Buruh pasir upahnya cuma Rp 20 ribu ini akhirnya bisa naik haji
Merdeka.com - Mata Tarsudin masih terlihat berair habis menangis saat ditemui usai bermunajat di Raudhah, Masjid Nabawi, Madinah. Dari raut wajahnya juga masih terlihat sembab karena baru saja berdoa di Taman Surga tersebut.
Tarsudin adalah jemaah haji asal Banjarnegara, Jawa Tengah. Akhirnya bisa menginjakkan kaki ke Tanah Suci penuh perjuangan panjang meski ia hanya seorang buruh kasar. Ia mendaftar haji sejak 2011 dan berangkat tahun ini.
“Nama saya Tarsudin. Ikut dalam kloter 1 embarkasi Solo yang tiba di Madinah Jumat malam,” kata pria 49 tahun ini mengenalkan dirinya, Minggu (30/01).
-
Kenapa Nakata berangkat haji? “Sangat sedih ya. Harusnya ibu yang berangkat haji tapi sudah dipanggil Allah. Jadi ini amanah untuk menggantikan ibu“
-
Bagaimana Pak Rohmat bisa berangkat haji? Diawali dari niat tersebut, mereka mampu melunasi talangan haji berkat kegigihan dalam menabung.
-
Kenapa Mansa Musa pergi haji? Musa tidak hanya menginginkan kekayaan dan kekuasaan, dia mencari sesuatu yang lebih dari itu. Dia menginginkan pengetahuan,' kata Casely-Hayford.
-
Kenapa Pak Rohmat ingin pergi haji? Menurut Rohmat, butuh niat kuat untuk bisa berangkat haji. Apalagi hal ini terkait melaksanakan perintah Allah untuk menggenapi rukun Islam yang kelima.
-
Kenapa Mahruf ingin berangkat haji? Walau perlahan menyisihkan pendapatan, ia tetap beryakin bisa mewujudkan mimpinya yang sudah lama ia pendam tersebut.'Saya bersyukur sekali bisa masuk daftar haji,' kata dia, sembari menujukkan dokumen pelengkap keberangkatan haji.
-
Kartika Putri berangkat haji untuk apa? Sejumlah seleb Tanah Air berangkat ke Tanah Suci untuk melaksanakan ibadah haji. Diantara para seleb yang berangkat ke Tanah Suci yakni Kartika Putri.
Harapannya untuk berangkat haji tidak pudar, meski dalam kehidupan keluarga pas-pasan. “Sehari hari, pekerjaan saya adalah muat pasir di sungai yang berjarak sekitar 1 km dari rumah,” tuturnya.
Hasil buruh muat pasirnya, dia manfaatkan untuk kebutuhan sehari-hari, meski kadang cukup dan kadang tidak. Menurutnya, dari buruh pasir kadang dia mendapat 60 ribu, tapi kadang juga hanya 20 ribu.
“Pendapatan sehari-hari kadang nyukupin untuk keluarga, kadang juga tidak,” tuturnya.
Tarsudin tidak menyerah. Selain menjadi buruh pasir, Tarsudin juga bertani dari lahan sewa pertahun. Habis subuh dia berangkat ke ladang hingga pukul 08.00 WIB. Setelah itu, sampai zuhur di sungai sebagai buruh muat pasir.
“Kadang habis zuhur saya berangkat lagi ke ladang,” ucapnya.
Ladang sewaannya ditanami cabai, tapi kadang juga singkong. Menurutnya, kalau sedang bagus, dalam setahun bisa 15 kali petik pohon cabai. “Alhamdulillah dari hasil bertani bisa ditabung untuk mendaftar haji. Dari pertanian, bisa melunasi (biaya haji) juga,” ujarnya.
“Alhamdulillah cabai kemarin harganya baik. Dan semua itu juga karena Allah memang menghendaki saya berangkat haji. Alhamdulillah Allah memang benar-benar Welas Asih,” sambungnya haru.
Tarsudin mengaku gembira bisa bermunajat di Raudhah. Matanya berkaca saat ditanya soal harapan yang telah dilangitkan. “Tadi berharap semoga ibadah haji saya diterima Allah. Saya menjadi haji yang mabrur. Semoga saya dan keluarga saya juga khusnul khatimah,” suaranya memberat dan matanya mendadak sembab.
Selamat menunaikan ibadah haji Tarsudin. Semoga mendapat haji mabrur. Amin...
(mdk/has)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menabung sejak 1996, pada tahun 2012 mereka berhasil mendaftar sebagai calon jamaah haji.
Baca SelengkapnyaKisah Supartono, pemulung dan tukang becak asal Ponorogo yang berangkat haji tahun ini.
Baca SelengkapnyaMbah Suhriyeh mengaku tidak mendapatkan banyak uang. Hanya sekitar Rp30-40 ribu perhari saja.
Baca SelengkapnyaMbah Tono sudah 26 tahun menabung untuk berangkat haji
Baca SelengkapnyaMbah Supyah pun bercerita, jika ia menjalani profesi sebagai tukang pijat keliling ini sejak usia 17 tahun.
Baca SelengkapnyaJuru parkir ini membuktikan berangkat haji bisa tak hanya bisa dilakukan oleh orang kaya
Baca SelengkapnyaShohib mengungkapkan rasa syukurnya bisa ke Baitullah karena hidupnya sebagai nelayan serba pas-pasa
Baca SelengkapnyaAwalnya ria yang hanya berprofesi sebagai pencari rumput ternak ini, biaya untuk berhaji ibarat langit dan bumi. Sulit dibayangkan olehnya.
Baca SelengkapnyaPasutri ini bisa berangkat ke Tanah Suci berkat rajin menabung
Baca SelengkapnyaViral penjual bakso bakar di Boyolali akan naik haji tahun ini, begini kisahnya.
Baca SelengkapnyaBerkat kesabarannya selama bertahun-tahun, ia sebentar lagi bisa melihat Ka'bah secara langsung di usianya yang menginjak usia 73 tahun.
Baca SelengkapnyaSetiap hari ia menabung seribu rupiah hingga Rp15 ribu.
Baca Selengkapnya