Buntut Kekurangan Oksigen di RSUP Sardjito, Anggota DPR Minta Menkes Budi Mundur
Merdeka.com - Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi PKS, Ansory Siregar, meluapkan kekesalannya terkait meninggalnya 63 pasien RSUP Sardjito, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Beberapa di antaranya diduga tak terselamatkan akibat kurangnya pasokan oksigen.
"Oksigen yang kurang, harusnya sedia payung sebelum hujan, bukan sedia payung setelah hujan, sudah berguguran semuanya, bahkan di Rumah Sakit Sardjito 63 orang gara-gara oksigen meninggal walaupun ada bilang sekitar 40 sampai 50, satu dua orang saja harus dipertanggungjawabkan," katanya saat rapat virtual Komisi IX dengan Menkes Budi Gunadi Sadikin, Senin (5/7).
Ansory bahkan meminta Budi Gunadi Sadikin mundur dari jabatan Menkes. Dia dinilai turut bertanggung jawab atas kekurangan oksigen itu.
-
Siapa yang diminta mundur? Adapun keenam caleg yang diminta mundur tersebut di antaranya dari Dapil 13 meliputi Batang, Pekalongan dan Pemalang, yakni Achmad Ridwan dan satu orang belum terkonfirmasi. Kemudian di Dapil 2 meliputi Kendal, Kabupaten Semarang dan Salatiga ada Diah Kartika Permatasari.Di Dapil 8 meliputi Magelang, Kota Magelang, Boyolali, yakni Eko Susilo dan Dwi Adi Agung Nugroho. Kemudian di Dapil 9 meliputi Purworejo, Wonosobo dan Temanggung ada Elisabeth Intan Kurniasari.
-
Siapa yang harus mengundurkan diri? Ketua KPU RI Hasyim Asy'ari menegaskan, anggota dewan yang terpilih harus mengundurkan diri apabila ditetapkan sebagai calon kepala daerah.
-
Siapa yang mundur dari jabatan Komisaris Ancol? Mantan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Komisaris PT Pembangunan Jaya Ancol.
-
Siapa yang mundur dari jabatannya di OIKN? Beberapa waktu yang lalu Bapak Presiden menerima surat pengunduran diri dari Pak Doni Dhony Rahajoe selaku Wakil Kepala Otorita IKN. Kemudian beberapa waktu berikutnya Presiden juga menerima surat permohonan pengunduran diri dari Bapak Bambang Susantono sebagai kepala otoritas IKN
-
Siapa yang mendesak Budi Arie mundur? Sejumlah masyarakat mendesak Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi mundur dari jabatannya.
-
Mengapa Budi Arie diminta mundur? Sejumlah masyarakat mendesak Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi mundur dari jabatannya. Desakan ini muncul buntut server Pusat Data Nasional (PDN) dibobol hacker.
"Saya mohon di sini Menkes harus mundur untuk mempertanggungjawabkan meninggalnya 63 orang masyarakat di Rumah Sakit Sardjito karena kekurangan oksigen," ujarnya.
"Gak tahu siapa yang bermain oksigen ini, ini harus dipertanggungjawabkan. Untuk mempertanggungjawabkan ini Menkes harus mundur," tegasnya.
Ansory khawatir rumah sakit lain mengalami hal serupa. Belum lagi, kata dia, ada masyarakat yang meninggal karena isolasi mandiri tanpa pengawasan.
"Itu baru Rumah Sakit Sardjito, belum lagi yang isoman-isoman, saya tidak bisa lagi menghitung orang yang meninggal karena kekurangan oksigen, jangan sampai lagi timbul kekurangan lain setelah ini," tutupnya.
Sebelumnya, kekosongan oksigen terjadi di RSUP Sardjito, Sabtu (3/7) malam hingga Minggu (4/7) pagi. Dalam dua hari terakhir, 63 pasien di RS itu meninggal dunia.
Direktur RSUP Dr Sardjito Rukmono Siswishasto mengakui ada 63 pasien meninggal dunia di RSUP Sardjito pada periode Sabtu (3/7) pagi hingga Minggu (4/7) pagi. Namun tidak semua disebabkan kosongnya stok oksigen.
"Sedangkan yang meninggal pascaoksigen sentral habis pukul 20.00 WIB, maka kami sampaikan jumlahnya 33 pasien," kata Rukmono, Minggu (4/7).
Rukmono menjelaskan, meski krisis oksigen, para pasien tetap tersuplai oksigennya. Suplai ke pasien menggunakan oksigen tabung.RSUP Sardjito mendapatkan bantuan oksigen tabung dari Polda DIY, RS Akademik UGM dan RSGM/FKG UGM.
Kondisi krisis oksigen ini teratasi sekitar pada Minggu (4/7) pukul 03.40 WIB. Truk oksigen liquid pertama sudah masuk dan mengisi tabung utama, sehingga oksigen sentral sudah berfungsi kembali. Truk pembawa oksigen kedua tiba pada pukul 04.45 WIB dan langsung mengisi tabung sentral oksigen.
