Bunuh 1 penjajah, pejuang Rusmina makin beringas habisi musuh
Merdeka.com - Meski seorang wanita, kegigihan dan kekuatan Rusmina (99) saat di medan tempur tak kalah dengan pejuang laki-laki. Tak jarang, teman seperjuangannya menilai Rusmina sebagai wanita tangguh.
Rusmina mengaku tidak ada paksaan menjadi pejuang melawan penjajah saat merebut dan mempertahankan kemerdekaan era 1940-an. Dia bertekad andilnya dalam peperangan bisa mengusir musuh dari Tanah Air.
"Tidak terhitung lagi berapa kali perang lawan Belanda dan Jepang. Terakhir di Palembang, sampai punya suami orang sini," ungkap Rusmina saat ditemui di Panti Jompo Tresna Werdha Teratai Palembang, Kamis (13/8).
-
Kenapa keluarga ini nekat bunuh diri? 'Kita membutuhkan pemeriksaan scientific, kita butuh pemeriksaan DNA, kita butuh pemeriksaan autopsi psikologi yang kemudian secara komprehensif baru nanti bisa kita simpulkan,' kata Kapolres Metro Jakarta Utara, Kombes Pol Gidion Arif Setyawan dalam keterangannya dikutip Kamis (14/3).
-
Siapa yang mengatakan kalimat 'Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia.'? “Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia.” – Bung Karno
-
Siapa yang dibunuh secara sadis? Hasil analisis menunjukkan, kedua mumi laki-laki ini mengalami kematian di tempat akibat tindakan kekerasan yang disengaja.
-
Siapa yang mengorbankan anak-anak? Gundukan berukuran 60 x 20 meter itu berisi 76 anak-anak dan dua orang dewasa yang dikorbankan itu berkaitan dengan peradaban Suku Chimu, peradaban yang dikenal karena karya seni dan tekstilnya dari abad ke-12 hingga abad ke 15.
-
Kenapa pelaku mengambil harta benda nenek? Kesempatan inilah yang dimanfaatkan pelaku untuk mengambil barang-barang berharga yang sebenarnya sudah disembunyikan di belakang rumah.
Dia bercerita, secara logika tentara Indonesia tak akan memenangi peperangan. Sebab dari segi persenjataan, Belanda dan Jepang jauh lebih modern dan lengkap. Sementara pejuang bangsa hanya mengandalkan doa dan bambu runcing.
"Jangan tanya soal itu, orang pakai senjata api kita pakai bambu, tapi ya masih menang," kata dia.
Ketika ditanya perasaannya saat membunuh musuh, Rusmina menjawab menggebu-gebu. Dengan tegas, wanita kelahiran Cirebon, Jawa Barat, itu mengatakan, makin banyak penjajah terbunuh semakin membuatnya bersemangat bertempur.
"Wah semangat makin hebat, makin beringas. Kalau bisa semuanya saya bunuh. Puas, Belanda dan Jepang dibunuh pakai bambu runcing," ujarnya.
"Banyak orang bilang, saya ini wanita tapi kok kuat ya, tidak takut-takutnya," sambungnya.
Rusmina yang terlihat masih bugar itu nampak makin asyik bercerita tentang pengalamannya. Bagi dia, ada kebanggaan dan kepuasan batin menjadi bagian dari kemerdekaan Indonesia.
"Ya, cucu ini ingat saja, baca sejarah. Itulah perjuangan waktu itu," kata dia.
Rusmina merupakan salah satu satu pejuang kemerdekaan yang terlibat banyak peperangan di Pulau Jawa. Terakhir, dia turun di perang lima hari lima malam di Palembang tahun 1947. Kini, Rusmina tinggal di sebuah panti jompo di Palembang. (mdk/cob)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dimarahi sejak kecil, RA mengaku selalu berusaha kuat di depan orang tuanya. Dia tidak mengungkapkan kekesalan isi hatinya pada orang tua.
Baca SelengkapnyaSebelum membunuh sang ibu, pelaku dimarahi ayahnya dengan kata-kata yang memicu emosi.
Baca SelengkapnyaAkibat perbuatannya, RA kini mendekam di ruang tahanan Mapolres Tangerang Selatan.
Baca SelengkapnyaMojang-mojang ini bak harimau betina yang mengamuk saat menjagal tentara NICA.
Baca SelengkapnyaTersangka membunuh tetangganya itu karena menyimpan dendam sepuluh tahun lamanya.
Baca SelengkapnyaPada awal kejadian (31/1), tersangka sempat mengaburkan penyebab kematian korban dengan mengaku tidak tahu terkait penyebab meninggalnya sang anak.
Baca SelengkapnyaPelaku MS tak terima anaknya ditusuk korban gara-gara membawa cucu bertandang ke rumah korban.
Baca SelengkapnyaPraka RM sempat berbicara dengan ibu korban dan perkataannya sungguh kejam dan tak punya hati.
Baca SelengkapnyaCucu perempuan tega memukul neneknya menggunakan besi
Baca SelengkapnyaPelaku juga berusaha untuk membunuh ayah kandungnya, namun gagal.
Baca SelengkapnyaKabarnya, julukan ini melekat karena teriakannya amat mengerikan dan bikin penjajah ketar-ketir.
Baca SelengkapnyaTersangka FO sempat membantah dan mengaku jika dirinya tidak melakukan penikaman terhadap korban CR.
Baca Selengkapnya