Buruk rupa pasukan elite TNI dari nyabu sampai nyerbu
Merdeka.com - Satuan elite Komando Pasukan Khusus (Kopassus) kembali tercoreng akibat anggotanya terlibat aksi kekerasan dan narkoba.
Kopassus seharusnya menjadi pasukan elite TNI yang dilatih khusus untuk mengamankan negara. Namun, tak sedikit dari mereka yang tersandung narkoba, pembunuhan, bahkan penculikan.
Diantaranya ada yang telah diproses hukum. Namun ada juga yang tidak diproses, dan kasus itu hilang menguap begitu saja.
-
Siapa yang memimpin Kopassus? Saksikan Video ini: Komandan Jenderal Baru Korps baret Merah
-
Kapan Kopassus dibentuk? Satuan ini didirikan pada tanggal 16 April 1952 dan memiliki peran utama dalam menjaga keamanan dan kedaulatan negara, serta melaksanakan operasi-operasi khusus baik dalam maupun luar negeri.
-
Bagaimana Kopassus dilatih? Para prajurit Kopassus dilatih dengan standar tinggi dalam berbagai bidang seperti pertempuran, penyelamatan sandera, pengintaian, dan tindakan-tindakan khusus lainnya, menjadikan mereka salah satu pasukan elit terbaik di Indonesia.
-
Siapa yang dipromosikan menjadi Komandan Kopassus? Dampingi Sang Suami di Upacara Kenaikan Pangkat Ternyata, Juliana Moechtar ikut mendampingi suaminya dalam upacara kenaikan pangkat menjadi Komandan Kopassus.
-
Siapa Komandan Kopassus ke-13? Agum menjadi Komandan Kopassus ke-13 menggantikan Brigjen Tarub. Dia dilantik oleh Kasad Jenderal Wismoyo Arismunandar tanggal 6 Juli 1993.
-
Siapa anggota KORPRI? Korps Pegawai Republik Indonesia atau Korpri adalah wadah untuk menghimpun seluruh pegawai Republik Indonesia demi meningkatkan perjuangan, pengabdian, dan kesetiaan pada cita-cita perjuangan bangsa.
Merdeka.com merangkum aksi Kopassus dari pasukan nyabu sampai nyerbu.
Nyabu
Polisi menggerebek Hotel Puri Caglak di kawasan Condet, Pasar Rebo, Jakarta Timur, pada Selasa (19/11) dini hari kemarin.? Di kamar hotel 15A, anggota Satuan Narkoba Polres Jakarta Timur, dikagetkan oleh belasan anggota Komando Pasukan Khusus (Kopassus) tengah asyik berpesta sabu.Saat satuan narkoba Polres Jakarta Timur menggerebek, sejumlah anggota Kopassus langsung melawan. Seorang anggota Korps Baret Merah merampas senjata api polisi, lalu menghajarnya hingga terluka di bagian kepala."Ketika pintu kamar diketuk dan dibuka oleh tersangka, lalu anggota masuk. Ternyata tersangka langsung menodongkan senpi kepada anggota Satuan Narkoba sambil berteriak-teriak memanggil teman-temannya," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Rikwanto , Selasa (19/11).Atas hal itu, Mabes TNI AD turun tangan dan berjanji akan mengecek kasus ini. Kepala Dinas Penerangan TNI AD Brigjen Rukman Ahmad mengaku masih mendalami kasus narkoba ini.
Kasus Agus Isrok
Pada tahun 1999, publik dikejutkan dengan penangkapan Letda Inf. Agus Isrok, Wakil Komandan Unit Khusus Detasemen 441 Grup IV/Sandi Yudha Kopassus oleh polisi. Agus tertangkap basah berpesta shabu dan ganja bersama temannya di Hotel Travel di kawasan Manggabesar, Jakarta.Agus merupakan putra sulung Kepala Staf Angkatan Darat, Jenderal TNI Subagyo H.S., orang penting di korps TNI. Selain pemakai. Agus juga mengedar barang haram tersebut. Hal itu terbukti saat polisi menggeledah kamarnya dan menemukan koper besar hitam yang berisi narkoba.Saat ditangkap, Agus tidak melakukan perlawanan. Namun, dia tidak mengaku sebagai anggota Kopassus. Bahkan, Agus sempat mengaku nama samaran Deky kepada polisi.
