Buaya pemangsa manusia di Mentaya berhasil ditangkap warga
Merdeka.com - Warga Desa Jaya Karet, Kecamatan Mentaya Hilir Selatan, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah berhasil menangkap seekor buaya sungai Mentaya yang diduga telah memangsa warga.
"Buaya berjenis kelamin pejantan dengan panjang 4,75 meter tersebut tertangkap setelah memakan pancing yang dengan sengaja dipasang pemburu buaya," kata Kepala Desa Jaya Karet, Fauzi seperti diberitakan Antara, Minggu (6/7).
Kondisi buaya itu sekarang sudah mati karena menelan pancing buatan warga. Buaya tersebut diketahui memakan pancing sejak hari Sabtu (5/7) sekitar pukul 11.00 WIB dan ditemukan mati pada hari itu juga pukul 15.00 WIB.
-
Apa yang dimakan buaya itu? Buaya tersebut sebelumnya memangsa kucing peliharaan yang tidak sengaja masuk ke kandangnya.
-
Apa yang ditemukan di perut mumi buaya? Para peneliti memindai mumi buaya berusia 3.000 tahun dan menemukan di dalam perut hewan purba itu ada kait perunggu.Buaya sepanjang 2,2 meter itu mati sebelum bisa mencerna seekor ikan yang ditemukan utuh di sekitar kail di perutnya.
-
Dimana fosil buaya terpenggal ditemukan? Sebuah fosil buaya yang telah punah ditemukan dengan kondisi terpenggal di China selatan.
-
Bagaimana fosil buaya terpenggal ditemukan? Kedua fosil subfosil dari gharial menunjukkan banyak tanda-tanda serangan yang kasar, bahkan ada kasus kepala yang dipenggal. Analisis lebih lanjut, para peneliti mengaitkan luka-luka fatal ini dengan keberadaan senjata yang digunakan oleh manusia pada periode tersebut.
-
Dimana buaya menyerang korban? 'Korban ini meninggal dunia setelah kakinya digigit buaya, lalu satwa tersebut menghempaskan tubuh korban berkali-kali di Sungai Selagan,' katanya seperti dilansir dari Antara, Senin (15/4).
-
Mengapa buaya menyerang korban? 'Korban ini meninggal dunia setelah kakinya digigit buaya, lalu satwa tersebut menghempaskan tubuh korban berkali-kali di Sungai Selagan,' katanya seperti dilansir dari Antara, Senin (15/4).
"Buaya tersebut tertangkap di dekat pulau Lepeh dan sekarang sudah dalam keadaan mati, buaya itu kami tarik menggunakan perahu untuk membawanya sampai ke daratan," katanya.
Berdasarkan kesepakatan warga desa, buaya yang sudah dalam keadaan mati tersebut rencananya akan dibelah untuk melihat langsung isi perut buaya tersebut.
"Perburuan buaya tersebut sebelumnya sudah kami laporkan ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kabupaten Kotim dan mereka mengizinkan. Untuk itu tertangkapnya buaya dan rencana membelahnya sudah kami laporkan ke pihak BKSDA," ucapnya.
Untuk menangkap buaya sungai Mentaya tersebut warga mengundang secara khusus empat orang pemburu buaya dari Banjarmasin, Kalimantan Selatan (Kalsel). Para pemburu buaya tersebut bernama Kartini, Badun, Taajudin dan Masradan. Atas permintaan warga Desa Jaya Karet keempat pemburu buaya tersebut rencananya akan melanjutkan perburuannya.
"Buaya sungai Mentaya tersebut telah meresahkan warga desa, dalam dua tahun terakhir sedikitnya ada tujuh warga desa yang meninggal akibat terkamannya dan puluhan lainnya mengalami luka, untuk itu buaya-buaya itu harus ditangkap," jelasnya.
Sementara itu Kepala Pos BKSDA wilayah II Kabupaten Kotim, Muriansyah mengaku sudah mendapat laporan dari warga terkait adanya penangkapan buaya tersebut.
"Ya saya sudah mendapat informasi dari warga dan kejadiannya juga sudah saya laporkan ke pimpinan, untuk sementara saya belum bisa mengambil keputusan karena masih menunggu instruksi dari pimpinan," ungkapnya. (mdk/gib)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Saat ini, buaya tersebut telah diserahkan ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA).
Baca SelengkapnyaSeekor buaya sepanjang 3,5 meter berhasil ditangkap warga di Mandailing Natal pada Sabtu (23/9).
Baca SelengkapnyaProses evakuasi buaya berukuran cukup besar ini menghebohkan warga sekitar.
Baca SelengkapnyaSeorang perempuan pemberani menangkap seekor buaya. Predator tersebut langsung dimasak dan disantapnya.
Baca SelengkapnyaViral video seekor buaya mengantar jasad manusia di Sungai Cilemer, Pandeglang, Banten.
Baca SelengkapnyaBeberapa jam kemudian, mayat korban ditemukan tak jauh dari TKP.
Baca SelengkapnyaSebelumnya, buaya ini dipelihara oleh sosok pencinta satwa.
Baca SelengkapnyaDengan memakai teknologi scan juga, arkeolog menyebut menjaga keutuhan buaya purba.
Baca SelengkapnyaSeorang nelayan bernama Samaun, asal Pangkah Wetan saat dikonfirmasi membenarkan keberadaan buaya muara di perairan Ujungpangkah Kabupaten Gresik.
Baca SelengkapnyaUntuk menangkap buaya ini, satu regu petugas Damkarmat dari Pos Mojo diterjunkan ke lokasi.
Baca SelengkapnyaMenurut dia, buaya merupakan hewan yang berpotensi membunuh manusia sebab termasuk ke dalam hewan buas.
Baca SelengkapnyaApapun latarbelakangnya, pembunuham hewan dilindungi melanggar undang-undang.
Baca Selengkapnya