Setelah kedatangan dua truk pembawa oksigen ini, pelayanan terhadap pasien bisa kembali menggunakan oksigen sentral.
Krisis oksigen ini sebelumnya telah diprediksi RSUP Dr Sardjito. Rukmono sempat mengirimkan surat permohonan bantuan pengiriman oksigen ke sejumlah pihak, baik Menteri Kesehatan, Kepala BNPB, hingga Gubernur DIY.
Surat permintaan pengiriman oksigen ini beredar di grup-grup Whatsapp. Surat ini memiliki Nomor SR.04.01/XI.4/26715/2021 dengan tanggal 3 Juli 2021. Dalam surat itu, Rukmono mengatakan bahwa meningkatnya kasus Covid-19 mengakibatkan kenaikan kebutuhan oksigen, sehingga terjadi kelangkaan penyediaan oksigen.
Rukmono telah berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk mendapatkan pasokan oksigen dari penyedia maupun tempat lain. Tetapi pihaknya mengalami kendala dan pasokan oksigen ke RSUP Sardjito diperkirakan paling cepat tiba pada Minggu 4 Juli 2021 pukul 12.00 WIB.
"Persediaan oksigen sentral di RSUP Dr Sardjito akan mengalami penurunan pada hari ini, Sabtu tanggal 3 Juli 2021 pukul 16.00 WIB, sampai dengan kehabisan persediaan oksigen pukul 18.00 WIB, sehingga berisiko pada keselamatan pasien yang dirawat, baik pasien Covid-19 maupun Non-Covid-19," tulis Rukmono dalam surat itu.
"Kami sudah melakukan upaya antisipasi maksimal dan penghematan seoptimal mungkin. Untuk itu, kami mengajukan permohonan dukungan agar kebutuhan oksigen dapat dipenuhi, mengingat RSUP Dr Sardjito termasuk RS Rujukan dalam penanganan pasien Covid-19 sampai tingkat kritikal,"sambungnya.
Rukmono berharap pasokan oksigen ke rumah sakit ke depan terus lancar. Dia menyebut saat ini pasien membutuhkan oksigen.
Dia memaparkan, RSUP Sardjito telah menyediakan bed untuk pasien Covid-19 secara optimal, yakni 35 persen dari total tempat tidur. Namun, pasien yang datang jauh lebih banyak dari kemampuan daya tampung mereka.
Selain berkoordinasi dengan banyak pihak tentang pasokan oksigen, Rukmono menambahkan, RSUP Sardjito juga akan melakukan penghematan seoptimal mungkin terhadap penggunaan oksigen. Situasi pandemi yang melanda seluruh negeri ini, semuanya membutuhkan oksigen, pasokan oksigen menjadi terganggu.
"Kami mengimbau bagi masyarakat untuk mengikuti dan mematuhi PPKM sehingga laju Covid dapat kita tekan bersama-sama. Tanpa peran serta masyarakat ini tentu saja pandemi ini akan sulit tertangani," tutup Rukmono.
(mdk/yan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Komentar negatif tersebut muncul usai beredar kabar pencopotan Budi Santoso dari Dekan FK Unair karena permintaan Budi Gunadi Sadikin.
Baca SelengkapnyaPencopotan Budi Santoso dari Dekan FK Unair ini menuai reaksi publik. Mahasiswa hingga tokoh nasional mengkritik keras keputusan tersebut.
Baca SelengkapnyaKabar ini merebak usai Budi Santoso dicopot dari Dekan FK Unair.
Baca SelengkapnyaPencopotan ini buntut sikap Budi Santoso yang menolak rencana Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mendatangkan dokter asing.
Baca SelengkapnyaSebelum dipecat, Dekan FK Unair dipanggil oleh Rektorat untuk mengklarifikasi pernyataan menolak program dokter asing di Indonesia.
Baca SelengkapnyaMenkes mengatakan, pencopotan dekan FK Unair tersebut bukan wewenang dirinya
Baca SelengkapnyaEffendi pun berharap agar di Kabinet Prabowo Subianto dilakukan fit and proper test untuk memilih para menterinya.
Baca SelengkapnyaBudi Gunadi Sadikin menegaskan, Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan sudah mengizinkan pemerintah untuk mendatangkan dokter asing.
Baca SelengkapnyaDekan Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Airlangga (Unair) Budi Santoso dicopot dari jabatannya usai menolak dokter asing.
Baca SelengkapnyaHal ini dilakukan lantaran dalam surat pencopotannya sebagai dekan itu tidak mencantumkan alasan.
Baca SelengkapnyaKeputusan Bambang dan Dhony untuk mundur dari Badan Otorita IKN, diterima oleh Presiden Jokowi.
Baca SelengkapnyaDekan Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Budi Santoso dicopot dari jabatannya per 3 Juli lalu.
Baca Selengkapnya