Busyro sebut aksi 2 Desember tak jelas, beda dengan 4 November
Merdeka.com - Ormas Muhammadiyah memiliki sikap berbeda dalam menghadapi aksi massa yang bakal digelar 25 November dan 2 Desember mendatang. Aksi itu dinilai semakin tidak jelas, sehingga warga Muhammadiyah tidak lagi perlu mendukung ikut turun jalan.
"Agendanya kan nggak jelas. Sesuatu yang tidak jelas, kenapa diikuti," tegas Busyro Muqoddas, Ketua Pengurus Pusat Muhammadiyah di Omah Munir, Kota Batu, Selasa (22/11).
Kata Busyro, aksi 25 November dan 2 Desember berbeda dengan aksi 4 November lalu. Karena itu, Muhammadiyah pun berbeda dalam mengambil sikap.
-
Apa sikap Muhammadiyah terkait pilpres? Sebagai salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia, Muhammadiyah menyampaikan sikap politik terkait Pilpres 2024 besok.
-
Bagaimana Muhammadiyah mengelola tahun politik? Terkait dengan tahun politik, ia menawsirkan Al-Qur'an surah Al-Hasyr ayat 18. Menurutnya, tahun politik itu penting karena kalau umat Islam lari dari politik akan dilindas oleh mereka yang memegang kekuasaan politik dan orang-orangnya tidak memiliki tanggung jawab kecerdasan, kepandaian, serta kejujuran.
-
Kenapa NU dan Muhammadiyah punya pandangan berbeda? Perbedaan orientasi keagamaan NU dan Muhammadiyah bisa dilacak berdasarkan proses polarisasi pemikiran dan pengalaman pendidikan dua tokoh utama pendiri organisasi tersebut, yaitu KH. Ahmad Dahlan dan KH. Hasyim Asy‟ari. Keduanya merupakan representasi ulama nusantara yang hidup pada abad ke 19 dan ke 20.
-
Apa yang diminta oleh massa demo? Dalam aksinya, mereka mendesak DPR dan pemerintah untuk segera mengesahkan Revisi UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa.
-
Mengapa demo buruh dilakukan? Elemen buruh melakukan rasa di daerah Bekasi, Jawa Barat dan sekitarnya.
-
Siapa yang ikut demo? Pada Minggu (17/3), warga di sepanjang Jalan Godean, tepatnya di Desa Sumberarum, Kecamatan Moyudan, Sleman, bersama satuan Jaga Warga mengadakan arak-arakan dengan membawa banner.
"Kalau kemarin kan jelas, itu pun Muhammadiyah tidak resmi, bahkan melarang warganya membawa atribut," tegasnya.
Aksi pertama dan kedua menuntut penanganan kasus penistaan agama yang diduga dilakukan oleh Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Pasca aksi tersebut penegak hukum telah menetapkan Ahok sebagai tersangka. Saat sekarang proses hukumnya sedang berjalan.
Namun demikian, Busyro mengaku tidak dapat melarang warga Muhammadiyah yang tetap datang dalam aksi tersebut. Keputusan yang menyangkut sikap pribadi diserahkan kepada masing-masing.
"Soal warganya ada yang ikut itu tidak bisa dilarang. Sama saja, NU juga ada yang ikut. Tapi agendanya (yang lalu) kan jelas," terang dia.
Busyro juga mengungkapkan, sebatas mendengar adanya isu-isu menyangkut upaya menjatuhkan pemerintahan yang sah. Pihaknya menilai keluar rel dan melenceng, jika aksi tersebut berupaya menjatuhkan pemerintahan Joko Widodo.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Masduki menilai lebih banyak mudharat yang akan didapat Muhammadiyah
Baca SelengkapnyaMustofa mengatakan, kegiatan yang dilakukan oleh Aliansi Santri Gus Dur menggugat, tidak sesuai dengan sikap Nahdliyin.
Baca SelengkapnyaTempat unjuk rasa dari lokasi Muktamar PKB sekitar 1,5 kilo meter, massa aksi diadang oleh aparat kepolisian dah pecalang
Baca SelengkapnyaPKB di bawah kepemimpinan Ketua Umum Muhaimin Iskandar memiliki prestasi dengan peningkatan kursi dari setiap periode pemilu.
Baca SelengkapnyaMuhammadiyah selalu waspada kalau sampai kekuasaan disalahgunakan
Baca SelengkapnyaMenurut dia, pandangan Muhammadiyah sebagai organisasi terhadap Indonesia masih sama yaitu netral dan independen dari kekuatan politik.
Baca SelengkapnyaSeperti diketahui, sejumlah massa menggelar aksi unjuk rasa di depan Lapangan Lagoon di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, pada Sabtu (24/8) sore.
Baca SelengkapnyaAktivis, mahasiswa, hingga publik figure melakukan aksi unjuk rasa menolak pengesahan Revisi UU Pilkada di Gedung DPR-MPR Jakarta, Kamis (22/8).
Baca SelengkapnyaDiketahui, sejumlah bus yang mengangkut massa menggelar demo di sekitaran lokasi Muktamar ke-VI PKB, di Nusa Dua, Bali
Baca SelengkapnyaMuhammadiyah tak terlibat timses mana pun di Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaAksi ini diikuti oleh lebih kurang 2.000 orang yang terdiri dari mahasiswa hingga elemen masyarakat lainnya.
Baca SelengkapnyaPenyesuaian layanan dilakukan untuk rute 1P (Blok M - Senen) karena adanya penutupan jalan di sekitar Patung Kuda.
Baca Selengkapnya