Bupati Nyono tersangka KPK, Golkar konsultasi dengan KPU soal Pilbup

Merdeka.com - Bupati Nyono Suharli Wihandoko akan kembali maju di Pilkada Jombang 2018. Sayangnya, sebelum penetapan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada 12 Febuari, bakal calon bupati incumbent ini terkena Operasi Tangkap Tangan (OTT) KPK, Sabtu (3/2) dan sudah ditetapkan sebagai tersangka.

Golkar sebagai partai pengusung mengaku akan mempelajari aturan terleih dahulu mengenai pencalonan dibatalkan atau diganti.

"Kita akan lihat aturannya dulu, memungkinkan atau tidak (tetap dicalonkan). Itu akan kita bahas tersendiri. Kalau tidak pasti akan diganti. Kita lihat PKPU -nya dulu," kata Ketua Bidang Kepartaian DPP Golkar, Ibnu Munzir di Surabaya, Senin (5/2).

Menilik PKPU Nomor 3 tahun 2017 Pasal 78 ayat (1) menyebut, ada tiga hal yang menyebabkan pengguguran pencalonan seseorang. Di antaranya tidak memenuhi syarat kesehatan, berhalangan tetap, dan dijatuhi pidana berdasarkan putusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap.

Saat ini, Nyono masih berstatus tersangka, belum ada keputusan bersalah dari pengadilan. Artinya, pencalonan Nyono tidak bisa dibatalkan atau diganti dengan yang lain. "Kita akan konsultasi lagi ke KPU pusat," tandas Munzir.

Munzir juga menandaskan, Golkar akan tetap memberikan bantuan hukum kepada Nyono. Alasannya, partai Beringin tetap memegang teguh asas praduga tak bersalah.

"Sebagai bentuk solidaritas kita akan membantu kepada anggota yang terkena musibah," katanya.

Sekadar tahu, karier politik Nyono bisa dibilang cukup moncer. Dari data yang dihimpun merdeka.com, Nyono mengawali karir politiknya sebagai kepala desa (Kades) Sepanyul, Kecamatan Gudo, Jombang di tahun 1990-an. Hingga beberapa periode menjabat kades sampai akhirnya digantikan istrinya, Tjaturina Yuliastuti.

Karir politik Nyono pun kian meroket. Di tahun 2008 hingga 2013, dia menjabat wakil ketua DPRD Jombang. Kemudian di medio 2008 sempat maju di Pilbub Jombang berpasangan dengan Abdul Halim Iskandar --saat ini ketua DPRD Jatim. Namun, Nyono-Halim yang diusung PKB itu tumbang oleh pasangan yang diusung PDIP: Suyanto-Widjono.

Lima tahun berikutnya, 2013, Nyono kembali mecari peruntungan. Dia maju Pilbup Jombang untuk kali kedua. Kali ini dia menggandeng Nyai Munjidah Wahab dari PPP yang juga ketua PC Muslimat NU Jombang. Alhasil, Nyono-Munjidah menang atas pasangan Widjono Suparno-Sumrambah dari PDIP, dan Munir Al Fanani-Wiwik Nuriati (PKB).

Selanjutnya, stelah hampir lima tahun Nyono-Munjidah bersama-sama dan baru akan mengakhiri periode jabatannya pada 24 September 2018. Nyono sendiri, namanya makin diperhitungkan sejak menjabat ketua DPD Golkar Jawa Timur lewat pemilihan di Surabaya, pada 17 April 2016 lalu.

Dan di Pilkada Jombang 2018 ini, Nyono kembali maju. Dia memilih berpisah dengan Munjidah dan menggandeng Subaidi Muctar dari PKB. Keduanya diusung Partai Golkar (7 kursi), PKB (8 kursi), PKS (5 kursi), Nasdem (4 kursi) dan PAN (3 kursi). Sedangkan Munjidah pindah haluan ke Sumrambah. Mereka diusung PPP (4 kursi), Partai Demokrat (6 kursi) dan Gerindra (2 kursi).

Namun, ambisi Noyono untuk menduduki kursi bupati Jombang (dimungkinkan) bakal terhenti. Sebab, statusnya kini telah resmi sebagai tersangka. Dia ditangkap KPK karena diduga terlibat korupsi dana kesehatan pada Sabtu lalu.