Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Bupati Bogor Protes Percuma PSBB Kalau KRL Tetap Beroperasi

Bupati Bogor Protes Percuma PSBB Kalau KRL Tetap Beroperasi Bupati Bogor Ade yasin. Liputan6 ©2020 Merdeka.com

Merdeka.com - Bupati Bogor Ade Yasin mendesak pemerintah pusat menyiapkan strategi nasional penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Menurut Ade, perlu ada aturan berskala nasional terkait PSBB agar penerapannya membuahkan hasil untuk mencegah penyebaran virus corona.

Ade mengatakan, saat ini sudah banyak daerah yang ikut menerapkan PSBB, tak hanya Jakarta dan Bogor. Namun, dia akui PSBB di Bogor belum begitu terlihat dampaknya karena beberapa kelemahan. Dia menyayangkan jika tidak ada inisiatif pemerintah pusat untuk mengatur hal tersebut agar penerapan PSBB tidak menjadi sia-sia.

"Supaya ada kami punya pegangan. Minimal ada strategi nasional penyelenggaraan PSBB ini jadi secara nasional bisa berlaku, sehingga kita punya pedoman yang pasti untuk pelaksanaan PSBB," ujar Ade dalam diskusi daring, Minggu (26/4).

Orang lain juga bertanya?

Kabupaten Bogor sudah kurang lebih satu pekan menggelar PSBB. Namun, Ade mengeluhkan masih terjadi mobilitas masyarakat. Sebab, sanksi yang tidak tegas membuat masyarakat masih beraktivitas seperti keadaan normal di tengah pandemi.

Contohnya, masih banyak warga Bogor yang ke Jakarta dengan KRL. Ade sudah mengajukan penghentian KRL sementara, namun ditolak pusat. Dia protes sebab masih banyak masyarakat yang melakukan mobilisasi ke Jakarta padahal merupakan zona merah Covid-19.

"Persiapan selanjutnya harus juga diputuskan pemerintah bagaimana PSBB diterapkan sanksi khusus untuk PSBB. Saya selalu bicara dalam tiap kesempatan dan tidak mendapat jawaban tegas," ujarnya.

Karena itu, Ade berharap ada sanksi yang tegas kepada pelanggar PSBB. Dia mengatakan, sanksi dalam UU Kekarantinaan Wilayah tidak dapat diberlakukan untuk PSBB. Karena itu, dia meminta pemerintah pusat memberlakukan aturan khusus terkait sanksi selama PSBB.

"Dalam PSBB gak ada begitu. Itu lebih longgar dibanding karantina kesehatan. Mohon ini diclearkan karena ini PSBB merambah ke daerah lain," ucapnya.

Sulit Kendalikan Masyarakat

Ade Yasin mengungkap, selama PSBB di Bogor, hanya 30 persen masyarakat yang benar-benar patuh atas anjuran pemerintah. Ade mengaku kesulitan mengendalikan masyarakat agar tidak melakukan mobilisasi.

Alasannya, masih banyak warga Bogor melakukan mobilisasi ke Jakarta yang notabene sebagai zona merah penyebaran Covid-19. Masih banyak kantor yang tidak menerapakan kerja dari rumah atau meliburkan karyawannya selama PSBB.

"Kalau pantauan di lapangan hanya 30 persen saja yang mengikuti anjuran pemerintah," kata Ade dalam diskusi daring, Minggu (26/4).

Bogor telah menetapkan 61 titik pemantauan. 17 di antaranya difokuskan untuk dijaga selama 24 jam. Ade mengatakan, titik rawan itu bertambah dari sebelumnya hanya 13 setelah PSBB diterapkan. Sebab masih banyak pergerakan pekerja yang ke Jakarta.

Ade sudah mengupayakan dengan meminta operasi KRL diberhentikan sementara selama PSBB. Bersama Bekasi, dan Tangerang Selatan, Ade mengajukan surat. Namun ditolak.

Menurutnya, tranportasi kereta rentan tempat penyebaran virus corona. Ditambah, kata dia, kasus satu virus corona di Indonesia masih menggunakan kereta saat menjadi orang tanpa gejala.

"ini kenapa saya minta untuk buat surat memimnta menghentikan kereta api sealma PSBB," kata Ade.

Ade juga minta PSBB dilakukan secara terintegrasi dengan Jakarta. Sebab, warga Bogor masih banyak bekerja di Jakarta. Kantor di luar sektor yang dibolehkan PSBB, masih tetap buka secara normal.

"Faktanya banyak kantor yang belum ditutup atau work from home," kata dia.

Ade juga mengeluhkan tumpang tindih aturan dengan pemerintah pusat. Contohnya, Bogor telah membatasi mobilisasi sejak lama. Pada 30 Maret Bogor membuat surat edaran agar supermarket tutup pada pukul 20.00.

Namun, pengusaha retail protes dan menunjukan surat edaran Kementerian Perdagangan yang tetap membolehkan retail buka hingga 22.00 WIB. Dia menyebut kerap menemukan ketidaksinkronan seperti demikian.

