Buru Santoso cs, Kapolda Sulteng bakal gandeng Kopassus
Merdeka.com - Kapolda Sulawesi Tengah (Sulteng) Brigjen Rudy Sufahriadi berencana bakal meminta bantuan Kopassus (Komando Pasukan Khusus) untuk menangkap kelompok teroris Mujahiddin Indonesia Timur (MIT) di Poso, Sulawesi Tengah. Hal itu dilakukan lantaran Santoso cs sulit ditangkap.
"Dengan bantuan Kopasus TNI, itu kan sinergi, itu bantu banget. Dibutuhkan memang bantuan TNI, Presiden juga sudah bilang operasi harus gabungan," ujar Rudy di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (10/3).
Rudy mengatakan, jika nanti Kopassus ikut dalam perburuan Santoso, diharapkan operasi yang selama ini dilakukan Polri dan TNI bisa berjalan secara maksimal. Apa lagi dinilainya, Kopassus punya keahlian dan pengalaman yang baik di lapangan.
-
Bagaimana Kopassus dilatih? Para prajurit Kopassus dilatih dengan standar tinggi dalam berbagai bidang seperti pertempuran, penyelamatan sandera, pengintaian, dan tindakan-tindakan khusus lainnya, menjadikan mereka salah satu pasukan elit terbaik di Indonesia.
-
Siapa yang memimpin Kopassus? Saksikan Video ini: Komandan Jenderal Baru Korps baret Merah
-
Apa tugas Kopassus di Timor Timur? Menurut Agum, dia diberi tugas mengurangi kekuatan Fretilin di Timor Timur. Ada dua cara yang bisa dilakukan, cari dan bunuh mereka. Atau sadarkan mereka untuk sama-sama membangun. “Saya pilih cara yang kedua,“ kata Perwira Baret Merah ini.
-
Siapa Komandan Kopassus ke-13? Agum menjadi Komandan Kopassus ke-13 menggantikan Brigjen Tarub. Dia dilantik oleh Kasad Jenderal Wismoyo Arismunandar tanggal 6 Juli 1993.
-
Siapa yang memimpin Kopassus di Timor Timur? Kisah ini Disampaikan Jenderal (Purn) Agum Gumelar Saat itu Agum masih berpangkat perwira menengah dan bertugas di Timor Timur tahun 1982. Dia memimpin Komando Pasukan Sandi Yudha (kini Kopassus).
-
Kapan Kopassus dibentuk? Satuan ini didirikan pada tanggal 16 April 1952 dan memiliki peran utama dalam menjaga keamanan dan kedaulatan negara, serta melaksanakan operasi-operasi khusus baik dalam maupun luar negeri.
"Pokoknya bagaimana caranya kami akan tangkap. Makanya kami terus berlatih dan harus optimistis," tegasnya.
Pada kesempatan yang sama, Kapolri Jenderal Badrodin Haiti menyatakan operasi gabungan untuk mengejar Santoso cs akan diperpanjang selama dua bulan.
"Operasi Tinombala akan diperpanjang selama dua bulan," ungkap Badrodin.
Menurut mantan wakapolri ini, selama dua bulan itu TNI dan Polri tidak hanya melakukan pengejaran terhadap kelompok teroris yang dikenal licin tersebut. Melainkan, kata dia, pihaknya juga akan mengantisipasi pergerakan teroris di seluruh Indonesia.
"Sehingga tidak ada teror lagi," pungkas Kapolri. (mdk/rhm)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sebelum meraih pangkat sebagai jenderal bintang 3, Letjen Agus beberapa kali pernah mengemban tugas di pelbagai lini TNI.
Baca SelengkapnyaProfil Mayjen Saleh Mustafa, eks Pangdam Cendrawasih Jabat Pangkostrad Gantikan Jenderal Maruli
Baca SelengkapnyaPerwira tinggi TNI-AD yang baru menjabat selama dua bulan menjadi Pangdam IV/Diponegoro kini resmi menjadi Wakil Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD).
Baca SelengkapnyaKopassus didirikan pada tanggal 16 April 1952. Selamat ulang tahun ke-72, Kopassus! Berikut kata-kata ucapan selamat HUT Kopassus.
Baca SelengkapnyaSosok jenderal polisi bagian dari eks Korps Combatan Polri.
Baca SelengkapnyaAlbertus menggantikan posisi yang sebelumnya diisi Komjen Pol Drs Putu Jayan Danu Putra.
Baca SelengkapnyaMenteri Pertahanan yang juga Bacapres Prabowo Subianto memberikan jempol saat dimintai pendapatnya tentang Agus Subiyanto
Baca SelengkapnyaKasad Maruli punya Wakasad baru, lebih senior sekaligus rekan seangkatan Panglima Agus Subiyanto.
Baca SelengkapnyaJokowi menilai Agus punya pengalaman untuk memimpin TNI baik.
Baca SelengkapnyaPrabowo pun merespons perihal Jenderal ini yang merupakan calon panglima TNI.
Baca SelengkapnyaPangkostrad Saleh Mustafa kini berpangkat Letnan Jenderal. Berikut ulasannya.
Baca SelengkapnyaPeluang Jenderal Agus Subiyanto lebih besar untuk menjadi Panglima TNI.
Baca Selengkapnya