Bupati: Pengembangan pariwisata Banyuwangi cukup cepat dengan konsep yang unik
Merdeka.com - Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas memaparkan sejumlah keunikan pembangunan pariwisata di daerahnya hingga bisa berkembang cukup pesat. Pemaparan itu disampaikan Anas dalam diskusi rangkaian peringatan Hari Pers Nasional di Padang, Rabu (7/2).
Selain Anas, tampil sebagai pembicara adalah Gubernur NTB M. Zainul Majdi. Diskusi diikuti ratusan pelaku pariwisata Sumatera Barat.
Menurut Anas, pengembangan pariwisata Banyuwangi cukup cepat dilakukan karena konsepnya yang unik, yaitu semuanya berbasis partisipasi publik, sehingga warga ikut memiliki program wisata tersebut.
-
Bagaimana Banyuwangi mempromosikan pariwisatanya? Termasuk meninjau bagaimana pengelolaan pariwisata yang dilakukan oleh daerah.
-
Apa yang menarik dari wisata di Banyuwangi? Banyuwangi memiliki segudang tempat wisata yang sangat menarik untuk dikunjungi.
-
Bagaimana Desa Mukapayung mengembangkan pariwisata? Mengutip laman jadesta.kemenparekraf.go.id, masyarakat di Desa Mukapayung banyak yang menggantungkan hidupnya di sektor pariwisata. Mereka mengembangkan sejumlah destinasi alam, mulai dari trail running, lembah curugan Gunung Putri, camping, hiking sampai panjat tebing.
-
Bagaimana Desa Wisata Nusa berkembang? Desa Wisata Nusa berada di Kabupaten Aceh Besar, Aceh bergerak dan mengembangkan desa wisata berbasis masyarakat.
-
Kenapa Bupati Ipuk mendorong pengembangan alpukat di Banyuwangi? Melihat potensi tersebut, Bupati Ipuk meminta kepada Dinas Pertanian untuk mendorong pengembangannya. Apalagi alpukat ini merupakan salah satu buah yang digemari masyarakat luas.
-
Apa daya tarik utama Banyuwangi bagi wisatawan? 'Sungguh pengalaman yang menarik, mata saya sampai tidak mau berkedip. Konsep wisata ini yang kami cari, memadukan pemandangan alam dan atraksi budaya yang memukau,' ujar Utami, wisatawan asal Jakarta.
"Tidak seperti daerah wisata yang sudah sangat besar yang lebih bertumpu ke swasta dan pemerintah," kata Anas.
Anas mencontohkan, banyak festival berbasis adat lahir dari masyarakat. Pemerintah tinggal memfasilitasi. "Jadilah festival spektakuler yang mendatangkan ribuan orang, menggerakkan ekonomi rakyat secara langsung,"jelasnya.
Contoh festival berbasis tradisi rakyat antara lain Festival Gandrung Sewu, Tumpeng Sewu, ritual Kebo-keboan, dan Tari Seblang. "Semua itu menyedot ribuan wisatawan setiap pergelarannya," ujar Anas.
Dengan konsep partisipasi tersebut, tumpuan pariwisata ada di masyarakat desa. Sehingga Banyuwangi intens menggerakkan wisata berbasis desa yang sekaligus jadi alat pemerataan pembangunan. "Ternyata itu efektif, ada desa wisata berbasis seni-budaya, berbasis wisata bahari, berbasis wisata alam, berbasis hasil pertanian, dan sebagainya," ujar Anas.
Pengembangan wisata berbasis desa juga membuat Indeks Desa Membangun (IDM) Banyuwangi dari Kementerian Desa menjadi yang terbaik kedua di Jawa Timur. Banyuwangi berhasil meningkatkan kategori 'desa maju' menjadi 134 desa (2016) dari sebelumnya 40 desa (2010) dengan jumlah 'desa tertinggal' kini tinggal satu desa.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas ©2018 Merdeka.com
Anas menambahkan, dengan berbasis partisipasi masyarakat, semua potensi warga dikerahkan.
"Kita berangkat bareng-bareng dari nol. Misalnya cara bakar ikan yang baik, warung-warung kita latih. Kita latih warga yang buka homestay, bagaimana penataan toilet, bagaimana melipat seprai. Bahkan ada kursus bahasa asing gratis untuk sekitar 3 ribu warga desa tiap tahunnya. Susah, tetapi ya harus dilakukan untuk membuat pengembangan pariwisata ini berakar di masyarakat," ucap dia.
"Itulah seninya, itulah uniknya pengembangan pariwisata Banyuwangi," imbuh Anas.
Berkat pariwisata, ekonomi Banyuwangi bertumbuh. Kunjungan turis domestik meningkat dari 497.000 (2010) menjadi 4,01 juta (2016). Adapun wisatawan mancanegara dari 5.205 (2010) menjadi 74.800 turis (2016).
Semua itu mendorong peningkatan pendapatan per kapital warga melonjak dua kali lipat dari Rp 20,8 juta (2010) menjadi Rp 41,5 juta per orang per tahun (2016). Kemiskinan turun cukup pesat di level 8, persen, jauh lebih rendah dibanding rata-rata Provinsi Jatim yang masih tembus di atas 11 persen. (mdk/paw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno menyebut Banyuwangi memiliki ekosistem pariwisata terbaik di nusantara.
Baca SelengkapnyaKabupaten Banyuwangi menjadi tuan rumah penyelenggaraan ABBWI dan ABBI 2024.
Baca SelengkapnyaBanyuwangi diikutsertakan dalam rangkaian Geotourism Festival yang dihelat antara Indonesia dan Australia.
Baca SelengkapnyaAcara dibalut dengan pentas budaya khas Bumi Blambangan itu melahirkan spirit memajukan daerah kelahiran..
Baca SelengkapnyaBupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani diundang memaparkan tentang progres program Smart Kampung, sistem digitalisasi di Banyuwangi.
Baca SelengkapnyaBupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani memaparkan bagaimana Geopark Ijen bertransformasi.
Baca SelengkapnyaMerdeka.com merangkum informasi tentang wisata di Banyuwangi yang hits dan terbaru, sangat cocok untuk memanjakan mata di akhir pekan.
Baca SelengkapnyaBupati Ipuk terbang dari atas gunung api purba yang memiliki ketinggian tak kurang dari 750 Mdpl itu.
Baca SelengkapnyaKapolri yang juga ketua umum PB Ikatan Sepeda Sport Indonesia (ISSI) hadir di Banyuwangi antara lain untuk melepas Tour of Kemala.
Baca SelengkapnyaBupati Banyuwangi Raih Satyalencana Wirakarya dari Presiden Joko Widodo.
Baca Selengkapnya“Ketiga modal ini sudah bisa dikemas menjadi paket wisata untuk menarik kunjungan wisatawan," kata Sandiaga.
Baca SelengkapnyaPemkab Banyuwangi terus mendorong desa-desanya mengoptimalkan potensinya untuk menggerakkkan ekonomi daerah
Baca Selengkapnya