Kasus Cebongan
Sebanyak 12 anggota Kopassus Grup 2 Kandang Menjangan, Kartusuro, Sukoharjo, Jawa Tengah melakukan penyerangan Lapas Cebongan, Sleman. Mereka menembak 4 narapidana narkoba hingga tewas.Pelaku utama penembakan yakni Serda Ucok Tigor Simbolon. Serda Ucok yang melakukan eksekusi terhadap keempat penganiaya Serka Herus Santoso hingga tewas.Ucok balas dendam terhadap keempat tahanan itu yang menganiaya Serka Heru hingga tewas. Anggota Kopassus lainnya, mengamankan kondisi lapas saat Serda Ucok melakukan aksinya.Tindakan Serda Ucok itu merupakan balas dendam. Kini Serda Ucok telah dijatuhi hukuman selama 11 tahun.
Kasus penculikan
Penculikan aktivis yang pro-reformasi terjadi pada tahun 1997-1998. Dalang dari operasi penculikan itu disebut dari tim mawar, kesatuan Komando Pasukan Khusus Grup IV, Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat. Komnas HAM mencatat ada 23 orang yang dilaporkan hilang. 9 orang berhasil ditemukan dan 13 lainnya hilang hingga saat ini.Prabowo yang menjadi Jenderal TNI saat itu juga dituding sebagai dalang dari penculikan ini. Prabowo sendiri mengakui memerintahkan Tim Mawar untuk melakukan penculikan kepada sejumlah aktivis.Meski demikian, Prabowo belum diadili atas kasus tersebut. Padahal, sebagian anggota Tim Mawar sudah dijebloskan ke penjara.
Baca juga:Penggerebekan Kopassus nyabu di Hotel Caglak bak film actionIni Hotel Caglak, lokasi pesta narkoba anggota KopassusCaleg DPD mengaku ajak anak pesta sabu buat senang-senangKisah Ica, siswi SMA nyabu tanpa pernah ditegur ayahJanda beranak lima jual dan simpan putau di balik bra (mdk/bal)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Merangkum sejumlah tindak tak terpuji oknum TNI yang terjadi sejak Bulan Agustus hingga kini
Baca SelengkapnyaDewasa ini kerap terjadi 'kenakalan' yang dilakukan Prajurit TNI. Bahkan, ada yang sampai menghilangkan nyawa hingga berujung bui.
Baca SelengkapnyaProfil satuan elite TNI AD Batalyon Infanteri (Yonif) Raider 300/Braja Wijaya yang sedang jadi sorotan.
Baca SelengkapnyaKasad melalui Pangdam IV/Diponegoro, menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat Boyolali atas kejadian ini.
Baca SelengkapnyaAksi penganiayaan prajurit TNI terhadap sejumlah orang relawan Ganjar-Mahfud MD di Jalan Perintis Kemerdekaan, Boyolali, Jawa Tengah berbuntut panjang.
Baca SelengkapnyaBayu mengatakan informasi 3 KKB yang tertembak diperoleh dari informan dalam kelompok Yoswa Maisani.
Baca SelengkapnyaPanglima TNI Jenderal Agus Subianto berang dengan aksi Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang terus menyebar teror di wilayah Papua.
Baca SelengkapnyaKoalisi menilai tindakan penculikan dan penyiksaan sampai hilangnya nyawa warga sipil ini telah mencoreng nama baik TNI.
Baca SelengkapnyaPDIP Boyolali mengecam keras tindakan kekerasan yang dilakukan terhadap relawan Ganjar Pranowo-Mahfud Md
Baca SelengkapnyaPanglima TNI Jenderal Agus Subiyanto mengaku merasakan duka mendalam atas gugurnya prajurit-prajurit terbaik bangsa tersebut.
Baca SelengkapnyaGumilar menyadari TNI tidak sempurna. Bahkan tidak juga diibaratkan seperti superman.
Baca SelengkapnyaPihaknya mengakui kesalahan usai viral video penganiayaan tersebut.
Baca Selengkapnya