Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Budayawan dan seniman buat petisi tolak kasur DPR Rp 12 miliar

Budayawan dan seniman buat petisi tolak kasur DPR Rp 12 miliar Petisi penolakan anggaran kasur anggota DPR. ©2015 merdeka.com/titin

Merdeka.com - Anggaran pembelian kasur senilai Rp 12.252.495.000 oleh DPR menjadi sorotan berbagai pihak. Termasuk dari para seniman dan musisi yang menandatangani petisi menolak pembelian kasur itu.

Selain pernyataan sikap kepada pemerintah, aliansi musisi juga menciptakan sebuah lagu 'Akulah Sejarah' yang langsung dirilis dalam acara petisi penolakan pengajuan kasur yang digelar di Cafe Joint GOR Bulungan, Jakarta Selatan, Senin (24/8).

"Wakil rakyat berencana membangun kembali gedung DPR Senayan. Tujuannya agar pelayanan kepada publik menjadi lebih baik. Rencana ini cukup baik karena demi kepentingan rakyat, tetapi lebih baik tanyakan dulu pada rakyat apakah mereka membutuhkan fasilitas lebih untuk bertemu dengan wakilnya. Bukankah wakil rakyat yang harus menjumpai rakyatnya dengan hati, bukan dengan segala fasilitas dan kemewahan. Bahkan kasurpun harus senilai Rp 12 miliar. Nilai barang harus mewah dan wah untuk menunjukkan keberhasilan pembangunan," kata salah satu budayawan, Radhar Panca Dahana di Bulungan, Jakarta Selatan, Senin (24/8).

Orang lain juga bertanya?

Dari lagu 'Akulah Sejarah' yang dirilis, Radhar menilai karya ini tersimpan makna hubungan personalnya begitu kuat. Karya musisi ini juga merupakan kompilasi musik reggae Indonesia yang bermakna secara sosialis bukan individualis. Dari itu, tegas Radhar musisi tidak berhenti berbicara tentang negeri ini dengan kecewa dan sedih.

"Kami lebih memilih membuat album Akulah Sejarah yang berisikan sembilan lagu yang berisikan pesan pesan kebangsaan. Lagu lagu seperti akulah sejarah, kesaktian pancasila, dirgahayu indonesia, atau peringatan sumpah pemuda mengingatkan kembali bahwa nasionalisme harus terus ditanamkan dan disuarakan terus menerus, agar orang tidak lupa. Anggota legislatif, eksekutif, yudikatif dan kita semua juga tidak lupa untuk mengangkat derajat bangsa ini dengan menanamkan moral dan cita cita mulia dan tidak terjebak hanya pada pragmatisme sesaat," ungkapnya.

Ada yang terlupakan, lanjut dia, ketika pembangunan diukur dengan keberadaan fisik. Pembangunan mental dan budaya terabaikan. Itu sebabnya seniman dan musisi perlu menyampaikan sikap, ketika nasionalisme mulai pudar.

"Seni dan budaya adalah ruh sebuah bangsa, jiwa pembangunan bangsa. Siapa melalaikannya berarti mengkhianati ibu pertiwi. Durhaka pada sejarah. 'Akulah Sejarah'," tutupnya.

(mdk/bal)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Ustaz Dasad Blak-blakan Ungkap Derajat Anggota DPR, Penjelasannya Simpel Tapi Dalam Menusuk
Ustaz Dasad Blak-blakan Ungkap Derajat Anggota DPR, Penjelasannya Simpel Tapi Dalam Menusuk

Penceramah kondang Dasad Latif sentil anggota DPR yang terkadang bersikap lebih hebat.

Baca Selengkapnya
Ikut Demo Kawal Putusan MK, Sutradara Joko Anwar: Selama Ini Kita Diam, Sudah Muak Rakyat
Ikut Demo Kawal Putusan MK, Sutradara Joko Anwar: Selama Ini Kita Diam, Sudah Muak Rakyat

Setelah sempat demo di DPR, Joko Anwar juga ikut berunjuk rasa di depan Gedung MK.

