Buaya yang Terkam Bocah 7 Tahun di Rokan Hulu Disetrum dan Sempat Pingsan
Merdeka.com - Warga Desa Sontang, Kecamatan Bonai Darussalam, Kabupaten Rokan Hulu Riau menangkap seekor buaya dengan alat setrum ikan. Alhasil, buaya itu sempat pingsan karena disetrum warga.
Buaya itu diketahui menerkam seorang bocah, Rahmad Andika (7) saat mandi di halaman rumahnya yang sedang banjir pada Kamis (15/11) lalu. Andika mandi pukul 09.30 WIB, lalu ditemukan mengapung tak jauh dari rumahnya pukul 13.00 WIB.
"Buaya pingsan setelah disetrum pakai alat setrum ikan. Setelah itu, buaya tersebut diikat warga lalu diserahkan ke kita," ujar Kapolsek Bonai Darussalam Iptu Riza Efendi saat dihubungi merdeka.com, Senin (19/11).
-
Siapa korban serangan buaya? Korban ini bernama Ide Suprianto (27) asal Desa Sari Bulan, Kecamatan Air Dikit yang menikah dengan warga Desa Tanah Harapan.
-
Dimana buaya menyerang korban? 'Korban ini meninggal dunia setelah kakinya digigit buaya, lalu satwa tersebut menghempaskan tubuh korban berkali-kali di Sungai Selagan,' katanya seperti dilansir dari Antara, Senin (15/4).
-
Mengapa buaya menyerang korban? 'Korban ini meninggal dunia setelah kakinya digigit buaya, lalu satwa tersebut menghempaskan tubuh korban berkali-kali di Sungai Selagan,' katanya seperti dilansir dari Antara, Senin (15/4).
-
Apa yang dimakan buaya itu? Buaya tersebut sebelumnya memangsa kucing peliharaan yang tidak sengaja masuk ke kandangnya.
-
Dimana buaya itu ditemukan? Saat menyusuri pinggir sungai yang mengering akibat musim kemarau, mereka justru melihat sorot mata yang mencurigakan mengambang di permukaan air.
Setelah buaya tak berdaya, warga langsung menaikkannya ke mobil pikup. Setelah itu diserahkan ke Polsek Bonai Darussalam.
"Kemudian buaya itu dijemput tim BBKSDA Riau keesokan harinya, untuk dibawa ke penangkaran buaya di Pekanbaru," kata Riza.
"Buaya itu berukuran besar dengan panjang hampir mencapai 3 meter. Warna kulitnya hitam putih," sambungnya.
Riza menyebutkan, meski hewan melata itu menghabisi nyawa bocah, namun warga tetap menjaga agar tidak dibunuh. Warga memilih menyerahkan buaya itu ke polisi.
"Kemudian pagi harinya buaya itu dijemput pihak Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Riau karena itu wewenang mereka," jelasnya.
Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Provinsi Riau telah mengevakuasi buaya dengan warna hitam putih ke kebun binatang Kasang Kulim di Pekanbaru, Riau Senin (19/11). Buaya.
"Buaya di evakuasi dengan menggunakan kendaraan roda 4 oleh tim, dititipkan sementara di Lembaga Konservasi Kasang Kulim," ujar Kepala BBKSDA Riau, Suharyono kepada merdeka.com.Buaya itu memiliki lebar dada 50 centimeter dengan jenis buaya ikan atau Sinyulong. "Bahasa latinnya Tomistoma schegelli," jelas Haryono.
Sebelumnya, Rahmad tewas diterkam buaya saat hendak mandi di depan teras rumahnya yang sedang banjir. Kondisi korban penuh luka cabik di tubuhnya bekas cakaran gigi buaya. Namun, daging korban terlihat utuh.
Awalnya korban permisi kepada ibunya, Ayu Lestari untuk pergi mandi berenang di teras rumahnya. Rumah warga berbentuk panggung jadi air tak masuk ke rumah, dan hanya lingkungan saja yang terendam air.
Saat Rahmad asyik mandi, ibu korban datang dan melihat ada gelombang air yang cukup besar datang menuju arah anaknya. Tiba-tiba korban hilang dari permukaan air.
Ibu korban langsung teriak, suaminya Darman Laia datang dan mencari anaknya ke genangan air. Namun korban tidak ditemukan.
Darman meminta pertolongan warga sekitar untuk mencari keberadaan anaknya di sekitaran banjir hingga ke sungai. Namun setelah lama mencari, korban tak kunjung ditemukan.
Beberapa orang warga melihat ada seekor buaya, jaraknya sekitar 200 meter dari lokasi korban hilang. Polisi kemudian datang setelah dihubungi warga, dan pencarian kembali dilanjutkan.
Akhirnya, korban ditemukan di jembatan tak jauh dari rumahnya, sekitar 20 meter. Riza ikut langsung mengevakuasi jenazah korban dari lokasi, menuju rumah duka, lalu dibawa ke Puskesmas Sontang untuk divisum.
Selanjutnya jasad korban dibawa ke rumah duka untuk dimakamkan keluarganya. Pihak keluarga juga menolak untuk otopsi terhadap korban.
"Kejadian buaya menerkam warga di Kecamatan Bonai ini baru pertama kali terjadi. Saya selalu berdoa agar tidak terjadi lagi. Kami juga mengimbau warga agar tidak bermain di lokasi banjir karena rawan terjadi hal seperti itu," pungkasnya.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Saat kejadian, korban bersama ayahnya mandi di kali. Kakinya kemudian diterkam.
Baca SelengkapnyaSeorang remaja putra berinisial H (13) nyaris tewas akibat diserang buaya muara. Korban selamat meski mengalami banyak luka gigitan.
Baca SelengkapnyaBeberapa jam kemudian, mayat korban ditemukan tak jauh dari TKP.
Baca SelengkapnyaHamid diterkam buaya diperkirakan pukul 18.00 Wita, Senin (4/11).
Baca SelengkapnyaSeorang warga, MB (53) selamat dari serangan buaya muara sepanjang tiga meter usai berjibaku melawan.
Baca SelengkapnyaPemerintah desa setempat sebelumnya pernah mengusulkan pembuatan penangkaran buaya ke pihak BKSDA Bengkulu.
Baca SelengkapnyaSaat ini, buaya tersebut telah diserahkan ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA).
Baca SelengkapnyaSaksi berusaha mencari korban namun takut turut dimangsa.
Baca SelengkapnyaPeristiwa tragis itu terjadi ketika korban mengisi air di anak sungai.
Baca SelengkapnyaDua bocah, Nurfaqiah Hadiawan (12) dan Rafih (12), ditemukan tewas tenggelam di Danau Puri Kartika, Kota Tangerang, Minggu (7/1) sekitar pukul 07.10 WIB.
Baca SelengkapnyaSeekor buaya sepanjang 3,5 meter berhasil ditangkap warga di Mandailing Natal pada Sabtu (23/9).
Baca SelengkapnyaPara awalnya sekelompok pemuda hendak mencari kucing hutan, namun yang mereka temukan justru seekor buaya.
Baca Selengkapnya