, Kecamatan Air Dikit yang menikah dengan warga Desa Tanah Harapan.
-
Dimana buaya menyerang korban? 'Korban ini meninggal dunia setelah kakinya digigit buaya, lalu satwa tersebut menghempaskan tubuh korban berkali-kali di Sungai Selagan,' katanya seperti dilansir dari Antara, Senin (15/4).
-
Siapa yang menemukan buaya itu? Dimas Gilang Saputra, salah seorang pemuda itu, menuturkan bahwa hewan itu adalah buaya.
-
Mengapa buaya menyerang korban? 'Korban ini meninggal dunia setelah kakinya digigit buaya, lalu satwa tersebut menghempaskan tubuh korban berkali-kali di Sungai Selagan,' katanya seperti dilansir dari Antara, Senin (15/4).
Menurut dia, kemunculan buaya ini yang pertama kali sepanjang mereka tinggal berpuluh tahun di tepi sungai itu. "Dari dulu, sejak zaman ayah kami pun nggak pernah ada buaya. Kalau biawak banyak," sebutnya.
Sebelumnya, buaya juga terlihat di aliran Sungai Deli, sekitar Gang Perwira. Ukurannya disebutkan lebih besar, namun warga tak mendokumentasikannya.
Kemunculan 3 ekor buaya itu membuat warga khawatir. Hal ini disebabkan mereka masih menggunakan Sungai Deli untuk keperluan sehari-hari.
Meski buaya yang tampak tak begitu besar, namun warga khawatir induknya juga ada di sekitar sungai. Mereka takut jika dibiarkan buaya itu membesar dan menjadi ancaman serius bagi warga yang beraktivitas di sungai.
Bahkan saat ini ibu-ibu tak berani mencuci dengan posisi kaki di dalam sungai. Mereka kini naik di atas batu dan menghadap ke sungai. "Kalau sebelumnya, ibu-ibu ini masuk ke sungai mencucinya," jelas Wage (45), warga lainnya.
Warga juga khawatir pada keselamatan anak-anak yang kerap mandi di sungai itu. Bukan hanya itu, mereka pun takut jika terjadi banjir buaya ikut masuk ke dalam rumah.
Permukiman yang ditinggali warga merupakan perkampungan di tepi Sungai Deli yang ada di tengah Kota Medan. Kawasan ini kerap dilanda banjir dari luapan sungai.
Warga sempat mencoba menangkap buaya itu. Bahkan ada yang menembak dengan senapan angin. Ditembak, buaya itu pun pergi dan belum muncul lagi.
"Kami berharap pihak terkait bisa memberi jalan keluar, misalnya menangkap dan mengevakuasi buaya ini. Kami masih khawatir," harap Wage.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Keberadaan buaya itu terlihat cukup lama. Kemunculannya diketahui terjadi saat air Sungai Musi dalam keadaan pasang.
Baca SelengkapnyaSeorang nelayan bernama Samaun, asal Pangkah Wetan saat dikonfirmasi membenarkan keberadaan buaya muara di perairan Ujungpangkah Kabupaten Gresik.
Baca SelengkapnyaSaat ini, buaya tersebut telah diserahkan ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA).
Baca SelengkapnyaPara awalnya sekelompok pemuda hendak mencari kucing hutan, namun yang mereka temukan justru seekor buaya.
Baca SelengkapnyaWisata Laguna Kalondes berlokasi di daerah Selomartani, Kalasan, Sleman, Yogyakarta.
Baca SelengkapnyaTiga buaya ukuran besar yang sempat berkeliaran di sawah warga berhasil ditangkap.
Baca SelengkapnyaViral video seekor buaya mengantar jasad manusia di Sungai Cilemer, Pandeglang, Banten.
Baca SelengkapnyaMenurut dia, buaya merupakan hewan yang berpotensi membunuh manusia sebab termasuk ke dalam hewan buas.
Baca SelengkapnyaTanpa diduga, sebanyak tiga ekor buaya yang nampak buas muncul dari gorong-gorong. Peristiwa ini membuat satu kampung geger.
Baca SelengkapnyaSetelah 5 bulan dirawat dalam kolam krangkeng besi buaya tersebut kemudian dikhawatirkan lepas.
Baca SelengkapnyaPemerintah desa setempat sebelumnya pernah mengusulkan pembuatan penangkaran buaya ke pihak BKSDA Bengkulu.
Baca SelengkapnyaBaru buaya titipan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) yang berukuran 3 sampai 5 meter setelah lepas dari penangkaran ditangkap.
Baca Selengkapnya