Bupati Bogor: Sekolah Tatap Muka Tergantung Orangtua Siswa
Merdeka.com - Bupati Bogor, Ade Yasin masih mengkaji rencana pemerintah untuk mengadakan sekolah tatap muka mulai 11 Januari 2021. Sebab, dia masih ingin mendengar masukan dari para orangtua peserta didik.
Kata dia, Pemkab Bogor masih memprioritaskan keselamatan dan kesehatan para peserta didik dan tenaga pengajar jika sekolah tatap muka diterapkan. Ade masih khawatir adanya kerumunan jika sistem ini diterapkan.
"Kita mau dengar dulu orangtua seperti apa. Kalau orangtua tidak setuju, ya tidak masalah," kata Ade Yasin, Senin (28/12).
-
Kapan anak butuh didengar orang tuanya? Banyak orangtua yang menganggap remeh masalah yang dihadapi anak, karena mengira itu hal yang biasa atau sepele.
-
Apa yang harus dilakukan orangtua saat anak membantah? Hindari Berteriak atau Memarahi Teriak atau memarahi anak hanya akan membuat mereka merasa takut dan tertekan. Sebaliknya, mereka akan lebih cenderung untuk melawan.
-
Apa yang harus dilakukan orang tua? Dalam situasi yang sulit seperti ini, anak-anak memerlukan dukungan dan bimbingan yang baik dari orang tua. Orang tua juga harus menyadari bahwa salah satu penyebab utama perilaku bullying pada anak adalah ketidakmampuan mereka untuk membedakan antara perilaku yang baik dan buruk.
-
Siapa yang mendukung orang tua? 'Psikososial berupa bantuan yang sifatnya memberikan perhatian, motivasi, informasi, dan interaksi yang dapat meningkatkan kualitas hidup kita. Kalau kita saling mendukung memberikan rasa positif satu sama lain, itu juga satu hal yang sifatnya psikososial,' kata Fransiska.
-
Apa yang perlu dilakukan orang tua ketika anak ingin bicara? Misalnya, jika anak ingin berbicara, mereka dapat menyentuh lengan Anda sebagai tanda bahwa mereka ingin menyampaikan sesuatu, tanpa perlu langsung memotong pembicaraan.
-
Kenapa penting bagi orang tua untuk menjadi pendengar yang empatik? Dilansir dari Positive Psychology, menurut penelitian, kehadiran orang dewasa yang penuh perhatian dan siap mendengarkan sangat penting dalam membantu remaja mengatasi berbagai tantangan emosional.
Ade menjelaskan, salah satu skema yang dipakai jika sekolah tatap muka diberlakukan, adalah dengan membatasi jumlah peserta didik di kelas, maksimal hanya 10 orang.
"Jadi ada yang dalam jaringan (online) dan luar jaringan (tatap muka). Itu opsi yang bisa dipilih," kata dia.
Sementara Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Bogor, Irwan Purnawan mengatakan, akan melakukan rapat pembahasan bersama Disdik dan instansi lainnya yang berkaitan.
"Kita akan undang khusus Disdiknya ya untuk membahas rencana itu (belajar tatap muka)," ujar Irwan.
Menurutnya, kebijakan pembelajaran tatap muka dari pemerintah pusat melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) juga menyerahkan kembali ke daerah.
Dikatanya, kesiapannya harus matang. Mulai dari kesiapan tempat, fasilitas penunjang protokol kesehatan, hingga sistem pembelajaran yang akan dilakukan.
"Dari pemerintah pusat menyerahkan kebijakannya ke daerah, disesuaikan dengan kondisi di daerah. Maka ini harus kita matangkan. Apakah nanti kebijakan itu bisa dilaksanakan di seluruh wilayah, atau hanya sebagian," tukasnya.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya