Bule Jerman di Bali racik sabu pakai pupuk urea
Merdeka.com - Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Bali terus melakukan pengembangan terhadap BB (35), pria asal Jerman, yang memproduksi sabu di rumah kontrakannya. Temuan mencengangkan, bahan dipakai BB membuat sabu ternyata pupuk urea dan cairan penyumbat tinja.
"Ada banyak bahan yang digunakan. Tetapi perlu diketahui oleh pengguna, ada bahan pupuk urea dan cairan aseton serta cairan keras untuk penghancur sumbatan. Bayangkan jika semua barang ini masuk dalam tubuh kita," kata Kepala BNN Provinsi Bali, Putu Gede Suastawa, Jumat (2/9).
Menurut Suastawa, barang haram hasil racikan BB sejauh ini hanya beredar di wilayah Bali. Pelaku juga baru memproduksi barang haram itu selama tiga bulan.
-
Dimana kasus narkoba jaringan internasional ini dibongkar? Ditresnarkoba Polda Metro Jaya berhasil membongkar kasus peredaran narkoba jaringan internasional yang beroperasi di Malaysia-Riau-Jakarta.
-
Apa yang dijual oleh pelaku di Tasikmalaya? 'Ketiganya terlibat dalam penyalahgunaan sediaan farmasi berupa obat jenis tramadol dan eximer,' ungkap Bripka Triana Anggasari, juru bicara Mapolres Tasikmalaya, saat konferensi pers di Mapolres Tasikmalaya pada Jumat (1/11/2024).
-
Kapan pabrik narkoba di Malang beroperasi? Fasilitas ilegal ini diduga sudah beroperasi kurang lebih 2 bulan.
-
Apa yang diproduksi di pabrik narkoba di Malang? Para pelaku memproduksi narkotika jenis tembakau gorila, ekstasi, dan xana.
-
Apa jenis narkoba yang diproduksi? Saat diringkus, polisi menemukan berbagai macam alat yang digunakan memproduksi ekstasi tersebut dan siap untuk diedarkan. Salah satunya yakni 416 gram serbuk warna biru (Methafetamine)
-
Narkoba apa yang disita? 'Barang bukti yang disita sebanyak 16 paket sabu, bong, pipet, gunting, senjata tajam dan barang lainnya,' ujar Komandan Tim Patroli Brimob Polda Sumut Iptu Edward Sardi di Medan.
"Selama produksi tiga bulan terakhir, belum sampai keluar daerah. Baru sebatas di Bali, itupun masih diwilayah Kuta dan Denpasar," ucapnya.
Pihaknya juga mengaku seluruh jaringan kurir dipekerjakan bule asal Jerman ini sudah ditangkap.
Di samping itu, Suastawa menjelaskan, pelaku mampu memproduksi sabu hingga 20 gram per harinya. Hasil produksi sabu milik tersangka juga dikenal berkualitas.
"Ini kalau sampai lolos, per harinya tidak sampai 24 jam tersangka mampu memproduksi hingga 20 gram," ungkapnya.
Hingga saat ini tersangka masih dalam proses pemeriksaan. Untuk diketahui, tersangka diamankan di sebuah rumah kontrakan di Perumahan Puri Wahana di Banjar Semer Kerobokan, Kuta Utara, Kabupaten Badung, Bali, pada 22 Agustus 2016 lalu. (mdk/ang)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Para pelaku diketahui menjual hasis dalam bentuk pods system seharga Rp 3,5 juta per gram.
Baca SelengkapnyaDalam operasi kali ini, polisi mengamankan lima orang pelaku.
Baca SelengkapnyaNarkoba happy water berbentuk saset. Dalam proses pembuatan seminggu, pelaku sudah memproduksi dua ribu sachet happy water
Baca SelengkapnyaAdapun modus operandi pemasarannya menggunakan jaringan hydra Indonesia atau darknet untuk memasarkan produk ganja hidroponik.
Baca SelengkapnyaPolisi menggerebek ruko yang dijadikan tempat produksi pabrik minuman keras ilegal jenis 'Ciu' di Tambora.
Baca SelengkapnyaPabrik narkotika itu berada di kompleks vila Sunny Village, Desa Tibubeneng, Kecamatan Kuta Utara, Kabupaten Badung, Bali.
Baca SelengkapnyaPolisi berhasil mengamankan seorang tersangka berinisial OS (29), sementara dua tersangka lainnya, VG dan BI, dinyatakan sebagai Daftar Pencarian Orang (DPO).
Baca SelengkapnyaPabrik miras itu mampu memproduksi 900 botol plastik ukuran 600 mili liter setiap kali produksinya.
Baca SelengkapnyaSementara, turis asing yang menkonsumsi barang haram tersebut mengaku untuk mencari ketenangan
Baca SelengkapnyaMenko Marves Luhut Binsar Pandjaitan meminta agar warga negara asing (WNA) pelaku judi online dan narkoba ditindak tegas.
Baca SelengkapnyaPolisi mengamankan 20 kg sabu serta beberapa bahan baku pembuatan sabu.
Baca SelengkapnyaKasus narkotika yang kini lebih marak diselundupkan dalam bentuk bahan baku
Baca Selengkapnya