Budaya nge-Lawar jelang Hari Raya Galungan
Merdeka.com - Hari ini, Selasa (6/9), sehari sebelum Hari Raya Galungan, umat Hindu di Bali melaksanakan tradisi penampahan atau memotong hewan. Umumnya hewan yang dipotong di hari ini adalah babi.
Sebagian masyarakat yang tidak memotong hewan, biasanya bisa membeli di pasar, atau memilih beli patungan kemudian dibagi rata.
Menariknya, dalam tradisi penampahan Galungan ini, pria lah yang bertugas sebagai pemasak. Daging babi itu diolah menjadi masakan yang dinamai Lawar.
-
Apa yang dirayakan di Hari Raya Galungan? Hari Galungan dan Kuningan adalah hari diperingati untuk merayakan kemenangan dharma atau kebaikan melawan adharma atau kejahatan.
-
Kapan Hari Raya Galungan dirayakan? Pada tahun ini, Hari Raya Galungan akan dirayakan pada Rabu, 2 Agustus 2023.
-
Bagaimana cara merayakan Galungan? Umat Hindu yang merayakan Galungan akan mendatangi Pura guna melakukan persembahyangan.
-
Kapan hewan kurban disembelih? Ibadah Kurban Secara etimologi, kurban (قربان) berasal dari bahasa Arab “Qariba -Yaqrabu –Qurbanan“ yang berarti dekat. Sementara secara terminologi syariat, kurban mengacu pada ibadah yang dilakukan dengan cara menyembelih hewan ternak yang memenuhi syarat tertentu yang dilakukan pada hari raya Idul Adha dan hari tasyrik yakni tanggal 11, 12, dan 13 Zulhijjah semata-mata untuk beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
-
Kapan Hari Raya Galungan tahun ini? Pada tahun ini, Hari Raya Galungan jatuh pada 2 Agustus 2023.
-
Bagaimana umat Hindu merayakan Galungan? Ini menjadi momen bagi umat Hindu yang ada di Indonesia untuk melakukan upacara ritual yang dapat memberikan kedamaian hati.
"Ya setiap enam bulan sekali kita laksanakan kegiatan penampahan galungan ini. Masakan yang dibuat umumnya Lawar. Jenisnya ada banyak, tergantung kemauan masing-masing. Ada Lawar nangka, nyuh (kelapa) serta beberapa jenis lainnya," ungkap Ketut Bagus, serambi mengadon jenis Lawar nyuh di rumahnya, Jalan Ngurah Rai Buleleng.
Tradisi Penampahan Galungan
Menurutnya, budaya nge-Lawar ini merupakan tradisi untuk saling mengikat rasa persaudaraan. Selain sebagai upaya melestarikan tradisi, dikatakannya juga, budaya nge-Lawar adalah kesempatan bagi kaum pria untuk memasak yang disuguhkan kepada keluarga dan juga persembahan upacara (sesajen).
"Anggap saja selama enam bulan wanita yang sibuk di dapur. Namun untuk satu hari ini setiap enam bulan sekali, giliran kaum pria dari bapak dan anak-anak ikut berjibaku di dapur," ucapnya.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ritual penangkal penyakit dan menolak bala khas Suku Batak ini kembali dilakukan saat Pandemi Covid.
Baca SelengkapnyaGalungan adalah Hari Raya penuh makna kebaikan bagi umat Hindu.
Baca SelengkapnyaDalam tradisi lokal masyarakat Batak, terdapat upacara khusus untuk orang tua sebagai bentuk penghormatan dan balas budi.
Baca SelengkapnyaSebuah ritual pembersihan laut oleh masyarakat pesisir ini hampir serupa dengan yang ada di Pulau Jawa.
Baca SelengkapnyaTradisi warisan nenek moyang ini masih dipertahankan oleh masyarakat nelayan Jepara.
Baca SelengkapnyaMelihat tradisi unik kebo-keboan yang ada di Banyuwangi, Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaRitual yang biasa dilakukan petani di Bengkulu Selatan ini merupakan agenda wajib sebelum proses melakuan penanaman padi.
Baca SelengkapnyaTradisi Unan-unan dirayakan oleh semua orang Tengger baik yang beragama Hindu, Islam, hingga Kristen.
Baca SelengkapnyaMasyarakat Tegal menyakini bahwa pada hari Rabu terakhir pada bulan Safar, akan banyak bencana dan malapetaka yang menghantui.
Baca SelengkapnyaTradisi itu digelar dengan harapan menyambut tahun baru Imlek dengan jiwa raga yang bersih.
Baca SelengkapnyaMemberi hampers menjadi cara unik untuk mendukung pengrajin lokal Bali.
Baca SelengkapnyaLebaran Tenabang merupakan gelaran tahunan warga Tanah Abang yang menampilkan beragam budaya khas Betawi.
Baca Selengkapnya