Baca Selengkapnya
Dikawal Ketat Polisi, Anggota DPR Temui Pendemo Tolak RUU Pilkada
Dikawal Ketat Polisi, Anggota DPR Temui Pendemo Tolak RUU Pilkada

Habiburrokhman mengaku, ingin beraudiensi dengan massa aksi yang berdemo hari ini.

Baca Selengkapnya
FOTO: Kepung Gedung DPR, Pendemo Bawa Poster Gambar Jokowi Hingga Singgung Oligarki
FOTO: Kepung Gedung DPR, Pendemo Bawa Poster Gambar Jokowi Hingga Singgung Oligarki

Pengunjuk rasa dari berbagai kelompok elemen masyarakat mengepung Gedung DPR untuk menolak pengesahan revisi UU Pilkada.

Baca Selengkapnya
Orasi Lengkap Reza Rahadian Tunjuk Gedung DPR: Saya Tidak Bisa Tidur Tenang, Anda Wakil Siapa?
Orasi Lengkap Reza Rahadian Tunjuk Gedung DPR: Saya Tidak Bisa Tidur Tenang, Anda Wakil Siapa?

Reza meluapkan keresahannya. Ia kesal melihat demokrasi tercoreng.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Nada Tinggi Hakim Curhat di DPR Seperti Pegawai Kelurahan Bukan Pejabat Negara
VIDEO: Nada Tinggi Hakim Curhat di DPR Seperti Pegawai Kelurahan Bukan Pejabat Negara

Mereka bertemu pimpinan DPR untuk menyampaikan aspirasinya terkait kesejahteraan.

Baca Selengkapnya
FOTO: Aksi dan Luapan Emosi Bintang Emon hingga Mamat Alkatiri di Atas Mobil Komando, Serukan ‘Mereka Takut Kita Bersatu’
FOTO: Aksi dan Luapan Emosi Bintang Emon hingga Mamat Alkatiri di Atas Mobil Komando, Serukan ‘Mereka Takut Kita Bersatu’

Dari atas komando, Bintang Emon hingga Mamat Alkatiri berorasi menyuarakan kemarahan mereka di tengah demo menolak revisi UU Pilkada.

Baca Selengkapnya
Ditemui Arteria Dahlan-Masinton, Mahasiswa Bersikeras Ingin Bertemu Pihak Berwenang Batalkan RUU Pilkada
Ditemui Arteria Dahlan-Masinton, Mahasiswa Bersikeras Ingin Bertemu Pihak Berwenang Batalkan RUU Pilkada

Politikus PDIP Arteria Dahlan dan Masinton Pasaribu keluar Gedung DPR untuk menemui demonstran.

Baca Selengkapnya
Sisi Lain Demo Tolak Pengesahan RUU Pilkada di DPR, Banyak Hal Tak Terduga Terjadi
Sisi Lain Demo Tolak Pengesahan RUU Pilkada di DPR, Banyak Hal Tak Terduga Terjadi

Deretan hal menarik yang terjadi di tengah aksi demonstrasi tolak pengesahan RUU Pilkada di gedung DPR RI.

Baca Selengkapnya
Kini Demonstran Robohkan Gerbang Belakang DPR RI, Polisi Siaga Barikade
Kini Demonstran Robohkan Gerbang Belakang DPR RI, Polisi Siaga Barikade

Barikade besi polisi tersebut berjarak sekitar 10 meter di bagian dalam gerbang yang roboh.

Baca Selengkapnya
Suara Bintang Emon dan Mamat Alkatiri Menggelegar saat Orasi di DPR 'Indonesia Bersatu, Kita Lawan'
Suara Bintang Emon dan Mamat Alkatiri Menggelegar saat Orasi di DPR 'Indonesia Bersatu, Kita Lawan'

Bintang Emon merasa dianggap tolol karena langkah-langkah akrobat DPR yang begitu cepat ingin mengubah putusan MK soal Pilkada.

Baca Selengkapnya
Anggota DPR Temui Pendemo: Tidak Ada Pengesahan RUU Pilkada
Anggota DPR Temui Pendemo: Tidak Ada Pengesahan RUU Pilkada

Saat menyampaikan orasi, Habiburokhman mengumumkan, tidak ada pengesahan Rancangan Undang-Undang (RUU) Pilkada.

Baca Selengkapnya