"Kadang surat dari masing kementerian berbeda-beda. Kita melakukan PSBB. Tapi ada beberapa surat yang kontradiktif dengan apa yang kita sedang lakukan," kata dia.

(mdk/rnd)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Terima Aduan Warga, Bima Arya 'Ngamuk' Langsung Terjun Ke Lapangan Tertibkan PKL yang Semrawut
Terima Aduan Warga, Bima Arya 'Ngamuk' Langsung Terjun Ke Lapangan Tertibkan PKL yang Semrawut

Wali Kota Bogor, Bima Arya turun langsung ke jalan untuk tertibkan PKL yang berjualan di jalan dan angkot ngetem sembarangan yang sebabkan kemacetan.

Baca Selengkapnya
Penumpang KRL Akhirnya Bisa 'Bernapas'
Penumpang KRL Akhirnya Bisa 'Bernapas'

Pemerintah resmi mencabut aturan menggunakan masker

Baca Selengkapnya
Niat Berwisata, Pengunjung Puncak Malah Tidur di Jalan Puncak Akibat Macet Total
Niat Berwisata, Pengunjung Puncak Malah Tidur di Jalan Puncak Akibat Macet Total

Kendaraan tidak berjalan sama sekali di kawasan Puncak. Para pengendara yang lelah memutuskan beristirahat di pinggir jalan.

Baca Selengkapnya
Sopir Ramai-Ramai Demo, Aturan Truk Melintas Jl Parung Panjang Tak Berubah Tetap Pukul 22.00-05.00
Sopir Ramai-Ramai Demo, Aturan Truk Melintas Jl Parung Panjang Tak Berubah Tetap Pukul 22.00-05.00

Aturan itu tak akan diubah demi keselamatan masyarakat yang melintas dan meminimalisir terjadinya kecelakaan.

Baca Selengkapnya
Pedagang Lain Protes, Pemkab Bogor Jelaskan Alasan Restoran Ini Tak Dibongkar dari Jalur Puncak
Pedagang Lain Protes, Pemkab Bogor Jelaskan Alasan Restoran Ini Tak Dibongkar dari Jalur Puncak

Pemkab Bogor beralasan, Restoran Asep Stroberi memiliki alas hak yang jelas karena berdiri di atas lahan milik Pemprov Jabar

Baca Selengkapnya
FOTO: Derita Warga Parung Panjang Imbas Protes Supir Truk: Jalanan Lumpuh dan Macet Berkilo-kilometer
FOTO: Derita Warga Parung Panjang Imbas Protes Supir Truk: Jalanan Lumpuh dan Macet Berkilo-kilometer

Sejumlah warga, khususnya pengguna sepeda motor, terpaksa selap-selip di antara truk-truk besar untuk menembus kemacetan.

Baca Selengkapnya
Siap-Siap, Pemerintah Bakal Sediakan Bus Gratis ke Puncak Bogor
Siap-Siap, Pemerintah Bakal Sediakan Bus Gratis ke Puncak Bogor

Program tersebut akan menerapkan layanan bus yang menggunakan skema Buy The Service (BTS).

Baca Selengkapnya
Ini Alasan Penumpang MRT dan TransJakarta Tetap Pakai Masker
Ini Alasan Penumpang MRT dan TransJakarta Tetap Pakai Masker

Penggunaan masker di angkutan umum DKI Jakarta kini mulai ditiadakan. Namun jika tengah dalam kondisi kesehatan menurun, maka disarankan tetap tetap menggunakan masker.

Baca Selengkapnya
FOTO: Kondisi Terkini Jalan Rusak Parah di Parung Panjang Bogor yang Ancam Keselamatan Warga
FOTO: Kondisi Terkini Jalan Rusak Parah di Parung Panjang Bogor yang Ancam Keselamatan Warga

Sudah bertahun-tahun, jalan raya yang kerap dilalui truk-truk tambang di Parung Panjang, Bogor ini mengalami kerusakan parah.

Baca Selengkapnya
Menhub Budi Ancam Polisikan Warga yang Terbangkan Balon Udara Saat Musim Mudik Lebaran
Menhub Budi Ancam Polisikan Warga yang Terbangkan Balon Udara Saat Musim Mudik Lebaran

Alasan Menhub Budi Karya Sumadi melarang penerbangan balon udara di musim mudik lebaran karena bisa mengganggu penerbangan.

Baca Selengkapnya
Macet Jabodetabek Kian Parah, Polisi: Indeksnya Sudah 53 Persen, Normal 35
Macet Jabodetabek Kian Parah, Polisi: Indeksnya Sudah 53 Persen, Normal 35

Dirlantas Polda Metro Jaya Kombes Latif Usman mengatakan, bila melihat dari indeks kemacetan, untuk kondisi ideal di Jabodetabek berada pada angka 35 persen.

Baca Selengkapnya