Butuh data statistik terorisme, BNPT MoU dengan BPS
Merdeka.com - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) membangun kerja sama dengan Badan Pusat Statistik (BPS) dalam penyediaan serta pemantapan data dan informasi statistik dalam rangka penanggulangan terorisme. Kerja sama kedua lembaga negara itu ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) oleh Kepala BNPT Komjen Pol Suhardi Alius dan Kepala BPS Suhariyanto.
Menurut Komjen Pol Suhardi Alius, langkah BNPT menggandeng BPS itu merupakan upaya nyata lembaganya untuk memperkuat sinergi berdasarkan data statistik secara nasional. Sehingga nantinya kebijakan dan strategi yang dihasilkan bisa secara integratif dan berkelanjutan.
"Dengan demikian program penanggulangan terorisme bisa lebih efektif dan lebih baik," kata mantan Kabareskrim Polri itu dikutip dari Antara, Rabu (28/12).
-
Apa yang dilakukan BNPT untuk tanggulangi terorisme? “Penurunan ini sangat tajam sampai dengan 89 persen lebih, indeks potensi radikalisme dan indeks risiko terorisme juga terus menurun,“ rinci Kepala BNPT.
-
Siapa yang membentuk BPS-KNP? Pembentukan lembaga penyelenggara pemilu sudah dimulai pada 1946 ketika Presiden Soekarno membentuk Badan Pembaharuan Susunan Komite Nasional Pusat (BPS-KNP), dengan disahkannya Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1946 tentang Pembaharuan Susunan Komite Nasional Indonesia Pusat (UU No. 12/1946).
-
Apa tujuan BSI dalam kerja sama ini? Tujuannya, agar sistem ekonomi syariah semakin mendorong kemajuan ekonomi umat, terutama dalam konteks ZISWAF.
-
Apa tugas utama dari BPS? BPS memiliki peran penting dalam menyediakan data statistik yang terpercaya untuk keperluan pembangunan, pemerintahan, dan kepentingan masyarakat umum.
-
Apa tugas utama BPS? Tugas BPS adalah melaksanakan tugas pemerintahan di bidang statistik sesuai peraturan perundang-undangan.
-
Apa tujuan utama dari sinergi antara Kanwil BPN Jatim dengan Pemda? Ini dalam rangka mewujudkan Peta Jawa Timur Lengkap. Pencetusan semangat sinergi melalui Pola Trijuang ini sudah dicanangkan sejak 25 September 2020,“
Suhardi mengungkapkan, selama ini beberapa program penanggulangan terorisme ada yang belum fokus, terutama yang menyangkut data dan statistik. Dia berharap sinergi dengan BPS ini menjadi solusi untuk menyusun langkah baru bersama 25 kementerian dan lembaga.
Menurutnya, BNPT tidak mungkin menanggulangi terorisme tanpa keterlibatan pihak-pihak terkait, apalagi penanggulangan terorisme itu harus dilakukan dari hulu sampai hilir.
"Selama ini 'hard approach' belum menyentuh hulu masalah sehingga kita juga harus fokus menyentuh dari hulu sampai hilir agar bisa mereduksi akar masalah terorisme," tuturnya.
Dia mengatakan data dan informasi statistik diperlukan untuk mengukur indeks terorisme di Indonesia sehingga langkah yang diambil bisa fokus, sistematis, dan bisa dipertanggungjawabkan.
"Data dan informasi harus dikelola sehingga bisa ditindaklanjuti di lapangan dengan mudah," ucap Suhardi.
Sementara itu Kepala BPS Suhariyanto mengaku awalnya sempat ragu saat menerima 'pinangan' BNPT, terutama bagaimana data-data BPS bisa digunakan dan berkontribusi dalam penanggulangan terorisme di Indonesia.
Namun, setelah membaca dari kejadian teror bom di Jalan MH Thamrin Jakarta sampai terakhir penggagalan rencana teror di Bekasi, Tangerang, dan Purwakarta, dia sadar bahwa apa yang diberitakan di media itu hanya bagian hilir saja, sementara bagian hulu dalam terorisme itu sangat kompleks.
Dia mempersilakan BNPT memanfaatkan data BPS. Dia berharap data BPS sekecil apa pun bisa memberikan kontribusi pada penanggulangan terorisme di Indonesia.
"Dari MoU ini kita akan susun indeks risiko terorisme sehingga suatu saat nanti indeks ini bisa sampai level kabupaten dan kota sehingga bisa jadi dasar 'monitoring' yang komprehensif," imbuh Suhariyanto. (mdk/dan)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hal tersebut disampaikan Rycko usai mengikuti peringatan tragedi kemanusiaan Bom Bali di Ground Zero atau Tugu Peringatan Bom Bali.
Baca SelengkapnyaPengertian lembaga BPS beserta tugas, fungsi, dan wewenangnya.
Baca SelengkapnyaKepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) RI Rycko Amelza Dahniel mengungkapkan Global Terrorism Index semakin baik.
Baca SelengkapnyaPerlunya pemanfaatan artificial intelligence (AI) untuk menyebarkan pesan toleransi dan moderasi beragama.
Baca SelengkapnyaMenuju Indonesia emas tidak hanya bersumber dari data BPS.
Baca SelengkapnyaPerjanjian ini merupakan perpanjangan pertama dari MoU empat tahun lalu
Baca SelengkapnyaPemerintah tengah membangun Pusat Data Nasional (PDN) demi integrasi data di Indonesia.
Baca SelengkapnyaBertugas menghimpun data statistik Indonesia, cari tahu sejarah BPS yuk!
Baca SelengkapnyaBadan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menyebut aksi teror di Indonesia terus menurun sejak tahun 2018.
Baca SelengkapnyaMemperkaya data menjadi tujuan utama dari kerja sama ini.
Baca SelengkapnyaUpaya itu diperlukan untuk mengoptimalkan realisasi program yang telah dibuat.
Baca SelengkapnyaPemkot Madiun disarankan memiliki penguatan pencegahan paham radikal dan terorisme demi keamanan kota tersebut
Baca Selengkapnya