Butuh 18 tahun untuk sembuhkan trauma korban sodomi JIS
Merdeka.com - M alias AK (6) siswa pre-school Jakarta International School (JIS), Cilandak, Jakarta Selatan, hingga kini masih mengalami trauma berat sejak mengalami pelecehan seksual. T (40) Orang tua korban mengaku, untuk menyembuhkan trauma anaknya itu dibutuhkan waktu selama 18 tahun, dengan melalui terapi psikologi oleh Kak Seto Mulyadi.
"Kak Seto memberikan terapi psikologis terhadap anak saya. Perubahan positif lumayan, tapi terapinya bisa sampai dia usia 18 tahun," kata T di Mapolda Metro Jaya, Rabu (30/4).
Dia mengatakan, sebelum menjalani terapi, anaknya itu selalu marah-marah di lingkungan keluarganya. Bahkan bocah enam tahun itu pun berani melampiaskan kemarahannya kepada sang adik. Namun setelah mendapatkan terapi psikolog kini, AK tak mau lagi memukul adiknya.
-
Siapa yang melakukan pelecehan terhadap korban? Kapolres Cimahi AKBP Tri Suhartanto menyampaikan bahwa peristiwa pelecehan seksual dilakukan oleh pelaku hingga korban mengalami kehamilan terjadi di wilayah Kabupaten Bandung Barat.
-
Kenapa pelaku melakukan pelecehan terhadap korban? Lebih lanjut, dia mengungkapkan AR sendiri tinggal sementara di rumah korban dan pelaku mengaku melakukan kekerasan seksual untuk kepuasan pribadi.
-
Apa dampak bullying ke mental korban? Korban bullying sering merasakan stres dan kecemasan yang berkepanjangan karena ketakutan terus-menerus akan pelecehan atau ancaman. Bullying dapat menyebabkan depresi pada korban karena merasa terisolasi, tidak berharga, dan tidak dicintai. Korban bullying sering mengalami penurunan kepercayaan diri dan merasa tidak mampu untuk berinteraksi dengan teman sebaya atau lingkungannya.
-
Apa bentuk pelecehan yang dilakukan pelaku? Dia mengatakan korban sempat takut untuk mengaku hingga akhirnya pihak keluarga membawa korban ke fasilitas kesehatan untuk melakukan pengecekan.'Yang bersangkutan menyampaikan takut. Setelah itu keluarga korban mengecek ke rumah sakit dan ternyata betul korban hamil, dan diakui oleh korban bahwa ia mengalami kekerasan seksual oleh pamannya sendiri,' kata dia, seperti dilansir dari Antara.
-
Kapan pelaku merasakan stres? Ini jelas, karena yang berselingkuh akan menghadapi dua hubungan rumit dengan dua orang yang berbeda.
-
Kapan pelecehan seksual terjadi? 'Korban penyandang disabilitas sudah dewasa, keluarga mengecek korban ke rumah sakit dan ternyata betul hamil,' kata Tri di Cimahi, Selasa (3/9).
"Kalau marah dulu adiknya dipukul, sekarang enggak dia memukul tembok atau pintu. Mainan dibuang, membanting barang. Dia trauma." kata T.
T menambahkan, saat ini korban trauma jika melihat orang dewasa dengan wajah pribumi. Menurut T, anaknya berpikiran bahwa pria asal Indonesia memiliki sifat yang jahat terhadap anak seusianya. Dengan adanya perubahan sikap tersebut dia dan suaminya berpikir akan membawa anaknya tinggal di luar negeri saja.
"Tiap lihat pria dewasa pribumi dia selalu ketakutan. Makanya saya berencana bawa dia ke Eropa atau ke Amerika," ujarnya.
(mdk/ren)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kondisi BA saat ini masih depresi berat dan dirawat di rumah aman Kota Salatiga.
Baca SelengkapnyaKisah gadis berusia 25 tahun alami depresi setelah mendengar guyonan dari teman.
Baca SelengkapnyaKisah wanita depresi karena tertekan di pekerjaan curi perhatian. Wanita ini mengurung diri selama 3 tahun.
Baca SelengkapnyaKisah seorang gadis berusia 22 tahun mengalami depresi disebut karena mengalami tekanan di tempat kerja.
Baca SelengkapnyaSejak ditemukan, korban menjalani pemulihan baik fisik maupun psikologinya.
Baca SelengkapnyaSelama satu tahun terakhir, pemuda 22 tahun itu didapati mengalami depresi hingga nekat memakan paku dan jarum.
Baca SelengkapnyaPelaku punya riwayat ODGJ (Orang Dengan Gangguan Jiwa).
Baca SelengkapnyaBerduka setelah kehilangan orang terdekat merupakan hal yang biasa terjadi. Namun kondisi ini bisa berkomplikasi dan menjadi berat.
Baca SelengkapnyaSelain itu, alasan keluarga sepakat damai karena orangtua pelaku dan pondok pesantren sudah datang ke rumah.
Baca Selengkapnya