Budi Waseso ogah disamakan dengan Rodrigo Duterte
Merdeka.com - Tegasnya Kepala BNN Budi Waseso membuat dirinya dikaitkan dengan Presiden Filipina Rodrigo Duterte dalam memerangi narkotika. Namun, Budi Waseso enggan disamakan dengan Durerte, sebab ia menilai Indonesia adalah negara hukum.
"Kita sama sekali tidak mengacu kepada Filipina atau Presiden Duterte, tidak. Kita negara hukum yang punya kedaulatan hukum, kedaulatan negara, kita lakukan dan pertahanan itu," tegasnya di Gedung BNN Cawang, Jakarta Timur, Selasa (29/8).
Katanya, dengan menggandeng pihak TNI, merupakan bukti keseriusan negara memerangi narkotika. Hal ini juga, kata Budi Waseso, merupakan perintah langsung dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).
-
Bagaimana Nusron Wahid menanggapi pernyataan Agus Rahardjo? 'Yang namanya pengakuan sepihak itu butuh bukti, Pak Agus Raharjo yang kita hormati kita sangat hormat pada beliau, tapi yang namanya pengakuan itu kan enggak boleh sepihak,' kata Nusron kepada wartawan di Hotel Borobudur, Jakarta, Jumat (1/12).
-
Apa yang disinggung Anies Baswedan? Anies Baswedan menyinggung soal pemimpin yang tidak memenuhi janjinya.
-
Siapa yang membantu Budiono? Dalam kesempatan itu, Kepala Dinas Sosial Kota Semarang, Heroe Soekandar, menjenguk dan memberi bantuan sembako serta kasur untuk Budiono.
-
Apa jabatan politik Budi saat ini? Jabatannya adalah seorang Wakil Ketua Komisi IV DPR RI.
-
Siapa yang menilai Budi Djiwandono lebih cocok di DPR? 'Mas Budi Djiwandono bagusan di DPR, cocok. Teman baik saya itu,' kata Aria Bima, kepada wartawan, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (30/5).
-
Apa yang diminta Budi Waseso dari Nadiem Makarim? Ketua Kwartir Nasional (Kwarnas) Pramuka, Budi Waseso meminta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim mencabut aturan yang yang mencabut Pramuka sebagai ekstrakurikuler wajib di sekolah.
"Saya membuat terobosan di mana secara hukum dan undang-undang TNI sudah ada di BNN. Berarti TNI bagian dari BNN, maka yang berlaku peran TNI yang sesungguhnya, ini awal payung hukum melibatkan TNI dalam perang narkotika karena situasi sudah membutuhkan," jelasnya.
Lebih lanjut, ia mengatakan, bukan hanya TNI saja yang sama-sama memiliki tujuan dalam memerangi narkotika.
"Sehingga BNN membuktikan tidak dari satu instansi saja, bukan hanya Polri tapi seluruhnya, sehingga kita bertahap perintah Polri dan lainnya dapat bekerjasama memerangi narkotika ini," pungkasnya.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mantan Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) ini mengatakan bahwa dirinya tidak pernah dikawal selama menjadi polisi.
Baca SelengkapnyaBudi Waseso atau Buwas menanggapi soal namanya disebut dalam Sidang Sengketa Hasil Pilpres di Mahkamah Konstitusi (MK).
Baca SelengkapnyaSosok eks Wakapolri ini mencuri perhatian netizen. Sebab, wajah sang jenderal dinilai mirip dengan Erdogan.
Baca SelengkapnyaDuterte mengklaim penggantinya tersebut sedang merencanakan amandemen undang-undang untuk menghapus batas masa jabatan presiden.
Baca SelengkapnyaBudiman menolak anggapan jika Prabowo sebagai peniru Jokowi.
Baca SelengkapnyaPenjabat Bupati Buleleng, Ketut Lihadnyana menegaskan tidak memberikan bantuan hukum kepada ASN berinisial GWPA
Baca SelengkapnyaNusron menyinggung sindiran kata 'blusukan' hanya punya PDIP.
Baca SelengkapnyaDudung kemudian mempertanyakan Megawati, yang tidak menyinggung ketidaknetralan Badan Intelijen Negara atau BIN.
Baca SelengkapnyaPDIP menanggapi isu pergantin Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan (BG).
Baca SelengkapnyaMenurut Nusron, sistem seperti orde baru hanya terjadi apabila ada pembungkaman suara-suara tokoh masyarakat.
Baca Selengkapnya“Saya kira tidak, tidak ada tekanan sama sekali," tegas Staf Khusus Bidang Hubungan Internasional Kemenko Polkam Imipas, Ahmad Usmarwi Kaffah.
Baca SelengkapnyaPolri menjelaskan banter Alice Guo dengan Gregor Haas masih dalam proses dan tidak ada batas waktu lantaran merupakan bentuk kerja sama Indonesia dan Filipina
Baca Selengkapnya