Bupati Dedi turunkan jabatan tante dari kepala sekolah jadi guru
Merdeka.com - Sosok Bupati Purwakarta, Jawa Barat, Dedi Mulyadi kini banyak dikenal dengan gagasan yang unik serta terkadang kontroversi. Setelah mengeluarkan sejumlah kebijakan mulai dari larangan berpacaran lewat dari jam sembilan malam, hingga memperbolehkan pelajar membawa bantal dan tidur sewaktu istirahat di Sekolah.
Namun siapa sangka, Dedi juga merupakan seorang yang tegas dan tak pernah pandang bulu saat mengambil sikap. Termasuk kepada keluarganya.
Akhir Februari kemarin, Senin (29/2), Dedi menurunkan jabatan bibinya sendiri, dari kepala sekolah SD Negeri Pasawahan menjadi guru biasa.
-
Kenapa Pak Guru marah ke murid? Ana sawijining murid SD sing tekon karo gurune sing ndilalah lagi rada nesu.
-
Kenapa Guru Olahraga dendam ke Kepala Sekolah? Berdasarkan dokumen polisi, Darien dan Eiswert pernah melakukan pembicaraan mengenai 'tantangan kinerja' Darien. Eiswert juga telah melakukan penyelidikan terhadap Darien pada Desember tahun lalu atas potensi penyalahgunaan dana sekolah sekitar Rp31 juta. Eiswert, berdasarkan laporan NPR, juga pernah menegur Darien karena ia memecat seorang pelatih tanpa persetujuan Eiswert dan ia juga pernah memberi tahu Darien bahwa kontraknya kemungkinan 'tidak akan diperpanjang semester depan'.
-
Kenapa Pak Guru marah saat ditanya murid? Amarga ora kepenak atine, Pak Guru njawab nganggo basa sing sak karepe.
-
Kenapa ayah Pegi Setiawan mengadu ke Dedi Mulyadi? Adik Pegi Gagal Masuk SMA Beberapa waktu lalu, Dedi melalui media sosialnya mengungkap pertemuan pribadi dengan ayah Pegi Setiawan. Dalam kesempatan itu, ayah Pegi mengadu soal nasib sang putri bungsu lantaran baru saja gagal memasuki sekolah impian.
-
Siapa yang dipecat dari pekerjaannya? Pada 19 September, bank tersebut mengumumkan pemutusan hubungan kerja Shi dan pengeluaran dirinya dari Partai Komunis China setelah dilakukan penyelidikan terkait masalah tersebut, menurut laporan dari media China, Securities Times.
"Iya bibi saya itu, adalah orang yang mengasuh saya sewaktu kecil, tapi saya harus bertindak adil," kata Dedi kepada merdeka.com di Bale Nagri Purwakarta, jumat (4/3).
Diceritakan Dedi, adik dari orang tuanya yang menjabat kepala sekolah itu, gagal menerapkan program pendidikan berkarakter hingga akhirnya tidak lolos seleksi dalam audit internal Pemkab Purwakarta, sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 28 Tahun 2010 Tentang Penugasan Guru Sebagai Kepala Sekolah dan Perda Nomor 2 Tahun 2007 Tentang Penyelenggaraan Pendidikan di Purwakarta.
"Bibi saya ngeluh, kenapa saya diturunkan jabatannya jadi guru lagi. Saya jawab siapa yang bodoh," ujar Dedi.
Tidak hanya sampai di situ, di Dedi menuturkan, tantenya itu sempat menangis karena harus turun jabatan dengan drastis.
"Dia bilang kenapa saya yang bupati ini, sebagai keponakannya dia malah harus diturunkan dari jabatannya. Ya saya bilang kenapa juga tidak lolos audit," tutur Dedi.
Dalam Kebijakan audit internal kepala sekolah itu dilatarbelakangi karena kepemimpinan kepala sekolah yang buruk dan sarana prasarana serta tata lingkungan yang buruk. Selain itu, penilaian dilakukan karena para kepala sekolah itu tidak menjalankan pendidikan berkarakter.
"Jumlah yang diberhentikan jadi kepala sekolah dan jadi guru sebanyak 63 orang kepala sekolah SD. Termasuk bibi saya. Semuanya jadi guru lagi," ujarnya.
Audit itu sendiri dilakukan di 427 SD di Purwakarta. Pihaknya baru mengaudit 153 SD sejak Januari. Dari jumlah itu, 94 kepala Sekolah SD tetap bertahan karena memenuhi kualifikasi. 63 kepala SD lainnya diberhentikan jadi kepala.
"Selain SD Audit juga tengah dilakukan di jenjang pendidikan SMP, SMA dan SMK di Purwakarta," jelas Dedi.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Wali Kota Bogor Bima Arya mencopot Kepsek SDN 1 Cibeureum usai heboh pemecatan guru honorer.
Baca SelengkapnyaPemecatan guru di SDN 1 Cibeureum ini viral di media sosial.
Baca SelengkapnyaGuru SD di Tasikmalaya dipaksa pensiun dini. Dia dinilai mengalami gangguan jiwa oleh kepala sekolah.
Baca SelengkapnyaKesal dengan penampilan sang siswi, guru tersebut lalu memperingatkan mereka dengan hukuman agar memakai ciput.
Baca SelengkapnyaAksi guru ini berbuntut panjang. Orang tua murid tidak terima anaknya diperlakukan demikian.
Baca SelengkapnyaJabatan Camat Baito sementara dijabat Kepala Satuan (Kasat) Polisi Pamong Praja (Pol PP) Ivan Ardiansyah.
Baca SelengkapnyaMiris, seorang guru dibacok muridnya sendiri hingga kritis saat tengah mengajar di kelas. Sempat dilarikan ke rumah sakit, begini kondisinya sekarang.
Baca SelengkapnyaSang guru sempat dikabarkan meninggal dunia, namun kabar itu hoax.
Baca SelengkapnyaPolres Demak masih melakukan proses pengejaran kepada pelaku.
Baca SelengkapnyaPolisi juga telah memeriksa sejumlah saksi dan mengumpulkan sejumlah bukti.
Baca SelengkapnyaDampak kejadian itu, aktivitas belajar mengajar di sekolah untuk sementara waktu diliburkan.
Baca Selengkapnya